Strategi Multidisiplin: Kunci Atasi Kanker Anak di Indonesia
Guru Besar FKUI Prof. Dr. dr. Murti Andriastuti menekankan perlunya strategi multidisiplin untuk menangani kanker anak di Indonesia, termasuk deteksi dini, peningkatan infrastruktur kesehatan, dan model pembiayaan inovatif guna meningkatkan angka kesintas
Jakarta, 7 Februari 2024 - Indonesia menghadapi tantangan besar dalam penanganan kanker anak. Angka kesintasan yang masih rendah, berkisar antara 24 hingga 49,5 persen, jauh di bawah angka global negara maju yang mencapai 80 persen. Untuk mengatasi permasalahan ini, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof. Dr. dr. Murti Andriastuti, menekankan pentingnya strategi multidisiplin yang komprehensif.
Deteksi Dini dan Infrastruktur Kesehatan
Menurut Prof. Murti, keterlambatan diagnosis menjadi salah satu faktor utama rendahnya angka kesintasan kanker anak di Indonesia. Deteksi dini melalui pengenalan gejala awal penyakit sangat krusial. Selain itu, infrastruktur layanan kesehatan yang memadai juga menjadi kunci. "Kanker pada anak merupakan masalah kesehatan yang berdampak besar, tidak hanya pada tumbuh kembang anak, tetapi juga ekonomi dan psikososial keluarga," jelas Prof. Murti.
Ia menambahkan bahwa 80 persen dari lebih 413.000 kasus kanker anak di dunia pada tahun 2020 berada di negara berpendapatan rendah dan menengah, dengan 44 persen terdiagnosis pada stadium lanjut. Kondisi ini menggambarkan betapa pentingnya akses terhadap fasilitas kesehatan yang berkualitas dan terjangkau.
Peningkatan Kapasitas Tenaga Kesehatan dan Model Pembiayaan
Strategi multidisiplin juga mencakup peningkatan kapasitas tenaga kesehatan. Prof. Murti menekankan perlunya pelatihan dan pengembangan berkelanjutan bagi tenaga medis dalam mendiagnosis dan menangani kanker anak. Hal ini penting untuk memastikan penanganan yang tepat dan efektif.
Model pembiayaan inovatif juga menjadi bagian penting dari solusi. Meskipun BPJS Kesehatan berperan sebagai sistem pembiayaan utama, kerjasama dengan organisasi nirlaba dan sektor swasta diperlukan untuk mendukung pendanaan infrastruktur, teknologi, sumber daya manusia, dan pengembangan terapi. "Fleksibilitas penggunaan dana sangat penting karena setiap pasien memiliki kebutuhan yang berbeda," ujar Prof. Murti.
Kolaborasi dan Sistem Monitoring Terintegrasi
Kolaborasi antar berbagai pihak, termasuk rumah sakit, pemerintah, organisasi nirlaba, dan sektor swasta, sangat penting untuk keberhasilan strategi ini. Kerjasama ini bertujuan meringankan beban finansial pasien, memastikan akses ke rumah sakit rujukan, dan membantu pembiayaan rumah sakit dalam memberikan penanganan sesuai standar.
Sistem pencatatan dan monitoring yang terintegrasi juga sangat krusial. Data yang dikumpulkan dapat digunakan untuk evaluasi dan perencanaan yang lebih baik. "Data ini akan menjadi big data yang berharga untuk evaluasi, tidak hanya untuk pasien, tetapi juga untuk kepentingan rumah sakit," kata Prof. Murti.
Harapan untuk Masa Depan
Dengan pengembangan sistem kesehatan holistik yang mencakup monitoring terintegrasi sejak diagnosis, pengobatan terarah dan sesuai standar, peningkatan kepatuhan untuk mencegah kekambuhan, serta dukungan menyeluruh bagi pasien dan keluarga, Prof. Murti optimistis bahwa pelayanan kanker anak di Indonesia dapat ditingkatkan secara signifikan. Perhatian komprehensif terhadap alur penanganan kanker anak, dari hulu hingga hilir, merupakan kunci keberhasilan.
Kesimpulannya, penanganan kanker anak di Indonesia membutuhkan pendekatan multidisiplin yang komprehensif. Dengan kolaborasi dan komitmen dari berbagai pihak, Indonesia dapat meningkatkan angka kesintasan kanker anak dan memberikan harapan hidup yang lebih baik bagi anak-anak penderita kanker.