TMMIN Minta Pemerintah Perkuat IHSG dengan Sinyal Positif
Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) meminta pemerintah memberikan sinyal positif untuk meningkatkan daya beli dan memperkuat IHSG yang tengah tertekan.

Jakarta, 19 Maret 2025 - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mengalami tekanan signifikan pada Selasa, 18 Maret 2025, membuat Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) berharap pemerintah segera memberikan sinyal positif untuk memperkuat pasar saham. Penurunan IHSG yang tajam, sempat menyentuh level terendah intraday di 6.011 poin sebelum ditutup turun 248,55 poin atau 3,84 persen di level 6.223, menjadi perhatian serius bagi pelaku industri otomotif ini.
Wakil Presiden Direktur TMMIN, Bob Azam, mengungkapkan keprihatinannya. "Harus beri sentimen positif kepada ekonomi kita ke depan. Berikan sinyal-sinyal yang positif. Bagaimana upaya pemerintah untuk membangun daya beli masyarakat lagi?" ujarnya dalam wawancara di Jakarta, Rabu. Menurut Azam, penurunan IHSG memang terjadi secara global, namun tekanan yang dialami Indonesia terbilang paling dalam.
Azam menekankan pentingnya pemerintah memberikan sinyal positif melalui kebijakan-kebijakan yang mendukung iklim usaha dan daya beli masyarakat. Ia meyakini, peningkatan daya beli akan berdampak positif pada investasi di sektor industri, termasuk industri otomotif. "Sektor industri itu investasi akan masuk kalau marketnya naik, tumbuh. Kalau marketnya tidak tumbuh, susah. Jadi kalau pemerintah bisa sepakat dengan dunia usaha, bagaimana caranya mengembalikan daya beli, menurut saya itu akan memberikan sinyal yang kuat dan sangat positif," tambahnya.
Anjloknya IHSG dan Dampaknya
Penurunan drastis IHSG pada 18 Maret 2025, yang juga dikenal sebagai "Black Swan Tuesday", merupakan peristiwa langka dan tak terduga yang mengguncang pasar. Ini adalah kali pertama sejak Maret 2020, saat pandemi COVID-19, IHSG mengalami circuit breaker atau penghentian sementara perdagangan karena penurunan indeks yang terlalu dalam. Peristiwa ini menunjukkan adanya sentimen negatif pasar terhadap daya beli masyarakat yang menurun.
Hampir seluruh sektor saham mengalami pelemahan, dengan sektor teknologi menjadi yang paling terpukul, mencatat penurunan hingga 9,77 persen. Total nilai transaksi mencapai angka yang fantastis, yaitu Rp19,22 triliun dengan volume 29,29 miliar lembar saham dalam 1,54 juta transaksi. Besarnya angka-angka ini menunjukkan dampak signifikan dari penurunan IHSG terhadap pasar modal Indonesia.
Kondisi ini tentunya menjadi perhatian serius bagi para investor dan pelaku usaha. Kepercayaan investor terhadap pasar modal Indonesia sangat penting untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional. Oleh karena itu, langkah-langkah konkret dari pemerintah sangat dibutuhkan untuk mengembalikan kepercayaan tersebut.
Harapan TMMIN terhadap Pemerintah
TMMIN berharap pemerintah dapat segera mengambil langkah-langkah strategis untuk meningkatkan daya beli masyarakat. Kebijakan yang mendukung iklim usaha yang kondusif dan memberikan sinyal positif kepada pasar sangatlah penting. Hal ini akan memberikan keyakinan kepada investor, baik domestik maupun asing, untuk terus berinvestasi di Indonesia.
Dengan meningkatnya investasi, diharapkan sektor industri dapat tumbuh dan berkembang, sehingga dapat berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional. TMMIN, sebagai salah satu pemain utama di industri otomotif Indonesia, tentu berharap agar kondisi pasar dapat segera pulih dan memberikan dampak positif bagi bisnisnya.
Pemerintah perlu mempertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhi daya beli masyarakat, seperti inflasi, suku bunga, dan kebijakan fiskal. Koordinasi yang baik antara pemerintah dan dunia usaha sangat penting untuk menemukan solusi yang tepat dan efektif.
Langkah-langkah yang tepat dan cepat dari pemerintah sangat dibutuhkan untuk mengatasi penurunan IHSG dan mengembalikan kepercayaan investor. Hal ini akan menentukan keberlangsungan pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa depan.
Secara keseluruhan, situasi ini menekankan pentingnya stabilitas ekonomi dan kepercayaan investor dalam menjaga kesehatan pasar modal Indonesia. Respon pemerintah terhadap situasi ini akan menjadi penentu arah perekonomian Indonesia ke depan.