Tahukah Anda? Pertukaran Budaya Jadi Pilar Utama Perkuat Kerja Sama Budaya Indonesia Belarus
Indonesia dan Belarus perkuat Kerja Sama Budaya Indonesia Belarus melalui pertukaran budaya. Menteri Kebudayaan Fadli Zon sebut ini pilar utama hubungan bilateral. Simak selengkapnya!

Jakarta, 7 Agustus – Indonesia dan Republik Belarus semakin mempererat hubungan bilateral mereka melalui jalur diplomasi budaya. Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan bahwa pertukaran budaya merupakan salah satu pilar utama dalam penguatan relasi kedua negara. Potensi besar tradisi Indonesia yang beragam diharapkan dapat menjadi fondasi kolaborasi budaya yang saling menguntungkan.
Pernyataan ini disampaikan Fadli Zon dalam keterangan resminya di Jakarta pada Kamis, 7 Agustus. Pertemuan bilateral ini menjadi momentum penting untuk membahas langkah-langkah konkret dalam memperdalam kerja sama. Kehadiran Kementerian Kebudayaan sebagai lembaga independen baru membuka babak progresif bagi diplomasi budaya Indonesia, yang kini lebih terbuka terhadap kerja sama internasional yang lebih luas.
Dalam pertemuan tersebut, dibahas pula revisi Memorandum of Understanding (MoU) tentang kerja sama budaya yang pertama kali ditandatangani pada tahun 2015. Menteri berharap dokumen yang diperbarui ini dapat segera difinalisasi dan ditandatangani. Idealnya, penandatanganan ini dapat bertepatan dengan rencana kunjungan kenegaraan Presiden Belarus ke Indonesia pada akhir tahun ini, menandai babak baru dalam kemitraan kedua negara.
Diplomasi Budaya sebagai Pilar Utama
Menteri Kebudayaan Fadli Zon secara lugas menyatakan bahwa kekayaan budaya Indonesia memiliki peran strategis dalam diplomasi internasional. Pertukaran budaya, menurutnya, bukan sekadar aktivitas seni, melainkan jembatan yang menghubungkan masyarakat dan memperkuat pemahaman antarnegara. Ini adalah fondasi yang kokoh untuk membangun hubungan bilateral yang langgeng dan saling menguntungkan.
Dengan dibentuknya Kementerian Kebudayaan sebagai entitas mandiri, Indonesia menunjukkan komitmen serius terhadap peran budaya dalam kancah global. Langkah ini memungkinkan diplomasi budaya untuk bergerak lebih dinamis dan responsif. Kementerian siap menjajaki berbagai peluang kerja sama yang lebih luas dengan negara-negara sahabat, termasuk Belarus, untuk mempromosikan warisan budaya bangsa.
Visi ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan citra Indonesia di mata dunia melalui jalur non-politik. Melalui pertukaran seni, tradisi, dan nilai-nilai luhur, Indonesia dapat menunjukkan jati dirinya sebagai bangsa yang kaya akan keragaman. Inisiatif seperti ini diharapkan dapat membuka pintu bagi kolaborasi di sektor lain, seperti ekonomi dan pendidikan.
Revisi MoU dan Harapan Kerja Sama Konkret
Salah satu agenda utama dalam pertemuan antara delegasi Indonesia dan Belarus adalah pembahasan revisi MoU kerja sama budaya. Dokumen ini, yang awalnya disepakati pada tahun 2015, kini sedang disempurnakan untuk mengakomodasi dinamika dan potensi kerja sama yang lebih besar. Revisi ini diharapkan akan menghasilkan kerangka kerja yang lebih komprehensif dan implementatif.
Menteri Fadli Zon menaruh harapan besar agar MoU yang diperbarui dapat segera ditandatangani. Momen ideal untuk penandatanganan tersebut adalah saat kunjungan Presiden Belarus ke Indonesia yang dijadwalkan akhir tahun ini. Penandatanganan ini akan menjadi simbol komitmen kedua negara untuk memperdalam kemitraan dan membuka jalan bagi berbagai acara budaya bersama.
Acara-acara budaya bersama yang dimaksud dapat mencakup festival seni, pameran, pertunjukan, hingga lokakarya. Inisiatif semacam ini tidak hanya memperkaya khazanah budaya kedua negara, tetapi juga memfasilitasi interaksi langsung antar masyarakat. Hal ini sesuai dengan prinsip diplomasi budaya yang mengedepankan keterlibatan publik atau people-to-people engagement.
Antusiasme Belarus dan Inisiatif Baru
Di sisi lain, Menteri Luar Negeri Republik Belarus, Maxim Ryzhenkov, menyampaikan apresiasi mendalam atas sambutan hangat yang diberikan oleh Kementerian Kebudayaan Indonesia. Kunjungan ke Museum Nasional Indonesia, simbol sejarah dan identitas bangsa, meninggalkan kesan positif bagi delegasi Belarus, meskipun jadwal Menteri Kebudayaan sangat padat.
Ryzhenkov menegaskan minat besar Belarus untuk memperluas kolaborasi budaya dengan Indonesia, khususnya melalui pembaruan MoU. Ia menekankan pentingnya pendekatan praktis dalam membangun kerja sama ini, termasuk mendorong partisipasi langsung masyarakat. Keterlibatan publik dianggap krusial untuk memastikan keberlanjutan dan dampak positif dari setiap program budaya.
Dalam jamuan makan siang, Menteri Fadli Zon juga mengusulkan ide penyelenggaraan ‘Days of Cinema’ atau ‘Days of Culture’ yang akan diadakan secara timbal balik di Indonesia dan Belarus. Usulan ini dibangun atas kesuksesan ‘Cinema Indonesia Day’ yang pernah digelar di Minsk Listening Festival pada tahun 2021. Inisiatif semacam ini dapat mencakup pemutaran film, pertunjukan seni, pameran kuliner tradisional, dan showcase warisan budaya lainnya, yang juga dapat dikaitkan dengan festival besar di masing-masing negara.