Implementasi Kebijakan Fiskal ASEAN+3: RI Tekankan Pentingnya Strategi Efektif
Indonesia menekankan pentingnya strategi implementasi kebijakan fiskal, bukan hanya kebijakan itu sendiri, dalam pertemuan ASEAN+3 Finance Ministers and Central Bank Governors' Meeting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati, dalam pertemuan ASEAN+3 Finance Ministers and Central Bank Governors' Meeting di Jakarta pada Senin, 5 Mei 2024, menekankan pentingnya strategi implementasi kebijakan fiskal di negara-negara anggota. Pertemuan tersebut melibatkan 10 negara ASEAN, China, Jepang, dan Korea Selatan. Beliau menyampaikan bahwa pemahaman tentang 'bagaimana' mengimplementasikan kebijakan fiskal secara efektif sama pentingnya dengan memahami 'apa' kebijakan fiskal yang ideal.
Pertemuan ini difokuskan pada penguatan kebijakan fiskal sebagai instrumen penting bagi setiap negara dalam mencapai tujuan pembangunan nasional. Studi dari ASEAN+3 Macroeconomic Research Office (AMRO) menunjukkan peran signifikan kebijakan fiskal dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan menjaga keberlanjutan fiskal di masing-masing negara anggota, meskipun kondisi domestik setiap negara berbeda-beda.
Oleh karena itu, pertukaran pengalaman dan pembelajaran dari keberhasilan maupun tantangan yang dihadapi negara lain menjadi kunci untuk mencapai stabilitas dan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Hal ini ditekankan mengingat perbedaan kondisi domestik di setiap negara anggota ASEAN+3.
Pembelajaran dari Berbagai Negara
Pertemuan ASEAN+3 membahas berbagai strategi dan pendekatan yang diterapkan oleh negara-negara anggota. Salah satu contohnya adalah diskusi mengenai pendekatan China dalam restrukturisasi utang pemerintah daerah. Keberhasilan Vietnam dalam meningkatkan skor PISA melalui belanja pendidikan yang efektif juga menjadi sorotan penting dalam forum tersebut. Diskusi ini menunjukkan komitmen negara-negara anggota untuk saling belajar dan bertukar pengalaman.
Sri Mulyani Indrawati juga menyampaikan apresiasinya kepada Malaysia dan China atas kepemimpinan mereka selama masa penuh dinamika ini. Beliau berharap kerja sama ASEAN+3 dapat terus diperkuat untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh negara anggota. Hal ini menunjukkan pentingnya kolaborasi dan kerja sama regional dalam menghadapi tantangan global.
Forum ASEAN+3 dinilai sebagai contoh bagi dunia dalam penerapan praktik kebijakan yang tepat, terutama di tengah ketidakpastian global akibat proteksi tarif perdagangan. Pertemuan ini menunjukkan komitmen kuat negara-negara anggota dalam menjaga stabilitas ekonomi regional.
Kerja Sama Bilateral Indonesia-China
Sebelum pertemuan ASEAN+3, Sri Mulyani Indrawati juga bertemu dengan Menteri Keuangan China, Lan Fo’an, di Milan, Italia. Pertemuan ini merupakan kelanjutan dari diskusi sebelumnya di Washington DC, AS, saat menghadiri rangkaian acara IMF-World Bank Spring Meetings. Dalam pertemuan tersebut, Sri Mulyani menyampaikan negosiasi dan tawaran kerja sama yang diberikan Indonesia terkait penerapan kebijakan tarif resiprokal AS.
Pertemuan tersebut juga sekaligus memperingati hubungan diplomatik ke-75 tahun antara Indonesia dan China. Hal ini menunjukkan hubungan bilateral yang kuat dan pentingnya kerja sama ekonomi antara kedua negara. Kolaborasi ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi kedua negara dan stabilitas ekonomi global.
Secara keseluruhan, pertemuan ASEAN+3 menekankan pentingnya tidak hanya merumuskan kebijakan fiskal yang ideal, tetapi juga mengimplementasikannya secara efektif. Pembelajaran dari pengalaman negara lain dan kerja sama regional menjadi kunci untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif di kawasan ASEAN+3.