Tim Transisi Pram-Doel Janji Pulihkan Kuota KJMU 2024
Tim transisi Pramono Anung-Rano Karno berjanji akan memulihkan kuota Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU) 2024 yang dipotong sebelumnya, memastikan akses pendidikan bagi mahasiswa kurang mampu tetap terjaga.

Jakarta, 18 Februari 2025 - Ketua Tim Transisi Pramono Anung-Rano Karno, Ima Mahdiah, memberikan angin segar bagi mahasiswa Jakarta. Ia berjanji akan segera memulihkan kuota Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU) tahun 2024. Kuota KJMU sebelumnya mengalami pemotongan, menimbulkan dampak signifikan bagi ribuan mahasiswa yang seharusnya menerima bantuan tersebut.
Prioritas Pendidikan di Era Baru
Keputusan ini sejalan dengan visi pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih, yang menjadikan pendidikan sebagai prioritas utama pembangunan Jakarta. Ima Mahdiah menekankan komitmen ini dalam sebuah pernyataan di Jakarta, Selasa lalu. Pemulihan kuota KJMU, menurutnya, merupakan langkah nyata untuk memastikan akses pendidikan bagi mahasiswa dari keluarga kurang mampu tetap terjaga.
"Kami ingin memastikan bahwa akses pendidikan bagi mahasiswa dari keluarga tidak mampu tetap terjaga. Pemangkasan penerima KJMU di tahun 2024 telah berdampak pada ribuan mahasiswa yang seharusnya mendapatkan haknya. Oleh karena itu, kami mendorong agar kuota penerima dikembalikan, terutama bagi mereka yang telah menyanggah dan terbukti memenuhi syarat,” ujar Ima.
Detail Pemulihan Kuota KJMU
Data menunjukkan bahwa hanya 15.648 mahasiswa yang menerima KJMU Tahap II Tahun 2024, jauh lebih rendah dari kuota seharusnya. Namun, harapan baru muncul dengan rencana penerimaan KJMU Tahun 2025. Pendaftaran dijadwalkan pada 10-21 Maret 2025, dengan proyeksi penerima sebanyak 20.000 mahasiswa.
Proyeksi tersebut mencakup 15.648 mahasiswa penerima lanjutan, 424 mahasiswa yang sebelumnya dicoret karena dugaan kepemilikan aset bernilai tinggi namun telah membantahnya, dan 3.928 mahasiswa baru dari Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Jakarta yang berakreditasi B dan C. Ima Mahdiah berharap pemotongan kuota seperti tahun lalu tidak akan terulang.
Komitmen Terhadap Akses Pendidikan
Ima Mahdiah menegaskan komitmen Pramono Anung dan Rano Karno terhadap pendidikan. Mereka berdua telah menyatakan dengan jelas bahwa pendidikan merupakan prioritas utama. Tidak boleh ada mahasiswa yang terhambat pendidikannya karena masalah biaya. Tim transisi akan memastikan program KJMU berjalan lancar dan kuotanya kembali normal.
"Mas Pramono dan Bang Doel sudah menyampaikan dengan jelas bahwa pendidikan harus menjadi prioritas utama. Tidak boleh ada mahasiswa Jakarta yang terhambat pendidikannya hanya karena kendala biaya. Kami akan memastikan bahwa program ini tetap berjalan dan kuotanya kembali seperti semula,” tegas Ima.
Transparansi dan Akurasi Seleksi
Untuk mencegah kesalahan administrasi atau ketidakadilan dalam proses seleksi, Ima Mahdiah juga meminta agar proses seleksi penerima KJMU dilakukan secara transparan dan akurat. Hal ini penting agar tidak ada mahasiswa yang kehilangan haknya.
Sebagai langkah awal, tim transisi akan mengawasi penggunaan anggaran KJMU agar optimal dan tepat sasaran. Harapannya, mahasiswa yang terdampak pemotongan kuota tahun lalu dapat kembali menerima bantuan, sehingga Jakarta dapat terus melahirkan generasi yang cerdas dan kompetitif.
"Kami akan terus mengawal program ini hingga terealisasi dengan baik. Pendidikan yang berkualitas adalah kunci bagi kemajuan Jakarta, dan kami tidak ingin ada satu pun anak muda yang tertinggal,” tutup Ima Mahdiah.