Surplus Padi Tulungagung Menurun, Stok Beras Tetap Aman?
Tren surplus padi di Tulungagung menurun dalam lima tahun terakhir, namun Pemkab Tulungagung memastikan stok beras masih aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Tulungagung, Jawa Timur, 8 April 2025 - Pemerintah Kabupaten Tulungagung memastikan stok beras di daerah tersebut aman meskipun tren surplus padi mengalami penurunan dalam lima tahun terakhir. Hal ini disampaikan langsung oleh Bupati Tulungagung, Gatut Sunu Wibowo, saat menghadiri panen raya serentak di Desa Sanan, Kecamatan Pakel, Senin lalu. Pernyataan ini muncul sebagai respon terhadap data produksi padi yang menunjukkan tren penurunan surplus, menimbulkan pertanyaan tentang ketahanan pangan di Tulungagung.
Dalam panen raya tersebut, terlihat hasil panen yang cukup baik, mencapai 10,8 ton gabah per hektare. Namun, angka ini tidak cukup untuk menutupi penurunan surplus beras secara keseluruhan. Bupati Gatut menegaskan komitmen pemerintah daerah untuk menjaga ketahanan pangan, sejalan dengan instruksi Presiden Prabowo Subianto yang melarang alih fungsi lahan pertanian. "Meski surplus beras menurun," ujar Gatut, "produksi padi di Tulungagung masih aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat."
Data dari Dinas Pertanian Tulungagung menunjukkan penurunan signifikan. Pada 2020, produksi padi mencapai 291.568 ton dengan surplus 203.046 ton. Namun, pada 2023, produksi turun menjadi 285.439 ton dan surplus menyusut drastis menjadi 75.067 ton. Hingga Maret 2025, produksi padi hanya mencapai 58.096 ton dengan surplus sekitar 11.037 ton. Penurunan ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah daerah.
Penurunan Surplus dan Upaya Pemerintah
Penurunan surplus padi di Tulungagung tidak terlepas dari beberapa faktor. Bupati Gatut menunjuk perubahan fungsi lahan sawah sebagai salah satu penyebab utama, terutama lahan yang hanya ditanami sekali setahun. Untuk mengatasi hal ini, Pemkab Tulungagung berencana membangun sumur irigasi di lahan sawah tadah hujan. Saat ini, pendataan lahan sawah kering sedang dilakukan untuk mendukung proyek tersebut.
Selain pembangunan sumur irigasi, Pemkab Tulungagung juga berupaya meningkatkan kualitas pengolahan lahan, memilih benih unggul, memastikan ketersediaan pupuk, dan meningkatkan efisiensi panen. Langkah-langkah ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas padi dan mengembalikan surplus beras ke angka yang lebih tinggi. Kepala Dinas Pertanian Tulungagung, Suyanto, menambahkan bahwa alih fungsi lahan sawah ke sektor lain seperti perikanan, peternakan, bahkan perumahan juga turut berkontribusi terhadap penurunan surplus.
"Banyak petani mengalihkan sawah mereka ke komoditas lain yang dianggap lebih menguntungkan," kata Suyanto. Untuk itu, Pemkab Tulungagung gencar melakukan sosialisasi kepada petani agar tetap mempertahankan tanaman padi di lahan sawah mereka. Sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya menjaga ketahanan pangan dan memberikan dukungan agar petani tetap berfokus pada budidaya padi.
Pemkab Tulungagung juga menyadari pentingnya menjaga ketersediaan beras bagi masyarakat. Dengan kebutuhan konsumsi beras rata-rata 81,23 kilogram per orang per tahun dan jumlah penduduk sebanyak 1.115.633 jiwa, ketersediaan beras menjadi isu strategis yang terus dipantau dan dijaga oleh pemerintah daerah. Berbagai upaya terus dilakukan untuk memastikan ketahanan pangan di Tulungagung tetap terjaga.
Tantangan Ketahanan Pangan Tulungagung
Meskipun stok beras saat ini masih mencukupi, penurunan surplus padi di Tulungagung menjadi tantangan yang harus diatasi. Perubahan iklim, alih fungsi lahan, dan kurangnya minat petani untuk menanam padi merupakan beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan. Pemerintah daerah perlu terus berupaya meningkatkan produktivitas padi dan menjaga agar lahan pertanian tetap produktif. Hal ini penting untuk memastikan ketahanan pangan di Tulungagung tetap terjaga di masa mendatang.
Langkah-langkah yang telah dan akan dilakukan oleh Pemkab Tulungagung, seperti pembangunan sumur irigasi, peningkatan kualitas pengolahan lahan, dan sosialisasi kepada petani, menunjukkan komitmen pemerintah daerah untuk mengatasi permasalahan ini. Namun, keberhasilan upaya ini bergantung pada kerjasama antara pemerintah, petani, dan seluruh stakeholder terkait. Ketahanan pangan merupakan tanggung jawab bersama dan perlu dijaga secara berkelanjutan.
Data produksi padi dan surplus beras yang terus dipantau akan menjadi acuan bagi pemerintah dalam mengambil langkah-langkah strategis selanjutnya. Dengan upaya yang terintegrasi dan berkelanjutan, diharapkan ketahanan pangan di Tulungagung dapat tetap terjaga dan surplus padi dapat kembali meningkat di masa depan. Hal ini penting untuk menjamin kesejahteraan masyarakat Tulungagung.