Semeru Erupsi Empat Kali, Tinggi Letusan Capai 700 Meter
Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur mengalami empat kali erupsi pada Sabtu dini hari dengan tinggi letusan hingga 700 meter, menyebabkan peningkatan status waspada dan rekomendasi larangan aktivitas di sekitar gunung.

Gunung Semeru, gunung tertinggi di Pulau Jawa dengan ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl), yang terletak di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur, mengalami empat kali erupsi pada Sabtu dini hari, 3 Maret 2024. Erupsi tersebut menyemburkan kolom abu vulkanik setinggi 400 hingga 700 meter di atas puncak gunung. Kejadian ini telah meningkatkan kewaspadaan dan memaksa pihak berwenang mengeluarkan sejumlah rekomendasi penting bagi masyarakat sekitar.
Erupsi pertama terjadi pukul 01.04 WIB, dengan kolom letusan mencapai 400 meter di atas puncak. Kolom abu berwarna putih hingga kelabu terlihat tebal mengarah ke barat daya. Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Ghufron Alwi, mencatat amplitudo maksimum 22 mm dengan durasi 102 detik dalam seismograf. Erupsi berikutnya terjadi pada pukul 01.26 WIB, 02.29 WIB, dan 04.56 WIB, dengan ketinggian kolom letusan bervariasi antara 500 hingga 700 meter dan arah penyebaran abu yang serupa.
Semua erupsi terekam dengan amplitudo maksimum 22 mm, namun dengan durasi yang sedikit berbeda, berkisar antara 100 hingga 119 detik. Warna abu yang dikeluarkan konsisten, yaitu putih hingga kelabu dengan intensitas tebal. Meskipun intensitas erupsi relatif tinggi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) masih menetapkan status Gunung Semeru pada level Waspada.
Rekomendasi PVMBG Pasca Erupsi Semeru
Menyikapi erupsi Gunung Semeru, PVMBG mengeluarkan beberapa rekomendasi penting untuk keselamatan masyarakat. Masyarakat dilarang melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 8 kilometer dari puncak (pusat erupsi). Ini merupakan zona bahaya utama yang perlu dihindari sepenuhnya.
Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk tidak beraktivitas dalam radius 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan. Wilayah ini berpotensi terdampak perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak. Bahaya ini perlu diwaspadai mengingat potensi aliran lahar yang dapat terjadi secara tiba-tiba.
Sebagai tindakan pencegahan, masyarakat juga dilarang beraktivitas dalam radius 3 kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru. Zona ini berisiko tinggi terhadap bahaya lontaran batu pijar yang dapat menyebabkan cedera serius. Penting bagi masyarakat untuk mematuhi rekomendasi ini untuk menjaga keselamatan.
Potensi Bahaya dan Kesiapsiagaan
Masyarakat di sekitar Gunung Semeru perlu mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak gunung, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat. Sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan juga berpotensi mengalami aliran lahar.
Penting bagi masyarakat untuk selalu mengikuti arahan dan informasi resmi dari pihak berwenang, serta mempersiapkan diri menghadapi potensi bencana. Kewaspadaan dan kesiapsiagaan merupakan kunci untuk meminimalisir risiko kerugian dan korban jiwa. Pemerintah daerah setempat juga perlu memastikan jalur evakuasi tetap terjaga dan masyarakat terinformasi dengan baik.
Status Waspada yang ditetapkan oleh PVMBG menunjukkan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Semeru masih perlu dipantau secara ketat. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang namun waspada, dan selalu mengikuti arahan dari petugas terkait.