Target Konsumsi Listrik 6.500 kWh: Dorong Ekonomi Indonesia Tumbuh 8 Persen
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menargetkan konsumsi listrik per kapita naik menjadi 6.500 kWh untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen, dengan rencana peningkatan infrastruktur dan peran swasta yang signifikan.
Sumedang, Jawa Barat, 20 Januari 2024 - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menetapkan target ambisius: meningkatkan konsumsi listrik nasional hingga 6.500 kilowatt-hour (kWh) per kapita. Langkah ini diyakini sebagai kunci untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga mencapai angka 8 persen, sesuai target Presiden Joko Widodo. Sebuah rencana besar yang melibatkan infrastruktur dan swasta dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Saat ini, konsumsi listrik rata-rata per kapita masih berada di kisaran 4.500-5.000 kWh. Bahlil menjelaskan bahwa peningkatan konsumsi listrik menjadi 5.500-6.000 kWh saja hanya akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi 6-7 persen. Oleh karena itu, lonjakan hingga 6.500 kWh diperlukan untuk mencapai target 8 persen.
Untuk mewujudkan target tersebut, Kementerian ESDM tengah menyusun Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034. RUPTL ini akan menambah kapasitas pembangkit listrik sebesar 71 gigawatt (GW), dengan perluasan jaringan transmisi sepanjang kurang lebih 8.000 kilometer. Investasi infrastruktur yang masif ini merupakan bagian krusial dari strategi pemerintah.
Salah satu fokus utama dalam RUPTL adalah integrasi energi baru terbarukan (EBT). Potensi EBT di Indonesia sangat besar, lebih dari 3.600 GW. Namun, infrastruktur jaringan listrik yang ada saat ini belum dirancang untuk menjangkau sumber EBT secara optimal. Oleh karena itu, perluasan jaringan transmisi baru menjadi sangat penting untuk menghubungkan pembangkit EBT ke pusat-pusat konsumsi.
Peran swasta juga akan menjadi kunci keberhasilan program ini. Pemerintah akan memberikan porsi yang signifikan kepada sektor swasta dalam pembangunan pembangkit listrik melalui skema Independent Power Producer (IPP). Bahlil mengungkapkan bahwa sekitar 60 persen dari tambahan kapasitas 71 GW akan diserahkan kepada swasta melalui proses pelelangan proyek.
Dengan melibatkan swasta secara besar-besaran, pemerintah berharap dapat mempercepat pembangunan infrastruktur dan meningkatkan efisiensi. Model kemitraan publik-swasta ini diharapkan dapat menghasilkan sinergi yang positif dan efektif untuk mencapai target yang telah ditetapkan.
Kesimpulannya, peningkatan konsumsi listrik hingga 6.500 kWh per kapita merupakan strategi kunci pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi 8 persen. Hal ini membutuhkan investasi besar dalam infrastruktur, integrasi EBT, dan peran aktif sektor swasta. Keberhasilan strategi ini akan menentukan tercapainya target pertumbuhan ekonomi nasional.