Unand Raih Top 10 Kampus dengan Guru Besar Terbanyak di Indonesia
Universitas Andalas (Unand) berhasil masuk 10 besar kampus di Indonesia dengan jumlah guru besar terbanyak, mencapai 208 guru besar setelah pengukuhan 10 guru besar baru pada Februari 2024.

Universitas Andalas (Unand) di Sumatera Barat berhasil menorehkan prestasi membanggakan. Perguruan tinggi negeri tertua di luar Pulau Jawa ini kini masuk dalam jajaran 10 besar kampus di Indonesia dengan jumlah guru besar terbanyak. Rektor Unand, Efa Yonnedi, mengumumkan pencapaian ini pada Selasa, 18 Februari 2024, di Padang, bertepatan dengan pengukuhan 10 guru besar baru.
Unand: 208 Guru Besar dan Komitmen Terus Meningkat
Dengan tambahan 10 guru besar baru, Unand kini telah memiliki 208 guru besar. Prestasi ini menegaskan komitmen Unand dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, khususnya para pengajar. Sepanjang tahun 2024 saja, Unand telah mengukuhkan sebanyak 37 guru besar. Rektor Efa Yonnedi menekankan bahwa guru besar merupakan ujung tombak kemajuan Unand, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Pengukuhan 10 Guru Besar dan Risetnya
Kesepuluh guru besar yang dikukuhkan berasal dari berbagai fakultas, antara lain Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Kedokteran, Fakultas Keperawatan, dan Fakultas Farmasi. Masing-masing guru besar menyampaikan orasi ilmiah yang relevan dengan bidang keahliannya. Prof. Rahmi Fahmi, misalnya, menekankan pentingnya membangun sumber daya manusia yang berintegritas dan beretika di era digital dan kecerdasan buatan. Sementara itu, Prof. Nasri Bachtiar membahas peningkatan daya saing tenaga kerja Indonesia di era Industri 4.0 dan kebijakan ketenagakerjaan yang mendukung ekspor jasa tenaga kerja.
Prof. Meri Neherta dari Fakultas Keperawatan menyoroti pentingnya kesehatan anak sebagai investasi masa depan bangsa. Prof. Ilmiati membahas integrasi toksikologi dalam pendidikan kesehatan untuk menghadapi ancaman zat beracun. Penelitian Prof. Netty Suharti fokus pada manfaat jahe merah dan kunyit dalam pengobatan herbal. Prof. Satya Wydya Yenny mengkaji pengembangan kosmetik halal berbasis alam Nusantara, sementara Prof. Vera Pujani membahas transformasi digital dan peran e-commerce dalam meningkatkan daya saing bisnis Indonesia.
Prof. Werry Darta Taifur, mantan Rektor Unand, mengulas tantangan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Prof. Yulia Hendri Yeni menjelaskan strategi pemasaran yang inovatif dan adaptif dalam merespons dinamika perilaku konsumen di era disrupsi. Terakhir, Prof. Nelwati mengangkat isu nilai profesionalisme dalam keperawatan dan peran pendidikan dalam membangun karakter dan kompetensi perawat masa depan. Riset-riset yang beragam ini menunjukkan komitmen Unand dalam berkontribusi pada berbagai bidang kehidupan.
Unand: Menuju Keunggulan Global
Pencapaian Unand dalam jumlah guru besar menunjukkan kualitas akademik yang tinggi dan komitmen pada riset dan pengembangan. Dengan semakin banyaknya guru besar, diharapkan Unand dapat semakin berkontribusi dalam menghasilkan inovasi dan solusi bagi permasalahan nasional dan global. Keberhasilan ini juga menjadi bukti nyata dari kerja keras civitas akademika Unand dalam meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia. Ke depan, Unand diharapkan dapat terus mempertahankan dan meningkatkan prestasinya di kancah nasional maupun internasional.
Universitas Andalas, yang diresmikan oleh Wakil Presiden Mohammad Hatta pada tahun 1955, terus menunjukkan komitmennya untuk menjadi perguruan tinggi yang unggul dan berdaya saing global. Dengan jumlah guru besar yang terus bertambah, Unand siap menghadapi tantangan masa depan dan berkontribusi pada kemajuan bangsa.