Wali Kota Turki Belajar Pengelolaan Sampah Inklusif di Jakarta
Wali Kota Şahinbey, Turki, berkunjung ke Jakarta untuk mempelajari pengelolaan sampah inklusif yang melibatkan pekerja informal, berbagi praktik baik, dan mencari solusi atas tantangan sampah plastik.

Apa, Siapa, Di mana, Kapan, Mengapa, dan Bagaimana? Mehmet Tahmazoglu, Wali Kota Şahinbey, Gaziantep, Turki, mengunjungi Jakarta pada tanggal 30 April untuk mempelajari pendekatan inklusif dalam pengelolaan sampah. Kunjungan ini difasilitasi oleh program Plastic Smart Cities WWF, bertujuan untuk berbagi praktik baik dan mencari solusi mengatasi sampah plastik di kota padat penduduk. Wali Kota Jakarta Utara, Ali Maulana Hakim, menyambut kunjungan tersebut dan berbagi pengalaman Jakarta dalam mengintegrasikan pekerja sampah informal ke dalam sistem pengelolaan sampah formal. Hal ini penting karena mengakui peran dan martabat pekerja sampah informal serta mengatasi tantangan lingkungan akibat sampah plastik.
Kunjungan ini merupakan bagian dari upaya kolaborasi internasional untuk menemukan solusi terbaik dalam pengelolaan sampah. Kota-kota besar di seluruh dunia menghadapi tantangan serupa dalam mengelola limbah, dan berbagi pengetahuan dan praktik terbaik menjadi kunci untuk mengatasi masalah ini secara efektif. Dengan mempelajari sistem pengelolaan sampah di Jakarta, Wali Kota Tahmazoglu berharap dapat mengimplementasikan strategi serupa di Şahinbey, Turki.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, melalui program Plastic Smart Cities WWF, berkomitmen untuk berbagi pengetahuan dan pengalamannya dalam pengelolaan sampah. Kolaborasi internasional seperti ini penting untuk mendorong inovasi dan solusi berkelanjutan dalam mengatasi masalah sampah di tingkat global. Keberhasilan Jakarta dalam mengintegrasikan pekerja sampah informal menjadi contoh yang baik bagi kota-kota lain di dunia.
Integrasi Pekerja Sampah Informal: Kunci Pengelolaan Sampah Berkelanjutan
Wali Kota Jakarta Utara, Ali Maulana Hakim, menekankan pentingnya melibatkan pekerja sampah informal dalam sistem pengelolaan sampah. "Dengan menghubungkan pemerintah daerah dengan pelaku usaha kecil dan organisasi masyarakat, kami mengakui bahwa pekerja sampah informal adalah penjaga lingkungan yang layak mendapat kondisi kerja yang bermartabat," katanya. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan efisiensi pengelolaan sampah, tetapi juga memberikan dampak sosial ekonomi positif bagi para pekerja informal.
Hal senada disampaikan oleh Wali Kota Şahinbey, Mehmet Tahmazoglu, yang mengapresiasi pendekatan Jakarta. "Pendekatan Indonesia dalam sistem pengelolaan sampah berbasis masyarakat tidak hanya mengatasi tantangan lingkungan akibat sampah plastik, tetapi juga mengakui peran penting pekerja sampah informal dalam rantai nilai daur ulang, hal ini juga sangat penting bagi Şahinbey," ujar Mehmet Tahmazoglu. Apresiasi ini menunjukkan bahwa model pengelolaan sampah inklusif di Jakarta dapat menjadi inspirasi bagi kota-kota lain, termasuk di Turki.
Kunjungan ini juga bertujuan untuk mempelajari berbagai model integrasi pemulung ke dalam sistem pengelolaan sampah formal. Dengan memberikan mereka pendapatan yang stabil, kondisi kerja yang lebih baik, dan pengakuan sosial, diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan para pekerja.
Integrasi ini juga berkontribusi pada peningkatan efisiensi dan keberlanjutan sistem pengelolaan sampah secara keseluruhan. Dengan melibatkan para pemulung, proses pengumpulan, pemilahan, dan daur ulang sampah dapat dilakukan dengan lebih efektif dan efisien.
Studi Banding Fasilitas Pengelolaan Sampah Jakarta
Delegasi dari Şahinbey mengunjungi beberapa fasilitas pengelolaan sampah di Jakarta, termasuk bank sampah dan fasilitas daur ulang yang melibatkan pemulung dalam operasionalnya. Beberapa fasilitas yang dikunjungi antara lain Lapak UD Mulia Jaya, Bank Sampah Induk Kumala, TPS3R Joe, Lapak Gudang 45, dan Waste4Change Supplier Point.
Kunjungan ke fasilitas-fasilitas tersebut memberikan gambaran nyata tentang bagaimana integrasi pekerja informal dapat diimplementasikan dalam praktik. Para delegasi dapat mengamati secara langsung bagaimana sistem tersebut beroperasi, bagaimana pemulung dilibatkan, dan apa saja manfaat yang diperoleh baik bagi pemulung maupun lingkungan.
Pengalaman langsung ini diharapkan dapat memberikan wawasan berharga bagi Wali Kota Tahmazoglu dalam merancang dan mengimplementasikan program pengelolaan sampah yang serupa di Şahinbey. Dengan mempelajari model-model yang telah berhasil di Jakarta, diharapkan Şahinbey dapat mengembangkan sistem pengelolaan sampah yang lebih efektif dan berkelanjutan.
Şahinbey, distrik utama di Kota Gaziantep, telah bekerja sama dengan WWF-Turki sejak 2024 untuk menjalankan proyek Uni Eropa selama tiga tahun. Proyek ini bertujuan meningkatkan kualitas hidup para pekerja sampah dengan mengintegrasikan mereka secara formal ke dalam sistem pengelolaan sampah kota. Kunjungan ke Jakarta ini diharapkan dapat memperkaya pengetahuan dan pengalaman dalam menjalankan proyek tersebut.
Dengan adanya kerja sama dan pertukaran pengetahuan ini, diharapkan pengelolaan sampah di kedua kota dapat semakin baik dan berkelanjutan. Model pengelolaan sampah inklusif yang melibatkan pekerja informal terbukti efektif dan memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat.