Tragedi Leuwigajah: 20 Tahun Berlalu, Bencana Sampah Ingatkan Pentingnya Pengelolaan Sampah Nasional
Tragedi longsor sampah Leuwigajah 20 tahun lalu menjadi peringatan penting bagi Indonesia untuk meningkatkan pengelolaan sampah nasional, khususnya dengan menjadikan Cimahi sebagai model pengelolaan sampah.

Bencana longsor sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat, pada 21 Februari 2005, telah merenggut lebih dari 150 nyawa dan menghancurkan dua desa. Tragedi ini, menurut Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Hanif Faisol Nurofiq, seharusnya menjadi pengingat penting bagi seluruh Indonesia untuk meningkatkan praktik pengelolaan sampah di seluruh negeri. Peristiwa tersebut terjadi di Cimahi, Jawa Barat, dan telah mengakibatkan kerugian jiwa dan materi yang sangat besar.
âSudah 20 tahun tragedi ini terjadi, tetapi sepertinya belum ada yang mampu mengingatkan kita semua untuk meningkatkan pengelolaan sampah di seluruh Indonesia. Tragedi ini harus menjadi panggilan kolektif untuk bertindak,â ujar Nurofiq saat mengunjungi Cimahi, Sabtu (22/2).
Nurofiq menekankan bahwa Cimahi harus menjadi model nasional untuk pengelolaan sampah. Bencana Leuwigajah telah mendorong lahirnya Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, sebuah langkah penting dalam mengatur tanggung jawab pengelolaan sampah yang sebelumnya kurang memiliki dasar hukum yang jelas.
Cimahi: Model Pengelolaan Sampah Nasional
Sebelum berlakunya Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008, tidak ada pihak yang secara jelas bertanggung jawab atas pengelolaan sampah. Namun, undang-undang tersebut telah memberikan mandat yang jelas kepada kepala daerah untuk menangani masalah ini. âSebelum UU ini, tidak ada yang memiliki mandat yang jelas untuk pengelolaan sampah. Namun, sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008, tanggung jawab tersebut kini secara jelas diberikan kepada kepala daerah,â jelasnya.
Pemerintah pusat berharap Cimahi dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam menerapkan sistem pengelolaan sampah yang efektif dan berkelanjutan. Hal ini termasuk dalam upaya mengurangi dampak lingkungan dan risiko bencana serupa di masa mendatang. Pentingnya kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta juga ditekankan untuk mencapai keberhasilan pengelolaan sampah.
Selain itu, Nurofiq juga menekankan pentingnya Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) yang diperingati setiap 21 Februari sebagai momentum untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah yang tepat. Pemerintah akan terus berupaya untuk meningkatkan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat tentang pengelolaan sampah.
Pasar: Titik Fokus Gerakan Nasional Bersih Sampah
Salah satu sumber sampah yang menjadi perhatian adalah pasar tradisional. Oleh karena itu, Nurofiq meluncurkan Gerakan Nasional Bersih Sampah di pasar sebagai bagian dari Aksi Nasional Peduli Sampah 2025. âKita akan menginstruksikan seluruh jajaran kantor lingkungan hidup, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota, untuk melakukan monitoring berkala terhadap pengelolaan sampah di pasar-pasar di seluruh Indonesia,â tegasnya.
Gerakan ini bertujuan untuk menciptakan pasar yang bersih dan sehat, sekaligus mengurangi dampak lingkungan dari sampah pasar. Pemerintah akan bekerja sama dengan pengelola pasar dan pedagang untuk menerapkan praktik pengelolaan sampah yang baik. Sosialisasi dan pelatihan kepada pedagang pasar juga akan dilakukan untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan dalam mengelola sampah.
Langkah-langkah yang akan diambil termasuk penyediaan tempat sampah yang memadai, pemilahan sampah, dan pengolahan sampah organik. Pemerintah juga akan mendorong penggunaan teknologi ramah lingkungan dalam pengelolaan sampah pasar. Diharapkan dengan upaya ini, pasar tradisional dapat menjadi contoh dalam pengelolaan sampah yang baik.
Tragedi Leuwigajah menjadi pelajaran berharga bagi Indonesia. Pengelolaan sampah yang baik bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga seluruh masyarakat. Dengan meningkatkan kesadaran dan kerja sama semua pihak, diharapkan tragedi serupa tidak akan terulang kembali. Peringatan 20 tahun tragedi ini harus menjadi momentum untuk perubahan menuju Indonesia yang lebih bersih dan sehat.