Untag Surabaya Resmi Kukuhkan Tiga Guru Besar Baru
Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya resmi mengukuhkan tiga guru besar baru pada Selasa, 11 Juli 2023, menambah jumlah total guru besar menjadi 25 dan memperkuat kontribusi akademik di berbagai bidang ilmu.
![Untag Surabaya Resmi Kukuhkan Tiga Guru Besar Baru](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/11/191643.245-untag-surabaya-resmi-kukuhkan-tiga-guru-besar-baru-1.jpg)
Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya sukses melaksanakan pengukuhan tiga guru besar baru pada Selasa, 11 Juli 2023. Upacara akademik yang berlangsung di kampus setempat ini menandai tonggak penting bagi perkembangan Untag Surabaya.
Ketiga Guru Besar Baru Untag Surabaya
Tiga tokoh akademisi yang dikukuhkan sebagai guru besar adalah Prof. Dr. Ida Aju Brahma Ratih, MBA, MM dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis; Prof. Dr. Drs. Teguh Priyo Sadono, MSi dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik; dan Prof. Dr. Ir. Wardah, MP, MM dari Fakultas Vokasi. Pengukuhan ini meningkatkan jumlah guru besar di Untag Surabaya menjadi 25 orang.
Penguatan Riset dan Pengabdian Masyarakat
Rektor Untag Surabaya, Prof. Dr. Mulyanto Nugroho, MM, CMA, CPA, menyampaikan bahwa penambahan guru besar ini bukan hanya sekadar peningkatan jumlah, tetapi juga penguatan kontribusi akademik di berbagai bidang ilmu. Beliau menekankan komitmen Untag Surabaya dalam mendorong dosen-dosennya untuk meraih gelar guru besar sebagai bagian dari Tridharma Perguruan Tinggi.
"Alhamdulillah, kita sudah mengukuhkan 25 guru besar. Yang kita kukuhkan hari ini ada tiga, yaitu guru besar ke-23, 24, dan 25," ujar Rektor Mulyanto. Untag Surabaya juga memberikan dukungan penuh, termasuk pendanaan, bagi para guru besar untuk menjalankan pengabdian kepada masyarakat. Target Untag Surabaya untuk tahun ini adalah mengukuhkan 10 guru besar baru.
Orasi Ilmiah: Kepemimpinan Profetik di Pesantren
Salah satu guru besar yang baru dikukuhkan, Prof. Dr. Ida Aju Brahma Ratih, MBA, MM, menyampaikan orasi ilmiah berjudul 'Pengaruh Kepemimpinan Profetik terhadap Ketaatan kepada Kiai dan Komitmen Organisasi di Pesantren'. Dalam orasinya, beliau menyoroti pentingnya kepemimpinan profetik dalam konteks pesantren di Indonesia.
Indonesia, dengan populasi Muslim terbesar di dunia (sekitar 229,62 juta jiwa atau 13,1 persen dari total populasi Muslim global), memiliki ribuan pesantren yang berperan vital dalam pendidikan dan pembentukan karakter. Jawa Timur, khususnya, merupakan salah satu pusat utama pesantren di Indonesia.
"Studi ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kepemimpinan Nabi Muhammad SAW terhadap ketaatan kiai sebagai pemimpin pesantren serta komitmen organisasi santri. Kepemimpinan Nabi yang berlandaskan nilai-nilai keadilan, kebijaksanaan, dan komunikasi yang baik menjadi model utama yang banyak diterapkan di pondok pesantren," jelas Prof. Ida Aju Brahma Ratih. Penelitian ini juga mempertimbangkan peran moderasi sifat kepribadian guru dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif dan efektif.
Masa Depan Untag Surabaya
Pengukuhan tiga guru besar ini menandai komitmen Untag Surabaya dalam meningkatkan kualitas pendidikan tinggi dan berkontribusi pada kemajuan bangsa. Dengan tambahan ahli di berbagai bidang, Untag Surabaya diharapkan dapat semakin berperan aktif dalam menghasilkan lulusan berkualitas dan melakukan riset yang relevan dengan kebutuhan masyarakat.
Ke depan, Untag Surabaya akan terus mendorong dosen-dosennya untuk mencapai prestasi akademik tertinggi, termasuk meraih gelar guru besar. Hal ini sejalan dengan visi Untag Surabaya untuk menjadi perguruan tinggi yang unggul dan berdaya saing di tingkat nasional maupun internasional. Komitmen ini diharapkan akan berdampak positif bagi perkembangan pendidikan tinggi di Indonesia.