Undiksha Singaraja Kukuhkan 9 Guru Besar, Dorong Pendidikan Hadapi Era Disrupsi
Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja mengukuhkan sembilan guru besar baru lintas bidang, mendorong inovasi dan adaptasi di era disrupsi teknologi.

Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja, Bali, Sabtu lalu, telah mengukuhkan sembilan guru besar baru dari berbagai bidang ilmu. Pengukuhan ini berlangsung di kampus Undiksha, Singaraja, Bali, dan menandai tonggak penting bagi perguruan tinggi pendidikan tenaga kependidikan terbesar di Bali. Acara ini dihadiri oleh Rektor Undiksha, para pejabat universitas, dan keluarga para guru besar yang dikukuhkan.
Rektor Undiksha, Prof. Dr. I Wayan Lasmawan, dalam sambutannya menyampaikan harapan agar para guru besar baru ini dapat menjadi pelopor perubahan dan inovator di bidang Tri Dharma Perguruan Tinggi. Pengukuhan ini bukan hanya penghargaan individu, tetapi juga momentum kebanggaan bagi Undiksha. Dengan tambahan sembilan profesor, jumlah profesor aktif di Undiksha kini mencapai 93 orang, mendekati target 100 profesor pada tahun 2025.
Prof. Lasmawan menekankan pentingnya peran guru besar sebagai pemimpin dalam pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat, terutama di era disrupsi teknologi dan kecerdasan buatan (AI). Ia berharap para guru besar dapat membimbing generasi muda menghadapi perubahan ini, sambil tetap menjaga nilai-nilai kemanusiaan.
Sembilan Guru Besar Lintas Bidang
Kesembilan guru besar yang dikukuhkan berasal dari berbagai bidang ilmu, menunjukkan komitmen Undiksha dalam pengembangan berbagai disiplin ilmu. Mereka adalah: Prof. Dr. Rer. Nat. I Wayan Karyasa, S.Pd., M.Sc (Kimia Anorganik); Prof. Dr. Kadek Rihendra Dantes, S.T., M.T. (Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidikan Teknik Mesin); Prof. Dr. I Gede Margunayasa, S.Pd., M.Pd. (Media Pembelajaran IPA SD); dan Prof. Dr. Ir. Agus Adiarta, S.T., M.T., IPU., ASEAN Eng. (Pengukuran dan Evaluasi Pendidikan Teknik Elektro).
Selanjutnya, Prof. Dr. I Gde Wawan Sudatha, S.Pd., S.T., M.Pd. (Strategi Pembelajaran Digital); Prof. I Wayan Mudianta, S.Pd., M.Phil., Ph.D (Kimia Organik); Prof. Dr. Gede Indrawan, S.T., M.T. (Teknologi Rekayasa Komputer, Bidang Komputasi Bergerak); Prof. Dr. I Made Gunamantha, S.T., M.M. (Ekologi Industri); dan Prof. Dr. I Ketut Sudiana, S.Pd., M.Kes. (Keolahragaan Pencak Silat).
Keanekaragaman bidang keahlian para guru besar ini mencerminkan komitmen Undiksha dalam menghasilkan lulusan yang kompeten dan siap menghadapi tantangan global. Kehadiran mereka diharapkan dapat memperkaya khazanah ilmu pengetahuan dan mendorong inovasi di berbagai bidang.
Undiksha dan Konsep Tri Hita Karana
Undiksha mengusung konsep Tri Hita Karana dalam Harmoni Pesaja, sebuah filosofi yang berakar pada kearifan lokal Bali. Konsep ini menekankan keseimbangan antara kemajuan teknologi dan pelestarian nilai kemanusiaan. Hal ini sejalan dengan visi Undiksha untuk menjadi perguruan tinggi yang unggul dan berdaya saing global, namun tetap berakar pada nilai-nilai lokal.
Para guru besar diharapkan mampu menjadi bridge builder, menghubungkan teori dengan aplikasi nyata, memastikan bahwa ilmu pengetahuan yang dikembangkan bermanfaat bagi masyarakat. Mereka juga diharapkan menjadi trendsetter, menciptakan tren baru dalam pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Dengan bertambahnya jumlah guru besar, Undiksha semakin mantap dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan dan penelitian. Hal ini juga menunjukkan komitmen Undiksha dalam mencetak generasi muda yang cerdas, inovatif, dan berkarakter.
Di tengah era disrupsi, peran guru besar semakin krusial dalam membimbing mahasiswa menghadapi perubahan dan tantangan global. Undiksha, dengan mengukuhkan sembilan guru besar baru ini, menunjukkan kesiapannya untuk menghadapi masa depan pendidikan tinggi di Indonesia.