Gunung Awu Waspada: Gempa Vulkanik Dangkal Meningkat, Status Level II Tetap Berlaku
Aktivitas Gunung Awu di Sulawesi Utara meningkat dengan dominasi gempa vulkanik dangkal, namun status gunung api tetap waspada level II.

Gunung Awu di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, kembali menjadi sorotan setelah Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) melaporkan peningkatan aktivitas vulkanik. Laporan yang diterima di Manado pada Kamis, 15 Mei 2025, menyebutkan bahwa kegempaan gunung api tersebut didominasi oleh gempa vulkanik dangkal. Peningkatan ini perlu diwaspadai, meskipun status gunung api masih berada di Level II (Waspada).
Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, menjelaskan bahwa periode pengamatan 1-15 April 2025 mencatat dominasi gempa vulkanik dangkal, mencapai 345 kali kejadian atau rata-rata 23 kejadian per hari. Selain itu, tercatat juga gempa vulkanik dalam (16 kali), gempa tektonik lokal (6 kali), dan gempa tektonik jauh (323 kali). Empat kali gempa frekuensi rendah juga terdeteksi. Meskipun terjadi peningkatan gempa vulkanik dangkal, dari rata-rata 21 kejadian per hari menjadi 23 kejadian per hari, peningkatan ini masih dalam kategori fluktuatif.
Meskipun terjadi peningkatan aktivitas kegempaan, pengamatan visual kawah Gunung Awu sejak awal Juli 2024 tidak menunjukkan perubahan signifikan. Embusan asap kawah masih berfluktuasi antara 10-200 meter, dengan dominan 10 meter di atas kubah lava. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas hembusan asap masih fluktuatif dan belum terjadi peningkatan yang signifikan dan terus-menerus.
Aktivitas Vulkanik Gunung Awu: Analisis Lebih Dalam
Laporan Badan Geologi mencatat peningkatan gempa vulkanik dangkal dan dalam dibandingkan periode sebelumnya. Rentetan gempa vulkanik dalam dan dangkal (Spasmodic Burst) masih terjadi, dengan kejadian terbaru pada 13 April 2025 pukul 14.03-14.09 WITA, yang mencatat 10 gempa vulkanik dangkal. Kejadian ini menunjukkan bahwa proses pelepasan tekanan dan peretakan batuan secara cepat dan tiba-tiba masih aktif terjadi. Gempa frekuensi rendah juga masih terekam.
Energi gempa vulkanik secara keseluruhan menunjukkan nilai fluktuatif berdasarkan nilai perataan amplitudo rekaman gempa RSAM (Real Time Seismic Amplitude Measurement). Grafik RSAM secara umum masih mengalami fluktuasi yang dipengaruhi oleh kondisi cuaca dan kegempaan. Kondisi ini menunjukkan kompleksitas aktivitas vulkanik Gunung Awu yang perlu terus dipantau.
Meskipun terjadi peningkatan aktivitas, Badan Geologi masih menetapkan status Gunung Awu pada Level II (Waspada) hingga tanggal 15 April 2025. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada peningkatan aktivitas, belum ada indikasi peningkatan yang signifikan menuju letusan besar. Namun, kewaspadaan tetap diperlukan dan pemantauan terus dilakukan.
Kesimpulannya, peningkatan aktivitas gempa vulkanik dangkal di Gunung Awu perlu dipantau secara ketat. Meskipun status masih waspada, masyarakat di sekitar Gunung Awu diimbau untuk tetap waspada dan mengikuti arahan dari pihak berwenang. Pemantauan intensif dan evaluasi berkala akan terus dilakukan untuk mengantisipasi perkembangan lebih lanjut.