Sulap Sampah Plastik Jadi Atap dan Keranjang: Inovasi Warga Manado
Masyarakat Manado, melalui Manado Micro Recycling Centre (MMRC), sukses mengubah sampah plastik menjadi barang bernilai ekonomis seperti panel atap dan keranjang sampah, memberdayakan warga dan mengurangi limbah.

Masyarakat Kelurahan Sumompo, Kecamatan Tuminting, Kota Manado, Sulawesi Utara, telah berhasil mengubah tumpukan sampah plastik menjadi barang-barang bernilai ekonomis. Inovasi ini diprakarsai oleh Manado Micro Recycling Centre (MMRC), sebuah komunitas yang berfokus pada daur ulang sampah plastik. Proses daur ulang ini tidak hanya mengurangi limbah, tetapi juga menciptakan lapangan kerja bagi warga sekitar, khususnya pemuda dan ibu rumah tangga.
Berawal dari keprihatinan melihat sampah plastik yang menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sumompo, MMRC, dibina oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Manengkel Solidaritas, mulai beroperasi pada Desember 2024. Dengan dukungan Waste Free 23 dari Amerika Serikat, MMRC mampu mengubah sampah plastik seperti tas kresek dan kantong plastik menjadi produk-produk bermanfaat.
Salah satu pemuda yang diberdayakan MMRC, Geofani, seorang lulusan SMA, aktif memilah dan mengolah sampah plastik tersebut. Proses pengolahannya melibatkan mesin pencacah dan pres plastik, menghasilkan panel atap dan keranjang sampah yang telah didistribusikan kepada masyarakat yang membutuhkan, seperti warga di Kapitu, Minahasa Selatan (panel atap) dan kios-kios di sekitar pondok (keranjang sampah).
Proses Daur Ulang Sampah Plastik
Proses pembuatan panel atap membutuhkan sekitar 1,5 kilogram sampah plastik per panel (ukuran 1 meter x 60 cm). Sampah plastik disortir, beberapa langsung dipres, sementara yang lain dicacah terlebih dahulu. Proses pres melibatkan penumpukan 15 lapisan plastik dan pemanasan, menghasilkan panel dengan bentuk gelombang atau rata.
Pembuatan keranjang sampah menggunakan dua panel dan membutuhkan sekitar 3 kilogram sampah plastik. Panel dipotong dan dipanaskan kembali untuk membentuk keranjang dengan berbagai ukuran dan bentuk. MMRC terus berinovasi untuk menciptakan produk-produk daur ulang lainnya.
Selain memberdayakan warga sekitar, MMRC juga bekerja sama dengan ibu-ibu pengepul sampah di TPA Sumompo. Sampah plastik dibeli dengan harga bervariasi, Rp2.000 per kilogram untuk sampah biasa dan Rp3.000 per kilogram untuk sampah yang sudah bersih.
Dukungan Pemerintah dan Dampak Positif
Inisiatif MMRC mendapat apresiasi dari pemerintah setempat. Camat Tuminting, Hence Patimbano, menyatakan kebanggaannya terhadap upaya pelestarian lingkungan yang dilakukan MMRC. Pemerintah Kota Manado, melalui Kepala Bidang Pengolahan Sampah dan Limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup, Lieke Kembuan, juga memberikan dukungan penuh.
Program MMRC sejalan dengan Gerakan Bersih Seluruh Indonesia. Pemerintah berencana membangun bank sampah di setiap RT/RW untuk mendukung program daur ulang ini. Dengan adanya MMRC, sampah plastik yang sebelumnya dianggap tidak bernilai, kini dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat dan mengurangi beban TPA.
Data menunjukkan Kota Manado menghasilkan sekitar 291 ton sampah per hari, dengan sampah organik mendominasi. Program MMRC membantu mengurangi sampah plastik dan memberikan nilai tambah pada sampah yang sebelumnya terbuang sia-sia. Keberhasilan MMRC diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam mengelola sampah plastik dan memberdayakan masyarakat.
Ketua Umum LSM Manengkel Solidaritas, Sella Runtolalo, menekankan bahwa inisiatif ini berawal dari keprihatinan terhadap sampah yang menumpuk di TPA dan kemiskinan masyarakat sekitar. Dengan mengubah sampah menjadi sumber ekonomi, MMRC memberikan solusi lingkungan dan sosial yang terintegrasi. Namun, MMRC masih membutuhkan dukungan untuk meningkatkan kapasitas produksi dengan menambah mesin pres guna memenuhi permintaan yang terus meningkat.