Sinergi Cegah Tawuran Pelajar di Bekasi: Peran Orang Tua dan Sekolah Kunci Utama
Pemkab Bekasi tekankan pentingnya sinergi seluruh elemen masyarakat, termasuk orang tua, sekolah, dan aparat penegak hukum, untuk mencegah tawuran pelajar yang semakin marak.

Pemerintah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, gencar mengkampanyekan sinergi seluruh elemen masyarakat untuk mencegah tawuran pelajar yang akhir-akhir ini meresahkan. Aksi tawuran yang melibatkan pelajar di Kabupaten Bekasi telah menjadi perhatian serius, mengingat dampaknya yang berbahaya bagi para pelajar dan lingkungan sekitar. Upaya pencegahan pun melibatkan berbagai pihak, mulai dari pemerintah daerah, aparat keamanan, sekolah, keluarga, hingga tokoh masyarakat.
Kepala UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak Kabupaten Bekasi, Fahrul Fauzi, mengungkapkan keprihatinannya atas maraknya tawuran pelajar. Beliau menekankan bahwa pencegahan tawuran bukan hanya tanggung jawab sekolah, melainkan tanggung jawab bersama seluruh lapisan masyarakat. "Jadi bukan hanya pihak sekolah, melainkan juga pemerintah daerah, aparat keamanan, serta masyarakat, termasuk keluarga dan lingkungan," ujarnya di Cikarang, Minggu lalu.
Berbagai upaya telah dilakukan, termasuk edukasi dan konseling, serta pembentukan satgas antikekerasan di lingkungan satuan pendidikan. Fahrul Fauzi menambahkan bahwa permasalahan ini membutuhkan perhatian khusus dan penanganan yang komprehensif. Kerjasama yang erat antara berbagai pihak dinilai sangat krusial untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan kondusif bagi para pelajar.
Peran Lingkungan dan Tekanan Sosial
Fenomena tawuran pelajar di Kabupaten Bekasi ternyata tidak hanya disebabkan oleh kenakalan remaja semata. Ada faktor lain yang turut berperan, yaitu pengaruh lingkungan dan tekanan sosial. Salah satu faktor yang dominan adalah pengaruh senioritas di sekolah, di mana budaya kekerasan diturunkan secara informal di luar jam sekolah. Tekanan sosial dari kalangan alumni atau senior juga menjadi pemicu terjadinya tawuran.
Selain itu, ada pula motif ingin dikenal di kalangan sebaya yang mendorong para pelajar untuk terlibat dalam tawuran. "Ada motif ingin dikenal juga, sehingga mereka melakukan dan terlibat dalam aksi tawuran ini," ungkap Fahrul Fauzi. Kondisi ekonomi keluarga juga menjadi salah satu faktor yang perlu diperhatikan. Banyak kasus yang ditangani menunjukkan adanya korelasi antara kondisi ekonomi keluarga yang kurang mampu dengan keterlibatan pelajar dalam tawuran.
Sebagai contoh, kasus yang ditangani pada tahun 2023 menunjukkan seorang remaja yang tiga kali tertangkap polisi karena terlibat tawuran berasal dari keluarga tidak mampu. Kondisi rumah yang sempit dan kurangnya ruang pribadi membuat remaja tersebut lebih banyak menghabiskan waktu di luar rumah, sehingga rentan terjerat dalam tawuran. "Karena memang rumahnya kecil, tidak memadai untuk tidur. Akhirnya dia mencari aktivitas di malam hari. Diajak (tawuran), akhirnya ikut," jelas Fahrul Fauzi.
Langkah-langkah Pencegahan dan Pendampingan
UPTD PPA Kabupaten Bekasi aktif melakukan pendampingan terhadap anak-anak yang berhadapan dengan hukum akibat terlibat tawuran. Pendampingan ini dilakukan secara menyeluruh hingga kasusnya tuntas. "Untuk kasus yang masuk ranah anak berhadapan dengan hukum, kami turut melakukan pendampingan," kata Fahrul Fauzi. Polres Metro Bekasi juga turut berperan aktif dalam upaya pencegahan tawuran.
Kapolres Metro Bekasi, Komisaris Besar Pol. Mustofa, menekankan pentingnya sinergi antara kepolisian, kepala sekolah, pemerintah daerah, dan unsur terkait lainnya. Kerjasama yang erat diharapkan mampu menciptakan lingkungan belajar yang aman dan kondusif. "Harapannya, dengan bekerja sama, kita dapat menanggulangi kenakalan remaja dan kejahatan yang melibatkan generasi muda di Kabupaten Bekasi," kata Kapolres.
Orang tua juga memiliki peran penting dalam mencegah tawuran pelajar. Polres Metro Bekasi mengingatkan orang tua untuk lebih memperhatikan aktivitas anak-anak mereka, terutama pada malam hari. Safari sambang kepada orang tua dan tokoh agama juga akan dilakukan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengawasan terhadap anak. "Mari kita pastikan anak-anak kita sudah berada di rumah maksimal pukul 22.00 WIB agar mereka tidak terlibat dalam kejahatan atau tawuran," imbuh Kapolres.
Kesimpulannya, pencegahan tawuran pelajar di Kabupaten Bekasi membutuhkan komitmen dan kerjasama dari seluruh elemen masyarakat. Peran orang tua, sekolah, aparat penegak hukum, dan masyarakat sangat krusial dalam menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif bagi para pelajar, sehingga mereka dapat fokus pada pendidikan dan masa depan mereka.