TPK New Makassar: Hub Pelabuhan Domestik dan Internasional di Indonesia Timur
Terminal Petikemas New Makassar (TPKNM) ditargetkan menjadi pusat pelabuhan utama domestik Indonesia Timur dan internasional, menunjang peningkatan ekspor-impor komoditas unggulan Sulawesi Selatan.

Terminal Petikemas New Makassar (TPKNM) resmi ditargetkan menjadi pusat konektivitas pelabuhan utama, baik untuk lalu lintas domestik di Indonesia Timur maupun internasional. Hal ini diungkapkan oleh Kepala TPKNM, Teguh Firdaus, pada Senin di Terminal 2 TPKNM, Makassar, Sulawesi Selatan. Target ambisius ini diharapkan mampu meningkatkan kegiatan ekspor dan impor di wilayah tersebut, menghubungkan Indonesia Timur dengan pasar global melalui jalur Laut China Selatan, Samudera Pasifik, Australia, dan Oseania.
Menurut Teguh Firdaus, "Makassar sebagai main hub port domestik Indonesia Timur dan internasional. Dari kondisi dan lainnya, memang preferably di Makassar." Ia juga menambahkan harapannya agar rencana pemerintah ini dapat terwujud dan berdampak positif pada peningkatan ekspor impor di pelabuhan tersebut. Peningkatan ini sangat penting mengingat potensi besar komoditas ekspor Sulawesi Selatan.
Data tahun 2024 menunjukkan peningkatan aktivitas ekspor-impor di TPK New Makassar yang mencapai 743.321 TEUs, meningkat dari tahun sebelumnya yang tercatat 717.883 TEUs. Hal ini menunjukkan potensi pertumbuhan yang signifikan dan mendukung rencana pengembangan TPKNM sebagai hub utama.
Potensi Ekspor Sulawesi Selatan dan Peran TPKNM
Sulawesi Selatan memiliki beragam komoditas unggulan yang siap untuk diekspor melalui TPKNM. Sepuluh komoditas utama tersebut antara lain rumput laut, nikel, ikan beku, marmer, biji kakao, jagung, kacang mede, udang beku, telur ikan terbang, dan kelapa. Namun, potensi ekspor masih dapat ditingkatkan melalui pengembangan industri-industri lain seperti beras dari Pinrang dan Sidrap, jagung dari Gowa, dan nikel dari Morowali dan Baubau.
Teguh menekankan pentingnya pertumbuhan industri di sekitar Makassar untuk mendukung kegiatan ekspor di Pelabuhan Makassar. Dengan demikian, TPKNM tidak hanya berperan sebagai pelabuhan, tetapi juga sebagai penggerak ekonomi di wilayah tersebut. Integrasi yang kuat antara industri pengolahan dan infrastruktur pelabuhan sangat krusial untuk memaksimalkan potensi ekspor Sulawesi Selatan.
Lebih lanjut, pengembangan TPKNM dirancang dalam tiga fase sesuai masterplan yang mempertimbangkan kapasitas dan potensi lalu lintas. Fase 1A, B, dan C telah rampung dengan kapasitas total 2,5 juta TEUs, jauh melampaui kapasitas Terminal 1 (TPM) yang hanya 700 ribu TEUs/tahun. Pengembangan ini menunjukkan komitmen untuk menjadikan TPKNM sebagai pelabuhan modern dan berkapasitas besar.
Infrastruktur Pendukung dan Konektivitas
Untuk mendukung operasional TPKNM, pengembangan infrastruktur pendukung juga menjadi fokus utama. Salah satunya adalah peningkatan konektivitas darat melalui integrasi jalan tol yang lebih baik dan terhubung dengan jalan tol yang sudah ada. Konektivitas yang efisien sangat penting untuk memastikan kelancaran arus barang dari dan ke pelabuhan.
Sebagai bagian dari Subholding Pelindo Terminal Petikemas (SPTP), TPK New Makassar memiliki dukungan yang kuat dari perusahaan induk dalam hal pengelolaan dan pengembangan. Hal ini menjamin keberlanjutan dan peningkatan kualitas layanan di pelabuhan tersebut. Dengan dukungan pemerintah dan pengelola yang profesional, TPKNM memiliki potensi besar untuk menjadi pusat kegiatan ekonomi di Indonesia Timur.
Dengan kapasitas yang besar dan dukungan infrastruktur yang memadai, TPK New Makassar siap menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia Timur. Peningkatan ekspor komoditas unggulan dan konektivitas yang baik akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di wilayah tersebut.
Keberhasilan TPK New Makassar sebagai hub internasional tidak hanya bergantung pada infrastruktur, tetapi juga pada sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat. Kerja sama yang solid akan memastikan terwujudnya target menjadikan Makassar sebagai pusat pelabuhan utama di Indonesia Timur.