Semeru Erupsi! Letusan Capai 900 Meter di Atas Puncak
Gunung Semeru erupsi dengan tinggi letusan mencapai 900 meter di atas puncak pada Minggu malam, menyebabkan PVMBG mengeluarkan rekomendasi penting bagi masyarakat sekitar.

Gunung Semeru, yang terletak di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur, mengalami erupsi pada Minggu malam, 16 Maret 2024, pukul 19.38 WIB. Erupsi tersebut menyemburkan kolom abu vulkanik setinggi 900 meter di atas puncak gunung, atau sekitar 4.576 meter di atas permukaan laut. Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Sigit Rian Alfian, melaporkan kejadian ini melalui laporan tertulis yang diterima di Lumajang. Kolom abu berwarna kelabu dengan intensitas tebal teramati mengarah ke selatan dan barat daya.
Erupsi Gunung Semeru terekam oleh seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 137 detik. Kejadian ini telah mendorong Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk mengeluarkan sejumlah rekomendasi penting guna memastikan keselamatan masyarakat di sekitar gunung berapi tersebut. Rekomendasi ini dikeluarkan sebagai langkah antisipasi atas potensi bahaya yang ditimbulkan oleh erupsi.
Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan waspada terhadap perkembangan aktivitas Gunung Semeru. Informasi resmi dari PVMBG harus selalu menjadi rujukan utama, dan masyarakat diminta untuk tidak menyebarkan atau mempercayai informasi yang belum terverifikasi kebenarannya. Hal ini penting untuk mencegah kepanikan dan memastikan respons yang tepat terhadap situasi yang berkembang.
Rekomendasi PVMBG Pasca Erupsi Gunung Semeru
PVMBG mengeluarkan beberapa rekomendasi penting bagi masyarakat di sekitar Gunung Semeru pasca erupsi. Masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi). Ini merupakan zona bahaya utama yang harus dihindari sepenuhnya.
Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk tidak beraktivitas dalam radius 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan. Area ini berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak. Kewaspadaan ekstra sangat diperlukan di wilayah ini.
Sebagai tindakan pencegahan, masyarakat juga dilarang beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru. Wilayah ini berisiko tinggi terhadap bahaya lontaran batu pijar yang dapat membahayakan keselamatan jiwa. Penting untuk menghormati zona bahaya ini untuk meminimalisir risiko.
Potensi Bahaya dan Imbauan Kepada Masyarakat
Masyarakat perlu mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru. Sungai-sungai yang perlu diwaspadai meliputi Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar di sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan. Pemantauan terhadap aliran sungai-sungai ini sangat penting.
Petugas Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang, Nur Cahyo, mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan senantiasa mengikuti informasi resmi dari PVMBG. Masyarakat juga diminta untuk tidak mudah percaya pada berita yang belum diverifikasi kebenarannya. Informasi yang akurat dan terpercaya sangat krusial dalam menghadapi situasi seperti ini.
Dengan mengikuti rekomendasi dan imbauan dari pihak berwenang, diharapkan masyarakat dapat meminimalisir risiko dan tetap aman selama aktivitas Gunung Semeru masih dalam status waspada. Keselamatan dan kewaspadaan masyarakat menjadi prioritas utama dalam menghadapi potensi bahaya erupsi Gunung Semeru.