Tahukah Anda? Pemkab Bangka Tengah Ajukan KUA-PPAS 2026 dengan Proyeksi Defisit Rp91,2 Miliar
Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah telah mengajukan Rancangan KUA-PPAS 2026 di DPRD, memproyeksikan defisit anggaran yang signifikan. Bagaimana strategi daerah untuk menutupnya demi pembangunan?

Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, secara resmi mengajukan Rancangan Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) Tahun Anggaran 2026. Pengajuan ini dilakukan dalam rapat paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat pada Senin, 21 Juli 2024, di Koba. Langkah ini menjadi krusial dalam menentukan arah pembangunan dan alokasi anggaran daerah untuk dua tahun ke depan.
Wakil Bupati Bangka Tengah, Efrianda, menjelaskan bahwa tema pembangunan yang diusung untuk tahun 2026 adalah peningkatan nilai tambah komoditas serta potensi unggulan daerah, diiringi dengan peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat. Tema ini akan diwujudkan melalui tiga prioritas utama yang mencakup pertumbuhan ekonomi inklusif, pemerataan kesejahteraan sosial, dan peningkatan kualitas pelayanan publik. Fokus ini diharapkan dapat mendorong kemajuan daerah secara menyeluruh.
Dalam dokumen KUA-PPAS Bangka Tengah tersebut, Pemkab Bangka Tengah juga memproyeksikan adanya defisit anggaran yang perlu diantisipasi. Proyeksi pendapatan daerah untuk tahun 2026 mencapai Rp819,9 miliar, sementara belanja daerah dirancang sebesar Rp911,1 miliar. Kondisi ini menghasilkan estimasi defisit anggaran sebesar Rp91,2 miliar, yang menuntut perencanaan strategis untuk penutupannya agar target pembangunan tidak terganggu.
Fokus Pembangunan dan Program Prioritas
Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah telah merumuskan tema pembangunan yang jelas untuk tahun 2026, yaitu peningkatan nilai tambah komoditas atau potensi unggulan daerah serta kesejahteraan sosial. Tema ini didukung oleh tiga prioritas utama yang menjadi landasan kebijakan. Prioritas tersebut meliputi pencapaian pertumbuhan ekonomi yang inklusif, pemerataan kesejahteraan sosial di seluruh lapisan masyarakat, dan peningkatan kualitas pelayanan publik bagi warga.
Untuk mendukung arah pembangunan ini, Pemkab Bangka Tengah telah menyiapkan sepuluh program prioritas. Program-program ini dirancang untuk menyentuh berbagai sektor vital. Beberapa di antaranya adalah penguatan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), pengembangan sektor perikanan dan pertanian, serta peningkatan layanan pendidikan dan kesehatan. Selain itu, pembangunan infrastruktur dasar juga menjadi fokus penting dalam upaya mendukung aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat.
Inisiatif ini menunjukkan komitmen Pemkab Bangka Tengah dalam menciptakan ekosistem yang kondusif bagi pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kualitas hidup. Dengan adanya program-program yang terarah, diharapkan Bangka Tengah dapat mencapai target pembangunan yang telah ditetapkan dan memberikan dampak positif yang signifikan bagi seluruh masyarakat.
Target Makro Ekonomi dan Proyeksi Anggaran
Pemkab Bangka Tengah telah menetapkan sejumlah target makro ekonomi yang ambisius untuk tahun 2026. Pertumbuhan ekonomi diproyeksikan berada pada kisaran 3,7 hingga 3,84 persen, menunjukkan optimisme terhadap pemulihan dan peningkatan aktivitas ekonomi daerah. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita diperkirakan akan mencapai Rp59,31 juta hingga Rp61,02 juta, mengindikasikan peningkatan kesejahteraan individu.
Selain itu, angka kemiskinan ditargetkan menurun hingga 5,12 persen, mencerminkan upaya serius dalam pengentasan kemiskinan. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) juga ditargetkan mencapai 73,69, menunjukkan peningkatan kualitas hidup melalui pendidikan, kesehatan, dan standar hidup layak. Target-target ini menjadi tolok ukur keberhasilan pembangunan di Bangka Tengah.
Dalam aspek keuangan, pendapatan daerah pada tahun 2026 diproyeksikan sebesar Rp819,9 miliar. Angka ini menunjukkan penurunan sekitar 13,06 persen dibandingkan dengan proyeksi tahun sebelumnya. Sementara itu, belanja daerah dirancang sebesar Rp911,1 miliar. Perbedaan antara pendapatan dan belanja ini menghasilkan proyeksi defisit anggaran sebesar Rp91,2 miliar, yang perlu diatasi dengan strategi keuangan yang matang.
Strategi Penutupan Defisit dan Harapan DPRD
Menanggapi proyeksi defisit anggaran sebesar Rp91,2 miliar, Wakil Bupati Bangka Tengah, Efrianda, menyatakan bahwa pemerintah daerah telah merencanakan langkah-langkah antisipatif. Strategi penutupan defisit ini akan difokuskan pada peningkatan pendapatan daerah melalui berbagai sumber. Selain itu, pembiayaan alternatif juga akan dipertimbangkan untuk menutupi kekurangan anggaran.
Rasionalisasi belanja berdasarkan skala prioritas juga menjadi bagian integral dari strategi ini. Efrianda menekankan pentingnya efisiensi dalam pengeluaran dan alokasi anggaran hanya untuk program-program yang paling mendesak dan berdampak besar. Pendekatan ini diharapkan dapat menjaga stabilitas keuangan daerah tanpa mengorbankan program-program esensial.
Ketua DPRD Bangka Tengah, Batianus, turut menyoroti pentingnya langkah antisipatif ini. Ia meminta pemerintah daerah untuk segera menetapkan skala prioritas yang jelas dan menggali sumber pendapatan baru. Batianus menegaskan bahwa upaya ini krusial agar target pembangunan yang telah ditetapkan tidak terganggu oleh kondisi defisit. Sinergi antara eksekutif dan legislatif menjadi kunci dalam menghadapi tantangan anggaran ini.