Sri Mulyani Tekankan Implementasi Kebijakan Fiskal Efektif di ASEAN+3
Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati, menekankan pentingnya implementasi kebijakan fiskal efektif di ASEAN+3 untuk mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di tengah ketidakpastian global.

Menteri Keuangan Indonesia, Sri Mulyani Indrawati, baru-baru ini menekankan pentingnya diskusi mengenai pendekatan implementasi kebijakan fiskal yang efektif dalam ASEAN+3 Finance Ministers’ Fiscal Exchange di Milan, Italia pada Minggu (4 Mei 2024). Pertemuan tersebut dihadiri oleh 10 negara anggota ASEAN, serta Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan. Sri Mulyani menyampaikan pentingnya tidak hanya memahami 'apa' kebijakan fiskal yang ideal, tetapi juga 'bagaimana' cara efektif untuk mengimplementasikannya. Hal ini disampaikan langsung melalui akun Instagram resminya.
Pertemuan tersebut difokuskan pada penguatan kebijakan fiskal sebagai instrumen penting bagi setiap negara untuk mewujudkan aspirasi pembangunannya. Sebuah studi oleh ASEAN+3 Macroeconomic Research Office (AMRO) menemukan bahwa kebijakan fiskal di setiap negara anggota memainkan peran signifikan dalam mendorong pertumbuhan nasional sambil menjaga keberlanjutan fiskal. Namun, penting untuk mempertimbangkan situasi domestik masing-masing negara.
Sri Mulyani juga menegaskan bahwa belajar dari pengalaman negara lain dalam mengatasi tantangan domestik dapat menjadi kunci untuk mencapai stabilitas dan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Forum ini juga menampilkan presentasi mengenai pendekatan Tiongkok terhadap restrukturisasi utang pemerintah daerah dan keberhasilan Vietnam dalam meningkatkan skor PISA melalui pengeluaran pendidikan yang efektif. Di tengah ketidakpastian global yang didorong oleh proteksi tarif perdagangan, Sri Mulyani mencatat bahwa forum ASEAN+3 sedang membuat kemajuan pesat dan berfungsi sebagai model bagi dunia dalam menerapkan praktik kebijakan yang efektif.
Implementasi Kebijakan Fiskal yang Efektif: Sebuah Tantangan Global
Dalam pertemuan tersebut, para menteri keuangan ASEAN+3 membahas berbagai strategi untuk meningkatkan efektivitas kebijakan fiskal. Diskusi difokuskan pada bagaimana setiap negara dapat mengoptimalkan kebijakan fiskal mereka untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan tanpa mengorbankan stabilitas fiskal jangka panjang. Sri Mulyani menekankan pentingnya pendekatan yang komprehensif, yang mempertimbangkan konteks ekonomi domestik masing-masing negara.
Salah satu poin penting yang diangkat adalah pentingnya kolaborasi dan berbagi pengalaman antar negara anggota. Dengan belajar dari keberhasilan dan tantangan yang dihadapi negara lain, setiap negara dapat mengidentifikasi strategi yang paling efektif untuk diterapkan dalam konteks domestik mereka. Hal ini sejalan dengan studi AMRO yang menunjukkan peran signifikan kebijakan fiskal dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.
Presentasi mengenai pengalaman Tiongkok dalam restrukturisasi utang pemerintah daerah dan keberhasilan Vietnam dalam meningkatkan skor PISA melalui investasi di sektor pendidikan memberikan contoh konkret bagaimana kebijakan fiskal yang efektif dapat diterapkan untuk mencapai tujuan pembangunan yang spesifik. Kedua contoh ini menunjukkan bahwa kebijakan fiskal tidak hanya tentang angka-angka, tetapi juga tentang bagaimana sumber daya dialokasikan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Kerjasama ASEAN+3 di Tengah Ketidakpastian Global
Sri Mulyani juga menyampaikan apresiasinya kepada Malaysia dan Tiongkok atas kepemimpinan mereka selama masa yang dinamis ini. Ia berharap kerja sama di bawah ASEAN+3 dapat terus ditingkatkan untuk kesejahteraan semua negara anggota. Pertemuan ini berlangsung di tengah ketidakpastian global yang diakibatkan oleh proteksi tarif perdagangan.
Di sela-sela pertemuan para menteri keuangan ASEAN+3, Sri Mulyani bertemu dengan rekan sejawatnya dari Tiongkok, Lan Fo’an. Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari diskusi sebelumnya di sela-sela Pertemuan Musim Semi IMF-Bank Dunia di Washington, D.C. Dalam pertemuan tersebut, Sri Mulyani menyampaikan kepada Lan Fo’an mengenai negosiasi dan kerja sama yang ditawarkan Indonesia untuk menanggapi dan memahami implementasi kebijakan tarif timbal balik AS.
Secara keseluruhan, pertemuan ASEAN+3 Finance Ministers’ Fiscal Exchange di Milan menekankan pentingnya implementasi kebijakan fiskal yang efektif sebagai kunci untuk mencapai pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di tengah ketidakpastian global. Kerjasama dan berbagi pengalaman antar negara anggota menjadi kunci keberhasilan dalam menghadapi tantangan ini.
Kesimpulannya, pertemuan ini menunjukkan komitmen kuat negara-negara ASEAN+3 untuk bekerja sama dalam menghadapi tantangan ekonomi global dan memastikan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan bagi seluruh rakyatnya.