TNI AL Dorong Pencegahan Konflik Maritim di AMAN Dialogue 2025
TNI Angkatan Laut mengajak 60 negara peserta AMAN Dialogue 2025 di Karachi, Pakistan untuk fokus mencegah konflik maritim di Samudera Hindia melalui peningkatan interoperabilitas, diplomasi pertahanan, dan kerja sama penanggulangan bencana.
![TNI AL Dorong Pencegahan Konflik Maritim di AMAN Dialogue 2025](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/11/000152.887-tni-al-dorong-pencegahan-konflik-maritim-di-aman-dialogue-2025-1.jpeg)
Karachi, 10 Februari 2025 - Dalam forum AMAN Dialogue 2025 di Karachi, Pakistan, TNI Angkatan Laut (AL) menyerukan kerja sama internasional untuk mencegah konflik maritim. Acara yang diikuti oleh 60 negara ini berfokus pada stabilitas dan keamanan di Samudera Hindia. Laksamana Pertama TNI Mohammad Taufik, mewakili TNI AL, menekankan pentingnya strategi pencegahan konflik, bukan hanya reaksi terhadap insiden yang sudah terjadi.
Strategi Pencegahan Konflik Maritim
Laksamana Taufik memaparkan tiga langkah kunci untuk mencapai tujuan tersebut. Pertama, peningkatan interoperabilitas melalui standarisasi latihan, misi gabungan, dan protokol komunikasi antar angkatan laut. Langkah ini diyakini akan meningkatkan efektivitas respons terhadap berbagai ancaman. Kedua, penguatan diplomasi pertahanan maritim yang melibatkan aktor non-militer seperti akademisi, pembuat kebijakan, dan industri. Kolaborasi yang lebih luas ini diharapkan dapat menghasilkan solusi yang lebih komprehensif.
Ketiga, peningkatan kerja sama dalam penanggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan. Ancaman bencana alam yang diperparah oleh perubahan iklim membutuhkan respons cepat dan terkoordinasi antar negara. TNI AL melihat AMAN Dialogue sebagai forum krusial untuk membahas ancaman baru, merumuskan kebijakan, dan membahas penggunaan teknologi dalam keamanan maritim.
Kerja Sama Internasional: Kunci Keamanan Maritim
Laksamana Taufik menegaskan bahwa keamanan maritim merupakan tanggung jawab bersama. Tidak ada satu negara pun yang mampu mengatasi semua ancaman sendirian. Oleh karena itu, kolaborasi lintas sektoral sangat penting untuk menghadapi ancaman tradisional seperti terorisme, pembajakan, dan penyelundupan, serta ancaman non-tradisional seperti dampak perubahan iklim dan perang siber. Indonesia, sebagai negara non-blok dengan kebijakan luar negeri bebas aktif, berkomitmen untuk menjaga perdamaian dan keamanan di kawasan Indo-Pasifik.
Ia juga mengajak para delegasi untuk menerjemahkan hasil diskusi AMAN Dialogue menjadi aksi nyata. Keberhasilan forum ini bukan hanya terletak pada diskusi, tetapi juga pada implementasi kerja sama dan kolaborasi yang konkret untuk memperkuat keamanan dan stabilitas maritim. Hal ini sejalan dengan komitmen Indonesia untuk menjaga keberlangsungan kekayaan dan sumber daya laut.
AMAN Dialogue 2025: Forum Kolaborasi Internasional
AMAN Dialogue 2025, yang diselenggarakan oleh Angkatan Laut Pakistan, berlangsung selama dua hari, 9-10 Februari 2025. Forum ini merupakan bagian dari AMAN Exercise 2025. Laksamana Taufik berbagi sesi dengan pembicara terkemuka lainnya, termasuk perwakilan dari Angkatan Laut Oman, Pakistan, UNODC, dan Inggris. Topik utama diskusi adalah kerja sama maritim. Acara dibuka oleh Kepala Staf Angkatan Laut Pakistan, Laksamana Naveed Ashraf, dan akan ditutup oleh Presiden Pakistan, Asif Ali Zardari.
Delegasi Indonesia dipimpin oleh Panglima Komando Armada I, Laksamana Muda TNI Yoos Suryono Hadi. Kehadiran TNI AL di AMAN Dialogue 2025 menunjukkan komitmen Indonesia dalam menjaga keamanan maritim regional dan internasional. Melalui kerja sama dan kolaborasi yang kuat, diharapkan stabilitas dan keamanan di Samudera Hindia dapat terjaga.