Tahukah Anda Kandungan Protein Susu Lokal Tinggi? Wamentan Dorong Produksi untuk Program Makan Bergizi Gratis
Wakil Menteri Pertanian mendesak peningkatan produksi susu lokal. Mengapa pasokan domestik krusial bagi program Makan Bergizi Gratis (MBG) jutaan siswa? Temukan alasannya.

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono baru-baru ini mendorong peningkatan signifikan pada sektor peternakan sapi dalam negeri. Dorongan ini bertujuan agar produksi susu yang dihasilkan mampu mencukupi kebutuhan program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Program MBG, yang merupakan inisiatif Presiden Prabowo Subianto, dirancang untuk memastikan anak-anak Indonesia mendapatkan asupan gizi yang memadai. Penambahan susu ke dalam menu MBG menjadi fokus utama, mengingat kandungan protein dan tingkat serapan nutrisinya yang sangat baik bagi pertumbuhan.
Pemerintah menargetkan 82,9 juta siswa di seluruh Indonesia akan menjadi penerima program MBG hingga akhir Desember 2025. Dengan skala program yang masif ini, kebutuhan akan pasokan susu dipastikan akan sangat besar, sehingga produksi susu lokal menjadi prioritas utama.
Pentingnya Susu Lokal untuk Gizi Anak Bangsa
Wamentan Sudaryono menegaskan bahwa susu merupakan salah satu sumber protein hewani dengan kandungan gizi yang sangat baik, khususnya untuk perkembangan tubuh anak-anak. Kebutuhan protein yang cukup sangat krusial selama masa pertumbuhan mereka, dan susu menyediakan nutrisi esensif yang mendukung hal tersebut.
Dengan target penerima program MBG yang mencapai puluhan juta siswa, pasokan susu yang stabil dan berkualitas menjadi sangat penting. Pemerintah berkomitmen untuk memastikan bahwa kebutuhan ini dipenuhi dari produk domestik, bukan melalui impor.
Komitmen ini sejalan dengan visi pemerintah untuk mengurangi ketergantungan pada produk impor dan memperkuat sektor pertanian serta peternakan nasional. Hal ini juga diharapkan dapat menciptakan kemandirian pangan di bidang susu.
Mendorong Swasembada dan Penciptaan Lapangan Kerja
Presiden Prabowo Subianto secara khusus menekankan pentingnya swasembada pangan. Selain ikan dan garam, daging dan susu masih menjadi komoditas yang belum sepenuhnya swasembada di Indonesia, sehingga masih ada kebutuhan impor.
Wamentan Sudaryono menjelaskan bahwa Presiden menginginkan pengurangan impor secara bertahap dan peningkatan produksi dalam negeri. Peningkatan produksi ini berarti bertambahnya fasilitas pabrik dan kemitraan dengan petani lokal, yang pada akhirnya akan menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat.
Instruksi Presiden Prabowo Subianto menetapkan tiga tujuan utama program pemerintah: investasi, penciptaan lapangan kerja, dan pengentasan kemiskinan. Oleh karena itu, semua anggaran dan program difokuskan untuk mencapai ketiga tujuan tersebut.
Investasi dalam industri susu lokal, baik dari investor asing maupun domestik, menjadi bagian integral dari target ini. Ketika sebuah pabrik susu baru didirikan, akan terjadi penciptaan lapangan kerja, baik di pabrik itu sendiri maupun melalui kemitraan yang diharapkan dapat melibatkan lebih banyak mitra lokal.
Dukungan Inovasi dan Energi Terbarukan
Pemerintah pusat memberikan dukungan nyata terhadap pengembangan energi terbarukan di sektor pertanian dan peternakan. Salah satu contohnya adalah apresiasi terhadap peternakan sapi di Kabupaten Blitar yang tidak hanya memproduksi susu dalam jumlah besar, tetapi juga mengelola limbah dengan inovasi.
Peternakan tersebut telah membangun fasilitas pembuatan biogas dengan kapasitas 12.000 meter kubik. Instalasi biogas ini tidak hanya menjadi bukti komitmen sektor swasta terhadap pengelolaan limbah yang ramah lingkungan, tetapi juga berkontribusi nyata dalam mendukung program energi baru terbarukan nasional.
Kegiatan peresmian instalasi biogas ini menunjukkan komitmen dalam mengelola limbah ternak secara berkelanjutan dan ramah lingkungan. Inovasi teknologi biogas ini menjadi contoh bagaimana sektor pertanian dapat berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan dan energi.