Ubaya Kukuhkan Tiga Guru Besar Baru: Dorong Riset dan Inovasi Unggul
Universitas Surabaya (Ubaya) kukuhkan tiga guru besar baru di bidang teknik, bisnis digital, dan farmasi untuk memperkuat riset dan inovasi, mendukung SDGs dan mengatasi tantangan kesehatan seperti kanker payudara.

Universitas Surabaya (Ubaya) resmi mengukuhkan tiga guru besar baru pada Kamis, 27 Februari 2024. Pengukuhan ini bertujuan memperkuat kontribusi Ubaya dalam riset dan inovasi di berbagai bidang. Ketiga guru besar tersebut berasal dari tiga fakultas berbeda, yaitu Prof. The Jaya Suteja, ST, MSc, PhD (Fakultas Teknik), Prof. Aluisius Hery Pratono, SE, MDM, PhD (Fakultas Bisnis dan Ekonomika), dan Prof. Dr. apt Dini Kesuma, SSi, MSi (Fakultas Farmasi). Pengukuhan ini juga menandai langkah Ubaya dalam mencapai target 55 guru besar hingga tahun 2027, sebagai bagian dari perayaan usia Ubaya yang ke-55 tahun.
Rektor Ubaya, Dr. Ir. Benny Lianto, MMBAT, menyampaikan rasa bangga atas pencapaian ini. Beliau berharap bertambahnya jumlah profesor di Ubaya akan mendorong terciptanya riset dan inovasi yang unggul serta memberikan dampak positif bagi masyarakat. "Riset dan inovasi berkualitas lahir dari ide dan gagasan yang visioner," ujar Rektor Benny, menekankan pentingnya riset yang bermanfaat bagi masyarakat luas. Pengukuhan ini menjadi bukti nyata komitmen Ubaya dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Ketiga profesor baru tersebut menyampaikan orasi ilmiah yang mencerminkan keahlian dan fokus penelitian mereka. Orasi ilmiah ini menyoroti berbagai isu penting, mulai dari implementasi teknologi 3D printing dalam bidang kesehatan hingga analisis cognitive bias dalam ekonomi digital dan inovasi dalam kimia medisinal untuk pengobatan kanker payudara. Hal ini menunjukkan komitmen Ubaya dalam mendorong riset multidisiplin yang relevan dengan tantangan global.
Implementasi 3D Printing di Bidang Kesehatan
Prof. The Jaya Suteja, guru besar dalam bidang Ilmu Teknik Mesin, menyampaikan orasi ilmiah berjudul "Potensi Implementasi 3D Printing di Bidang Kesehatan". Penelitiannya berfokus pada potensi teknologi 3D printing untuk mendukung tujuan ketiga Sustainable Development Goals (SDGs), yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua usia. Beliau menjelaskan bahwa 3D printing dapat bekerja dengan menambahkan material lapisan demi lapisan. Proses ini melibatkan pelelehan, penyinaran, penyemprotan, atau pemanasan yang dilakukan oleh print head atau nozel.
Prof. Jaya mengidentifikasi empat kelompok implementasi pencetakan tiga dimensi, yaitu untuk alat kesehatan, rekayasa jaringan, farmasi, dan makanan sehat. Ia menekankan potensi 3D printing dalam mengurangi biaya produksi, terutama untuk peralatan, obat, dan makanan yang tidak diproduksi massal. "3D printing akan meningkatkan efektivitas, konsistensi, dan kenyamanan proses penanganan, perbaikan, pengobatan, dan pemulihan," jelasnya. Penelitian ini memberikan kontribusi signifikan dalam pengembangan teknologi kesehatan yang lebih terjangkau dan efektif.
Lebih lanjut, Prof. Jaya, lulusan doktor Queensland University of Technology, Australia, mengungkapkan bahwa teknologi ini juga berpotensi meningkatkan variasi, daya tarik, dan keberlanjutan makanan sehat. Inovasi ini membuka peluang besar dalam meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan yang berkualitas.
Cognitive Bias dalam Ekonomi Digital
Prof. Aluisius Hery Pratono, guru besar dalam bidang Ilmu Bisnis Digital, menyampaikan orasi ilmiah berjudul "Cognitive Bias dalam Ekonomi Digital: Sebuah Refleksi". Dalam orasinya, ia memprediksi bahwa digitalisasi suatu saat nanti bukan lagi konsep yang populer. "Pertama kali belajar ekonomi di perguruan tinggi, saya dikenalkan dengan teori utilitas. Saya merasa cukup kewalahan ketika mencoba menerapkan beberapa formula tersebut, khususnya dalam kehidupan sehari-hari," kenangnya. Ia menjelaskan bagaimana ekonomi digital kini sangat kuat dan dapat dialokasikan melalui sumber daya untuk mewujudkan konsumsi di masa depan.
Prof. Hery, lulusan Othman Yeop Abdullah Graduate School of Business, Universiti Utara Malaysia, menambahkan bahwa penghargaan Nobel Ekonomi tahun 2024 semakin memperkuat keyakinannya bahwa ilmu ekonomi dapat mengakomodasi multidisiplin ilmu. "Nobel Ekonomi pada 2024 meyakinkan saya bahwa ekonomi pun tidak boleh menutup diri dari kontekstual yang dinamis," tegasnya. Penelitiannya memberikan wawasan berharga tentang dinamika ekonomi digital dan pentingnya mempertimbangkan faktor kognitif dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Ia juga menyoroti bagaimana ekonomi digital telah mengubah cara kita berinteraksi dan bertransaksi, serta dampaknya terhadap perilaku konsumen. Penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam memahami kompleksitas ekonomi digital dan merumuskan strategi yang efektif dalam menghadapi tantangan dan peluang di era digital.
Inovasi dalam Kimia Medisinal: Harapan Baru Pengobatan Kanker Payudara
Prof. Dr. apt Dini Kesuma, guru besar dalam bidang Ilmu Pengembangan Obat di Fakultas Farmasi Ubaya, membahas "Inovasi dalam Kimia Medisinal: Harapan Baru dalam Pengobatan Kanker Payudara". Orasi ilmiahnya menekankan peran sentral kimia medisinal sebagai jembatan antara ilmu kimia dan ilmu farmasi dalam dunia medis. "Dengan pemahaman yang mendalam tentang struktur molekul, kimia medisinal dapat berperan dalam memahami mekanisme kerja obat pada tingkat molekul, meningkatkan efikasi, dan mengurangi efek samping obat," jelasnya.
Prof. Dini menyoroti tingginya angka mortalitas dan morbiditas akibat kanker payudara di Indonesia dan dunia, serta penggunaan obat kanker yang masih belum optimal. Motivasi ini mendorongnya untuk mengembangkan senyawa turunan Phenylthiourea, yaitu senyawa N-benzoyl-N’-phenylthiourea (BPTU). Penelitian ini menawarkan harapan baru dalam pengembangan pengobatan kanker payudara yang lebih efektif dan aman.
Penelitiannya berfokus pada pengembangan obat-obatan baru yang lebih efektif dan aman untuk melawan kanker payudara. Dengan memahami mekanisme kerja obat pada tingkat molekul, diharapkan dapat ditemukan pengobatan yang lebih tepat sasaran dan mengurangi efek samping yang merugikan pasien. Kontribusi Prof. Dini sangat penting dalam upaya meningkatkan kualitas hidup penderita kanker payudara di Indonesia.
Pengukuhan tiga guru besar baru ini menunjukkan komitmen Ubaya dalam meningkatkan kualitas pendidikan tinggi dan mendorong riset inovatif yang bermanfaat bagi masyarakat. Ketiga profesor ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi akademisi muda untuk berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia.