Sejarah Baru Kesehatan Indonesia: Dokter Asing Pertama Berpraktik di Bali International Hospital
Bali International Hospital (BIH) di Sanur mencetak sejarah dengan melibatkan empat dokter spesialis kanker asal Singapura sebagai dokter asing pertama yang praktik di Indonesia, menandai kemajuan signifikan dalam sektor kesehatan nasional.

Rumah Sakit BUMN Bali International Hospital (BIH) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan Sanur, Denpasar, telah menciptakan sejarah baru dalam dunia kesehatan Indonesia. Untuk pertama kalinya, empat dokter spesialis kanker asal Singapura mulai praktik di Indonesia, menandai tonggak penting bagi kemajuan layanan kesehatan nasional. Kehadiran mereka di BIH merupakan hasil dari Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan yang memungkinkan praktik dokter asing di Indonesia.
Direktur Utama PT Pertamedika Bali Hospital, Dewi Fankhuningdyah Fitriana, menyatakan bahwa beroperasinya BIH menjadi titik temu antara standar global, talenta Indonesia, dan keramahtamahan Bali. Ia menekankan bahwa kehadiran dokter asing ini merupakan sebuah pencapaian bersejarah bagi Indonesia. Rumah sakit ini direncanakan beroperasi penuh pada Juni 2025, menawarkan layanan kesehatan kelas dunia kepada pasien domestik dan internasional.
Keempat dokter spesialis onkologi dari Singapura yang bergabung dengan BIH adalah dr. Robert Lim, dr. Francis Chin Kuok Choon, dr. Patricia Kho Sunn Sunn, dan dr. Tan Yew Oo. Mereka telah mengantongi izin praktik di Indonesia dan akan mulai melayani pasien pada Mei 2025. Mereka merupakan bagian dari mitra BIH, sebuah penyedia layanan kanker terintegrasi di dunia yang berbasis di Brisbane, Australia.
Layanan Unggulan dan Kolaborasi Internasional
Selain empat dokter spesialis onkologi asal Singapura, BIH juga didukung oleh dokter spesialis Indonesia dan diaspora Indonesia yang kembali berkontribusi di tanah air. Salah satu contohnya adalah dr. Rio Marnoto, seorang dokter bedah vaskular yang telah menghabiskan 24 tahun untuk belajar dan berkarier di Munich, Jerman. Kolaborasi ini menunjukkan komitmen BIH untuk menghadirkan layanan kesehatan berkualitas tinggi dengan menggabungkan keahlian internasional dan keahlian lokal.
BIH saat ini telah mulai beroperasi secara bertahap dengan layanan unggulan di bidang onkologi, kardiologi, layanan gawat darurat, klinik terpadu, radiologi dan radioterapi, serta pemeriksaan kesehatan menyeluruh (MCU). Dukungan bidang diagnostik juga berasal dari Singapura, Jepang, dan Hong Kong. Layanan spesialisasi lainnya akan dibuka secara bertahap menjelang peresmian resmi rumah sakit pada Juni 2025.
Dengan luas bangunan mencapai 67.000 meter persegi, BIH memiliki kapasitas 255 tempat tidur, delapan ruang operasi, 38 ruang ICU, dan empat laboratorium. Fasilitas yang lengkap dan canggih ini menjadikan BIH sebagai tujuan wisata medis dan rujukan yang terkemuka, baik untuk pasien domestik maupun internasional.
Potensi Ekonomi dan Pariwisata Kesehatan
Pemerintah Indonesia sangat berharap keberadaan BIH dan KEK Kesehatan Sanur dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional. Proyeksi Dewan Nasional KEK menunjukkan bahwa pada tahun 2030, sekitar 4-8 persen penduduk Indonesia (123.000 hingga 240.000 orang) yang sebelumnya berobat ke luar negeri akan beralih ke fasilitas kesehatan di dalam negeri, termasuk BIH. Hal ini diperkirakan akan menghasilkan penghematan devisa hingga Rp86 triliun dan penambahan devisa sebesar Rp19,6 triliun hingga tahun 2045.
Bali International Hospital tidak hanya meningkatkan akses terhadap layanan kesehatan berkualitas tinggi, tetapi juga berpotensi besar untuk meningkatkan sektor pariwisata kesehatan di Indonesia. Dengan menggabungkan keahlian medis internasional dan keramahan khas Bali, BIH siap menjadi rujukan utama bagi pasien dari seluruh dunia. Keberadaan rumah sakit ini diharapkan dapat menarik lebih banyak wisatawan medis dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Kehadiran dokter asing di BIH merupakan langkah maju yang signifikan dalam upaya meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Indonesia. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah dan pihak swasta untuk terus meningkatkan standar pelayanan kesehatan dan menjadikan Indonesia sebagai destinasi wisata medis yang unggul di kawasan Asia Tenggara.