Status Gunung Ibu Diturunkan: Siaga Level III, Radius Bahaya 4 Kilometer
Badan Geologi menurunkan status Gunung Ibu di Halmahera Barat dari Awas (Level IV) menjadi Siaga (Level III) pada 28 Januari 2024, dengan radius bahaya 4 kilometer dari kawah aktif, meskipun kewaspadaan tetap diperlukan di luar zona tersebut.
![Status Gunung Ibu Diturunkan: Siaga Level III, Radius Bahaya 4 Kilometer](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/01/30/120042.726-status-gunung-ibu-diturunkan-siaga-level-iii-radius-bahaya-4-kilometer-1.jpg)
Badan Geologi Kementerian ESDM resmi menurunkan status Gunung Ibu di Halmahera Barat, Maluku Utara. Status gunung api tersebut kini menjadi Siaga (Level III), setelah sebelumnya berada di Level Awas (Level IV). Penurunan status ini diumumkan pada 28 Januari 2024, menyusul penurunan aktivitas vulkanik yang terpantau.
Keputusan penurunan status Gunung Ibu ini berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental. Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, menjelaskan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Ibu menunjukkan tren penurunan. Data dari petugas pos pengamatan di Desa Gam Ici, Halmahera Barat, mencatat penurunan jumlah kegempaan dan tinggi kolom erupsi selama periode 1-27 Januari 2024.
Frekuensi dan intensitas erupsi, termasuk lontaran lava pijar, juga mengalami penurunan signifikan dibandingkan dua pekan sebelumnya (1-14 Januari 2024). Jarak lontaran lava pijar kini lebih pendek, sekitar 500 meter dari bibir kawah. Meskipun demikian, masyarakat di luar radius 4 kilometer dari kawah aktif dan di luar sektoral 5 kilometer tetap harus waspada.
Walaupun aktivitas vulkanik menurun, Badan Geologi tetap mencatat beberapa aktivitas. Asap kawah utama masih teramati berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tipis hingga sedang, mencapai ketinggian 100-600 meter dari puncak. Pengukuran jarak elektronik (EDM) juga menunjukkan tren deflasi.
Suara dentuman dan gemuruh masih terdengar hingga ke pos pengamatan, disertai lontaran lava pijar hingga radius sekitar 1,5 kilometer dari bibir kawah. Aktivitas kegempaan masih terekam, didominasi oleh gempa vulkanik dangkal, gempa letusan, gempa hembusan, dan gempa tektonik jauh.
Data seismik periode 1-27 Januari 2024 menunjukan angka yang cukup signifikan: 1.747 gempa letusan, 87 gempa guguran, 2.976 gempa hembusan, 427 gempa harmonik, 25 gempa tornillo, 11.746 gempa vulkanik dangkal, 665 gempa vulkanik dalam, 88 gempa tektonik lokal, 1 gempa terasa (Skala IV MMI), dan 522 gempa tektonik jauh. Angka-angka ini menunjukkan aktivitas kegempaan yang masih perlu dipantau secara intensif.
Masyarakat diimbau tetap waspada terhadap potensi lahar di sungai-sungai yang berhulu dari puncak Gunung Ibu, terutama saat hujan deras. Material vulkanik yang menumpuk di puncak berpotensi menimbulkan lahar dengan volume yang cukup besar. Hasil survei tahun lalu oleh petugas geologi bersama BNPB memperkirakan sekitar 300-500 ribu meter kubik material vulkanik telah mengendap di sekitar kawah, yang bisa terbawa turun melalui empat aliran sungai yang ada.
Kesimpulannya, meskipun status Gunung Ibu diturunkan menjadi Siaga, kewaspadaan tetap penting. Masyarakat di sekitar Gunung Ibu harus tetap mematuhi arahan pemerintah daerah dan selalu siaga menghadapi potensi bahaya. Pemantauan aktivitas Gunung Ibu akan terus dilakukan oleh Badan Geologi untuk memastikan keamanan dan keselamatan masyarakat.