TNI-AL: Pencegahan Konflik Maritim, Prioritas Utama Keamanan di Samudra Hindia
Dalam Dialog AMAN di Karachi, TNI-AL mengajak 60 negara untuk mencegah konflik maritim di Samudra Hindia melalui peningkatan interoperabilitas, diplomasi pertahanan maritim, dan kerjasama dalam mitigasi bencana.
![TNI-AL: Pencegahan Konflik Maritim, Prioritas Utama Keamanan di Samudra Hindia](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/11/000120.193-tni-al-pencegahan-konflik-maritim-prioritas-utama-keamanan-di-samudra-hindia-1.jpeg)
Karachi, Pakistan, 10 Februari 2025 - Angkatan Laut Indonesia (TNI-AL) menyerukan strategi pencegahan konflik maritim, khususnya di Samudra Hindia, dalam Dialog AMAN di Karachi, Pakistan. Forum yang melibatkan 60 negara ini menekankan pentingnya stabilitas dan keamanan maritim di kawasan yang dinamis tersebut.
Pencegahan Konflik: Strategi Utama TNI-AL
Komodor Mohammad Taufik, Komandan Gugus Tempur Laut Komando Armada I TNI-AL, menyampaikan pentingnya mengutamakan pencegahan konflik ketimbang reaksi balasan. "Strategi keamanan masa depan harus fokus pada pencegahan, bukan pembalasan, dengan berbagai pertimbangan," tegasnya dalam dialog pada Senin, 10 Februari 2025.
Taufik merinci beberapa langkah kunci. Pertama, penguatan interoperabilitas melalui standarisasi pelatihan, peningkatan misi bersama, dan keseragaman protokol komunikasi antar angkatan laut. Hal ini akan mempermudah koordinasi dan respon cepat terhadap potensi ancaman.
Kedua, pentingnya diplomasi pertahanan maritim yang melibatkan aktor non-militer seperti akademisi, pembuat kebijakan, dan industri. Kolaborasi lintas sektor ini akan memberikan perspektif yang lebih luas dan holistik dalam menghadapi tantangan keamanan maritim.
Ketiga, peningkatan kerjasama regional dalam mitigasi bencana dan bantuan kemanusiaan. Bencana akibat perubahan iklim membutuhkan respon cepat dan terkoordinasi antar angkatan laut. Kerja sama ini akan meningkatkan efektivitas bantuan dan penyelamatan.
Kolaborasi Multisektoral untuk Keamanan Maritim
Taufik menekankan peran penting forum dialog multilateral seperti Dialog AMAN. Forum ini memfasilitasi diskusi tentang ancaman baru, kerangka kebijakan yang tepat, dan pemanfaatan teknologi dalam keamanan maritim. Diskusi terbuka dan kolaboratif ini akan menghasilkan solusi yang komprehensif.
Lebih lanjut, ia menyoroti perlunya kolaborasi lintas sektor untuk merespon ancaman tradisional seperti terorisme, pembajakan, dan penyelundupan, serta ancaman non-tradisional seperti dampak perubahan iklim dan perang siber. Ancaman-ancaman ini membutuhkan pendekatan yang terintegrasi dan komprehensif.
TNI-AL mengajak delegasi negara peserta untuk menerjemahkan hasil diskusi menjadi kerjasama konkret. "Keberhasilan Dialog AMAN bukan hanya sebatas diskusi. Hasil dialog ini harus menghasilkan tindakan nyata untuk memperkuat keamanan dan stabilitas maritim," tegas Komodor Taufik.
Dialog AMAN: Inisiatif Pakistan untuk Keamanan Regional
Dialog AMAN, yang diselenggarakan oleh Angkatan Laut Pakistan pada 9-10 Februari 2025, merupakan bagian dari Latihan AMAN 2025. Forum ini dibuka oleh Kepala Staf Angkatan Laut Pakistan, Laksamana Naveed Ashraf, dan akan ditutup oleh Presiden Pakistan, Asif Ali Zardari.
Partisipasi TNI-AL dalam Dialog AMAN menunjukkan komitmen Indonesia dalam menjaga stabilitas dan keamanan maritim regional. Kerjasama internasional menjadi kunci dalam menghadapi tantangan keamanan maritim yang semakin kompleks di era globalisasi ini. Inisiatif seperti Dialog AMAN diharapkan dapat menjadi platform berkelanjutan untuk memperkuat kerja sama dan mencegah konflik di masa depan.