Unhas Makassar Prioritaskan Mahasiswa KTI dan Kurang Mampu, Kuota Jalur Mandiri Dipangkas
Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar mengurangi kuota jalur mandiri SNPMB 2025 untuk memprioritaskan calon mahasiswa dari Kawasan Timur Indonesia (KTI) dan masyarakat kurang mampu.

Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar membuat kebijakan yang mengejutkan dengan memangkas kuota jalur mandiri pada Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) tahun 2025. Langkah ini diambil untuk memberikan kesempatan lebih besar kepada calon mahasiswa dari Kawasan Timur Indonesia (KTI) dan masyarakat kurang mampu. Keputusan ini diumumkan langsung oleh Rektor Unhas, Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, MSc, pada Rabu, 23 April 2025, di Makassar, Sulawesi Selatan.
Pemangkasan kuota jalur mandiri ini cukup signifikan. Dari total kuota SNPMB 2025 sebanyak 11.745 orang untuk 85 program studi, Unhas hanya menyediakan 2.305 kursi melalui jalur mandiri, atau sekitar 19,62 persen. Hal ini berbeda dengan potensi yang sebenarnya, di mana Unhas mampu menyediakan kuota jalur mandiri hingga 50 persen tanpa subsidi.
Rektor Unhas menjelaskan alasan di balik kebijakan ini. "Jika kita perbanyak kuota jalur mandiri maka makin banyak orang miskin yang tidak bisa masuk ke Unhas," ujarnya dalam konferensi pers pelaksanaan UTBK dan SNBT 2025. Dengan mengurangi kuota jalur mandiri, Unhas berkomitmen untuk meningkatkan akses pendidikan bagi kelompok yang selama ini kurang terlayani.
Prioritas pada SNBT dan Seleksi Prestasi
Sebagai bentuk komitmen terhadap pemerataan akses pendidikan di KTI dan Sulawesi Selatan khususnya, Unhas justru mengalokasikan kuota terbesar melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) sebanyak 6.194 orang (52,74 persen) dan jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) sebanyak 3.246 orang (27,64 persen). Strategi ini menunjukkan fokus Unhas dalam menjaring calon mahasiswa berprestasi dan berasal dari kalangan yang membutuhkan.
Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, MSc menegaskan bahwa kebijakan ini merupakan wujud nyata dari komitmen Unhas untuk memberikan kesempatan yang setara kepada semua calon mahasiswa, tanpa memandang latar belakang ekonomi. Dengan mengurangi kuota jalur mandiri, Unhas berharap dapat meningkatkan inklusivitas dan keadilan akses pendidikan tinggi.
Pemangkasan kuota ini tentu saja akan berdampak pada persaingan di jalur mandiri. Namun, langkah ini diharapkan dapat memberikan peluang lebih besar bagi calon mahasiswa dari KTI dan masyarakat kurang mampu untuk meraih mimpi mereka menimba ilmu di Unhas.
Pelaksanaan UTBK 2025 Berjalan Lancar
Di sisi lain, Ketua Senat Unhas, Prof. Dr. dr. Baharuddin Thalib, MKes, melaporkan bahwa pelaksanaan UTBK hari pertama berjalan aman dan lancar. "Kami telah meninjau sebanyak empat titik pelaksanaan UTBK hari pertama ini dan Alhamdulillah berjalan aman dan lancar," ujarnya. Hal ini menunjukkan kesiapan Unhas dalam menyelenggarakan ujian masuk perguruan tinggi.
Sebanyak 21.813 peserta terdaftar dalam UTBK-SNBT 2025 di Unhas, termasuk 18 peserta penyandang disabilitas. Unhas telah menyediakan fasilitas yang memadai, termasuk 1.215 unit terminal komputer, 178 komputer cadangan, dan 8 laptop cadangan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan ujian.
Kesuksesan pelaksanaan UTBK ini menunjukkan komitmen Unhas dalam memberikan layanan terbaik kepada para peserta. Dengan fasilitas yang lengkap dan persiapan yang matang, Unhas memastikan bahwa ujian dapat berjalan dengan aman, nyaman, dan tertib.
Unhas berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan dan akses pendidikan bagi seluruh masyarakat, khususnya di KTI dan kalangan kurang mampu. Kebijakan memangkas kuota jalur mandiri dan memprioritaskan jalur SNBT dan SNBP merupakan salah satu wujud nyata dari komitmen tersebut.