Gunung Ruang di Sulawesi Utara: Aktivitas Vulkanik Menurun, Status Waspada Tetap Berlaku
Badan Geologi mencatat penurunan aktivitas Gunung Ruang di Sulawesi Utara, meski status waspada masih berlaku pasca-penurunan level siaga pada Mei 2024.

Gunung Ruang, yang terletak di Pulau Ruang, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, kembali menjadi sorotan setelah Badan Geologi Kementerian ESDM mencatat aktivitas vulkaniknya. Pada periode 16-28 Februari 2025, tercatat 16 kali gempa vulkanik dalam. Laporan ini disampaikan Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, di Manado pada Minggu lalu. Kejadian ini menimbulkan pertanyaan mengenai tingkat bahaya dan status gunung berapi tersebut.
Selain gempa vulkanik dalam, periode tersebut juga mencatat aktivitas seismik lainnya. Terdapat 10 kali gempa embusan, tiga kali gempa tektonik lokal, dan 164 kali gempa tektonik jauh. Gempa terasa sebanyak tiga kali dengan skala II MMI, dan satu kali gempa getaran banjir tercatat dengan amplitudo lima milimeter dan durasi 1072 detik. Meskipun aktivitas seismik masih terdeteksi, intensitasnya jauh lebih rendah dibandingkan April dan Mei 2024, di mana gempa vulkanik terjadi 1-3 kali per hari.
Meskipun aktivitas kegempaan menurun, Badan Geologi tetap memantau situasi dengan cermat. Visualisasi asap kawah utama menunjukkan asap putih dengan intensitas tipis hingga tebal, mencapai ketinggian 50-100 meter dari puncak. Jumlah kegempaan pada periode 16-28 Februari 2025 relatif stabil dibandingkan periode sebelumnya, 1-15 Februari 2025. Namun, dibandingkan dengan Juni 2024, tinggi asap menurun dan jumlah gempa embusan lebih sedikit.
Aktivitas Vulkanik dan Potensi Bahaya
Kemunculan gempa vulkanik dalam mengindikasikan adanya suplai atau migrasi magma dari kedalaman ke permukaan. Pada tanggal 20 Februari 2025, tercatat tiga kali gempa embusan dan tiga kali gempa vulkanik dalam. Asap kawah teramati bertekanan lemah, berwarna putih dengan intensitas tipis hingga sedang, dan ketinggian 50-100 meter. Pada tanggal 26 Februari 2025, tercatat 49 kali gempa tektonik jauh dan dua kali gempa terasa dengan skala II MMI. Kejadian ini dikaitkan dengan gempa tektonik di Minahasa Peninsula (Bolaang Mongondow) yang terjadi pada 05.55.45 WIB dengan magnitudo 6 dan kedalaman 10 kilometer, serta gempa susulannya.
Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, menjelaskan potensi bahaya yang masih ada. "Potensi bahaya saat ini berupa erupsi yang menghasilkan lontaran material pijar dan paparan abu vulkanik yang bergantung pada arah dan kecepatan angin serta lahar bila hujan deras turun di sekitar Gunung Ruang," katanya. Pernyataan ini menekankan pentingnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat sekitar.
Meskipun terdapat penurunan aktivitas, penting untuk diingat bahwa potensi bahaya tetap ada. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan mengikuti arahan dari pihak berwenang. Pemantauan dan evaluasi terus dilakukan untuk memastikan keamanan dan keselamatan warga sekitar Gunung Ruang.
Status Gunung Ruang dan Rekomendasi
Sebagai informasi tambahan, tingkat aktivitas Gunung Ruang telah diturunkan dari Level III (Siaga) menjadi Level II (Waspada) sejak 18 Mei 2024, pukul 09.00 Wita. Penurunan level ini menunjukkan penurunan aktivitas vulkanik, namun bukan berarti ancaman telah hilang sepenuhnya. Status Waspada tetap berlaku, menandakan perlunya kewaspadaan dan pemantauan yang berkelanjutan.
Badan Geologi terus memantau perkembangan aktivitas Gunung Ruang. Masyarakat di sekitar Gunung Ruang dan pihak terkait diharapkan untuk tetap mengikuti informasi resmi dari Badan Geologi dan instansi terkait. Kewaspadaan dan kesiapsiagaan tetap menjadi kunci utama dalam menghadapi potensi bahaya erupsi.
Kesimpulannya, meskipun aktivitas Gunung Ruang telah menurun signifikan dibandingkan periode sebelumnya, status waspada tetap diberlakukan. Pemantauan intensif dan kewaspadaan masyarakat sekitar tetap menjadi prioritas utama untuk mengantisipasi potensi bahaya erupsi.