Vietnam Akui Kekuatan Pasar Domestik RI: Menarik Minat Investasi
Ketertarikan Vietnam pada pasar domestik Indonesia yang kuat, ditandai kunjungan Sekjen Partai Komunis Vietnam, membuka peluang kerjasama ekonomi bilateral yang signifikan.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa kunjungan kerja Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Komunis Vietnam, To Lam, ke Indonesia pada 9 Maret 2024, didorong oleh ketertarikan Vietnam terhadap pasar domestik Indonesia yang besar dan kuat. Kunjungan ini menjadi bukti nyata pengakuan Vietnam akan potensi ekonomi Indonesia yang signifikan di kancah internasional. Hal ini disampaikan Airlangga dalam acara Bina Diskon Lebaran 2025 di Jakarta pada Jumat lalu.
Airlangga menjelaskan, "Dia tetap ingin ke Indonesia. Saya tanya kenapa? Dia mengatakan Indonesia punya domestik, pasar domestik. Dan memang kalau kita lihat pasar domestik kita besar." Pernyataan ini menggarisbawahi daya tarik pasar domestik Indonesia bagi negara-negara lain, termasuk Vietnam. Potensi pasar domestik Indonesia yang mencapai 670 miliar dolar AS atau sekitar Rp10,9 kuadriliun (dengan asumsi kurs Rp16.370 per dolar AS) menjadi daya pikat utama.
Pertumbuhan kelas menengah Indonesia yang terus meningkat juga memperkuat daya tarik pasar domestik ini. Airlangga menambahkan, "Kita ini negara domestic market-nya 52 persen. 52 persen itu 670 miliar dolar. Sehingga inilah pasar yang harus terus dijaga daya belinya." Pemerintah Indonesia pun berupaya menjaga daya beli masyarakat melalui berbagai insentif, seperti pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) bagi PNS, TNI, dan Polri, serta bonus bagi pengemudi ojek online dan kurir online.
Kerjasama Bilateral Indonesia-Vietnam: Sebuah Langkah Strategis
Kunjungan Sekjen To Lam juga menandai upaya peningkatan kerjasama bilateral antara Indonesia dan Vietnam. Presiden Joko Widodo menyambut kunjungan kenegaraan Sekjen To Lam di Istana Kepresidenan Jakarta pada 10 Maret 2024, merayakan 70 tahun hubungan bilateral kedua negara. Dalam pertemuan tersebut, dibahas berbagai potensi kerjasama, mulai dari ekonomi dan otomotif hingga industri pertahanan, perikanan, dan ekonomi digital.
Presiden Joko Widodo, dalam pernyataan pers usai pertemuan, menyatakan optimisme terhadap peningkatan kerjasama ini. Beliau menekankan komitmen untuk meningkatkan hubungan bilateral menjadi comprehensive strategic partnership. Hal ini menunjukkan komitmen kuat kedua negara untuk memperkuat kerja sama di berbagai sektor.
Kerjasama di bidang pertanian juga menjadi fokus utama, dengan harapan menjadikan Indonesia dan Vietnam sebagai penyumbang pangan global yang signifikan. Kedua negara juga sepakat memperkuat kolaborasi dalam ekonomi hijau, industri teknologi tinggi, serta pertukaran perwira dan latihan bersama di sektor keamanan dan pertahanan.
Langkah-langkah konkret yang telah dan akan diambil oleh kedua negara menunjukkan keseriusan dalam membangun kemitraan strategis yang saling menguntungkan. Kunjungan ini bukan hanya sekadar kunjungan diplomatik, tetapi juga merupakan langkah strategis untuk membuka peluang investasi dan perdagangan yang lebih luas.
Insentif Pemerintah untuk Menjaga Daya Beli
Pemerintah Indonesia telah dan akan terus berupaya menjaga daya beli masyarakat melalui berbagai program insentif. Selain THR bagi PNS, TNI, dan Polri, pemerintah juga mendorong perusahaan jasa angkutan daring untuk memberikan THR kepada pengemudi ojek online dan kurir online. Program ini bertujuan untuk meningkatkan daya beli masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Program insentif lainnya termasuk potongan tarif atau diskon tiket pesawat pada periode Angkutan Lebaran 2025 (diskon berkisar 14 persen), diskon tarif tol sebesar 20 persen pada hari tertentu, dan stabilisasi harga pangan melalui operasi pasar. Langkah-langkah ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk menjaga stabilitas ekonomi dan melindungi daya beli masyarakat.
Program-program ini diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perekonomian Indonesia dan memperkuat daya tarik pasar domestik bagi investor asing, termasuk dari Vietnam. Dengan pasar domestik yang kuat dan kebijakan pemerintah yang mendukung, Indonesia siap untuk menghadapi tantangan global dan terus meningkatkan perekonomiannya.
Kesimpulannya, kunjungan Sekjen To Lam ke Indonesia menandai babak baru dalam kerjasama bilateral Indonesia-Vietnam. Ketertarikan Vietnam pada pasar domestik Indonesia yang kuat membuka peluang besar bagi peningkatan kerjasama ekonomi dan investasi. Pemerintah Indonesia pun terus berupaya menjaga daya beli masyarakat sebagai kunci untuk memperkuat ekonomi domestik.