Gunung Ruang di Sulawesi Utara: Aktivitas Vulkanik Menurun, Status Waspada
Aktivitas Gunung Ruang di Sulawesi Utara telah menurun, meskipun masih dalam status Waspada (Level II) setelah serangkaian gempa vulkanik dan penurunan status dari Siaga (Level III).

Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan telah terjadi 11 kali gempa vulkanik dalam Gunung Ruang, Pulau Ruang, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, antara tanggal 1-15 Februari 2025. Gempa ini terjadi di wilayah Gunung Ruang, yang terletak di Pulau Ruang, Sulawesi Utara. Laporan tersebut dikeluarkan pada Kamis di Manado. Kejadian ini menjadi indikasi adanya aktivitas magma di dalam gunung berapi tersebut.
Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, menjelaskan bahwa gempa vulkanik dalam menunjukkan adanya suplai atau migrasi magma dari kedalaman ke permukaan. Selain gempa vulkanik dalam, tercatat juga 27 gempa embusan, satu gempa vulkanik dangkal, tiga gempa tektonik lokal, dan 81 gempa tektonik jauh. Satu kali gempa terasa dengan skala II MMI, dan satu kali gempa getaran banjir dengan amplitudo 55 milimeter dan durasi 2640 detik juga tercatat.
Meskipun aktivitas vulkanik masih terdeteksi, intensitasnya jauh lebih rendah dibandingkan periode April-Mei 2024, pasca erupsi besar yang terjadi pada 17 dan 30 April 2024. Saat ini, asap kawah masih teramati, dengan warna putih, intensitas tipis hingga sedang, dan ketinggian sekitar 50-100 meter dari puncak. Kondisi ini menunjukkan penurunan aktivitas gunung berapi secara signifikan.
Aktivitas Vulkanik Gunung Ruang: Analisis dan Penurunan Status
Berdasarkan laporan evaluasi, kegempaan vulkanik Gunung Ruang cenderung rendah, didominasi oleh gempa tektonik yang diperkirakan dipengaruhi oleh subduksi Sulawesi Utara dan subduksi ganda di Laut Maluku. Meskipun demikian, asap kawah masih teramati dengan intensitas sedang, tekanan lemah, dan ketinggian berkisar antara 100-400 meter di atas puncak kawah. Kondisi ini menunjukkan bahwa gunung api belum sepenuhnya kembali normal.
Meskipun jumlah gempa vulkanik telah menurun signifikan (sekitar 1-3 per hari), aktivitas Gunung Ruang masih terus dipantau secara ketat. Penurunan jumlah gempa vulkanik menunjukkan adanya penurunan aktivitas magma. Namun, kewaspadaan tetap diperlukan mengingat sejarah erupsi gunung ini.
Data seismik menunjukkan penurunan aktivitas vulkanik yang signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa tekanan di dalam gunung api mulai berkurang. Namun, pemantauan terus dilakukan untuk memastikan keamanan masyarakat sekitar.
Status Waspada dan Rekomendasi
Menimbang data yang ada, tingkat aktivitas Gunung Ruang telah diturunkan dari Level III (Siaga) menjadi Level II (Waspada) pada 18 Mei 2024 pukul 09.00 WITA. Meskipun statusnya telah diturunkan, masyarakat di sekitar Gunung Ruang tetap diimbau untuk waspada dan mengikuti arahan dari pihak berwenang.
Meskipun aktivitas vulkanik Gunung Ruang telah menurun, masyarakat di sekitar tetap harus waspada terhadap potensi bahaya. Pemantauan terus dilakukan untuk mendeteksi perubahan aktivitas gunung api secara dini.
Kesimpulannya, meski aktivitas Gunung Ruang telah menurun dan statusnya diturunkan menjadi Waspada, pengawasan dan kewaspadaan tetap penting untuk memastikan keselamatan masyarakat sekitar. Pemantauan terus berlanjut untuk mengantisipasi potensi perubahan aktivitas vulkanik.
"Pemunculan gempa vulkanik dalam merupakan indikasi adanya suplai magma atau migrasi magma dari kedalaman dalam ke kedalaman dangkal/permukaan," kata Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid AN.