Tantangan Layanan Terapi Kanker di Indonesia: Sorotan Prof. Supriyanto
Guru Besar UI, Prof. Supriyanto, menyoroti tantangan besar layanan terapi kanker di Indonesia, termasuk perlunya peningkatan akurasi dan keselamatan radioterapi serta peran penting fisikawan medik dalam kendali mutu.
Depok, 27 Januari 2024 - Prof. Supriyanto Ardjo Pawiro, Guru Besar tetap Bidang Ilmu Fisika Radioterapi FMIPA UI, menyoroti tantangan serius dalam pengelolaan kanker dan terapi di Indonesia. Pernyataan ini disampaikan Senin lalu, menekankan pentingnya layanan radioterapi, baik untuk pengobatan kuratif maupun paliatif, yang berkontribusi hingga 50% dalam penanganan kanker.
Berdasarkan data Global Cancer Observatory (Globocan) tahun 2022, Indonesia mencatat lebih dari 408.661 kasus kanker baru dengan angka kematian mencapai 242.099 jiwa. Proyeksi menunjukkan peningkatan hingga 63 persen pada tahun 2040 jika tidak ada intervensi signifikan. Angka ini menjadi perhatian serius dan membutuhkan strategi penanganan yang komprehensif.
Meskipun radioterapi berperan krusial, Prof. Supriyanto mengingatkan akan risiko yang perlu dikelola dengan perencanaan matang. Audit dosimetri, menurut beliau, sangat penting untuk menjamin akurasi dan keselamatan pasien. Audit ini memastikan dosis radiasi sesuai rencana dan meminimalkan kesalahan terapi.
Lebih lanjut, Prof. Supriyanto menekankan peran vital fisikawan medik dalam pengendalian mutu alat radioterapi melalui audit internal dan eksternal. Beliau merekomendasikan amandemen peraturan pemerintah, khususnya dari Badan Pengawas Tenaga Nuklir, agar fungsi ini berjalan optimal. Kolaborasi antara pemerintah, rumah sakit, dan laboratorium dosimetri sangat penting untuk meningkatkan kualitas layanan radioterapi.
Riset Prof. Supriyanto, termasuk penelitian tentang kalibrasi dosimetri dan standar internasional, terus mendorong peningkatan kualitas layanan radioterapi di Indonesia. Komitmen ini menunjukkan upaya berkelanjutan untuk mengatasi tantangan dalam penanganan kanker di negara kita.
Kesimpulannya, tantangan dalam layanan terapi kanker di Indonesia cukup kompleks. Perbaikan akurasi dan keselamatan radioterapi, serta peran aktif fisikawan medik dalam pengendalian mutu, menjadi kunci dalam meningkatkan kualitas layanan dan mengurangi angka kematian akibat kanker. Kolaborasi antar stakeholder juga sangat penting untuk mencapai tujuan tersebut.
Peningkatan kualitas layanan radioterapi merupakan langkah penting dalam menghadapi peningkatan kasus kanker di Indonesia. Dengan dukungan dari berbagai pihak, diharapkan kualitas layanan kesehatan di Indonesia dapat ditingkatkan secara signifikan untuk menghadapi tantangan ini.