Satgas Madago Raya dan Tokoh Agama di Poso Tangkal Radikalisme
Satgas Madago Raya di Sulawesi Tengah berkolaborasi dengan tokoh agama Kristen untuk mencegah penyebaran paham radikalisme dan intoleransi di Kabupaten Poso melalui peningkatan kapasitas pendeta.

Poso, Sulawesi Tengah, 14 Februari 2024 – Dalam upaya menciptakan perdamaian dan mencegah penyebaran paham radikalisme, Satuan Tugas (Satgas) Operasi Madago Raya Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tengah (Sulteng) menjalin kerjasama erat dengan para tokoh agama Kristen di Kabupaten Poso. Kerjasama ini difokuskan pada peningkatan kapasitas para pendeta dalam menangkal paham radikal dan intoleransi yang mengancam kerukunan umat beragama.
Peran Pendeta sebagai Benteng Radikalisme
Kasatgas II Preemtif Satgas Operasi Madago Raya Polda Sulteng, AKBP Moh. Taufik, menekankan pentingnya peran para pendeta dalam menjaga kerukunan umat beragama. Beliau menyatakan bahwa para pendeta merupakan ujung tombak dalam melawan paham radikalisme dan intoleransi di Poso. "Pendeta menjadi pusat perdamaian yang dapat mengimplementasikan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari serta berperan aktif dalam pencegahan radikalisme dan intoleransi di Sulawesi Tengah," ujar AKBP Moh. Taufik dalam sebuah kegiatan peningkatan kemampuan pendeta.
Kegiatan peningkatan kapasitas ini merupakan bagian dari upaya Satgas Operasi Madago Raya dalam mendukung pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas). Sasarannya adalah mencegah penyebaran paham radikalisme dan intoleransi di Sulawesi Tengah, khususnya di Kabupaten Poso yang memiliki keragaman budaya dan agama.
Pendekatan Komprehensif untuk Pencegahan Radikalisme
Kegiatan yang melibatkan berbagai pihak ini tidak hanya melibatkan anggota Satgas II Preemtif Operasi Madago Raya dan dai kamtibmas Polri, tetapi juga para pendeta dan tokoh agama Kristen dari seluruh wilayah Kabupaten Poso. Dengan pendekatan komprehensif ini, diharapkan pencegahan radikalisme dapat dilakukan secara efektif dan berkelanjutan.
Sebagai narasumber, kegiatan ini menghadirkan Wakil Ketua Majelis Gereja Pantekosta (GPdI) Provinsi Sulteng, Pdt. Sem Kolma Lassa, dan Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulteng, Prof. Zainal Abidin. Keduanya memberikan materi terkait peran pendeta dalam menangkal paham radikal dan pentingnya moderasi beragama sebagai perekat dan pemersatu bangsa.
Apresiasi dan Harapan untuk Masa Depan
Pdt. Sem Kolma Lassa menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan peningkatan kemampuan pendeta yang diinisiasi oleh Satgas Madago Raya. Beliau menekankan peran vital pendeta dalam memerangi radikalisme di tengah umat Kristiani. "Kegiatan ini untuk mengedukasi para pemimpin Kristiani di Kabupaten Poso, sehingga tercipta suasana toleransi dari keberagaman suku ras yang berbeda-beda," jelasnya. Ia berharap kegiatan ini dapat memperkuat kontribusi pendeta dalam menciptakan suasana aman dan kondusif di Kabupaten Poso.
Dengan kolaborasi antara Satgas Madago Raya dan tokoh agama, diharapkan upaya pencegahan radikalisme dan intoleransi di Kabupaten Poso akan semakin efektif. Pendekatan yang melibatkan para pemimpin agama ini menunjukkan komitmen bersama untuk menjaga kerukunan dan perdamaian di tengah masyarakat yang majemuk.
Kegiatan ini juga menekankan pentingnya peran aktif masyarakat dalam menjaga keamanan dan ketertiban. Partisipasi aktif dari berbagai elemen masyarakat, termasuk para pemimpin agama, sangat krusial dalam menciptakan lingkungan yang aman dan damai bagi semua warga.
Ke depannya, diharapkan kerjasama seperti ini dapat terus ditingkatkan dan diperluas ke wilayah lain di Sulawesi Tengah untuk mencegah penyebaran paham radikalisme dan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Kesimpulan
Kerjasama antara Satgas Madago Raya dan tokoh agama Kristen di Poso menunjukan sebuah strategi efektif dalam menanggulangi penyebaran paham radikalisme. Dengan memberdayakan para pemimpin agama, diharapkan upaya menciptakan kerukunan dan perdamaian di tengah masyarakat akan semakin kuat dan berkelanjutan.