TNI Kawal Penyerapan Gabah Petani Jeneponto, Pastikan Harga Sesuai HPP
Personel TNI AD mengawal penyerapan gabah petani di Jeneponto, Sulawesi Selatan, untuk memastikan petani mendapat harga sesuai Harga Pembelian Pemerintah (HPP) dan mendukung ketahanan pangan nasional.

Personel TNI dari Kodam XIV/Hasanuddin di Jeneponto, Sulawesi Selatan, mengawal penyerapan gabah petani oleh Bulog. Langkah ini merupakan bagian dari upaya untuk membantu petani mendapatkan harga yang layak dan menjamin ketahanan pangan nasional. Pengawalan ini dilakukan sebagai tindak lanjut instruksi Komando atas, melibatkan Babinsa yang mendampingi petani langsung di lapangan.
Danramil Mayor Arm Andi Irvan Bahtiar menjelaskan bahwa pendampingan Babinsa sangat penting untuk memastikan petani menerima harga yang sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) dan terhindar dari kerugian akibat fluktuasi harga pasar. Ia menambahkan bahwa jika harga gabah di pasaran lebih tinggi dari HPP, maka petani akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Proses ini juga berperan penting dalam strategi pengamanan stok beras nasional.
Dengan adanya koordinasi antara TNI AD, Bulog, dan instansi terkait lainnya, diharapkan proses distribusi hasil panen petani akan berjalan lebih efektif dan efisien. Kolaborasi ini mencerminkan sinergi yang kuat antara TNI, pemerintah daerah, dan pemangku kepentingan lainnya dalam mendukung ketahanan pangan dan kesejahteraan petani Indonesia. Upaya ini juga sejalan dengan komitmen pemerintah untuk menjaga stabilitas harga pangan dan melindungi petani.
Pengawalan TNI Jamin Harga Gabah Sesuai HPP
Pengawalan penyerapan gabah oleh TNI di Jeneponto telah berhasil menyerap 10 ton gabah dengan harga pembelian sesuai HPP yang ditetapkan pemerintah, yaitu Rp6.500 per kilogram. Hal ini disambut baik oleh para petani, seperti Kamiruddin dari Lingkungan Botong Tallua, yang menyatakan rasa syukurnya karena mendapatkan harga yang lebih baik dibandingkan panen sebelumnya.
Kehadiran TNI di lapangan memberikan rasa aman dan kepastian bagi para petani. Mereka merasa terlindungi dari potensi manipulasi harga dan eksploitasi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Dengan demikian, petani dapat lebih fokus pada peningkatan produktivitas pertanian mereka.
Proses pengawalan ini juga memastikan transparansi dalam transaksi jual beli gabah. Petani dapat dengan mudah mengawasi proses penimbangan dan pembayaran, sehingga tidak ada kecurangan yang merugikan mereka. Hal ini meningkatkan kepercayaan petani terhadap pemerintah dan lembaga terkait.
Keberhasilan program ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia. Dengan adanya sinergi antara TNI, pemerintah, dan Bulog, diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan ketahanan pangan nasional secara berkelanjutan.
Dampak Positif Bagi Petani dan Ketahanan Pangan
Program pengawalan penyerapan gabah oleh TNI di Jeneponto memberikan dampak positif yang signifikan, baik bagi petani maupun bagi ketahanan pangan nasional. Petani merasa lebih terlindungi dan mendapatkan harga yang layak atas hasil jerih payah mereka.
Dengan harga yang stabil dan terjamin, petani termotivasi untuk meningkatkan produktivitas pertanian mereka. Hal ini pada akhirnya akan berkontribusi pada peningkatan produksi beras nasional dan mendukung ketahanan pangan Indonesia.
Selain itu, program ini juga memperkuat sinergi antara TNI, pemerintah, dan stakeholder lainnya dalam upaya mendukung kesejahteraan petani dan ketahanan pangan. Kolaborasi ini menjadi contoh nyata bagaimana lembaga pemerintah dapat bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
Keberhasilan program ini diharapkan dapat direplikasi di daerah lain di Indonesia, sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih luas bagi para petani dan ketahanan pangan nasional secara keseluruhan. Program ini juga menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dalam melindungi petani dan menjamin ketersediaan pangan.
"Dengan keterlibatan TNI mengawal penyerapan gabah di lapangan, kami petani bisa menikmati harga yang lebih baik dari panen sebelumnya," kata Kamiruddin, seorang petani di Jeneponto.
Ke depan, diharapkan program serupa dapat terus ditingkatkan dan diperluas cakupannya agar lebih banyak petani yang dapat merasakan manfaatnya. Hal ini penting untuk menjaga stabilitas harga pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani di Indonesia.