Waspada Cuaca Ekstrem! Pelabuhan Sanur Tunda Keberangkatan Kapal
Pelabuhan Sanur, Bali, menunda sementara keberangkatan kapal cepat akibat cuaca buruk yang dipicu bibit siklon 92S dan gelombang tinggi hingga tiga meter.

Denpasar, Bali, 23 Maret 2025 - Otoritas Pelabuhan Sanur, Denpasar, Bali, mengambil langkah antisipasi dengan menunda sementara keberangkatan kapal-kapal cepat. Penundaan ini dilakukan sebagai respons terhadap potensi cuaca buruk yang dipicu oleh pertumbuhan bibit siklon tropis 92S. Penundaan ini berdampak pada empat kapal cepat yang melayani rute Sanur-Nusa Penida pada Sabtu, 22 Maret 2025, pukul 12.00-12.30 WITA. Langkah ini diambil untuk menjamin keselamatan penumpang dan awak kapal mengingat kondisi cuaca yang tidak menentu.
Kepala Wilayah Kerja Pelabuhan Sanur, I Komang Sunarka, menjelaskan bahwa koordinasi intensif dilakukan dengan pelabuhan lain untuk memantau kondisi cuaca dan perairan secara berkala. "Kami selalu berkoordinasi dengan pelabuhan berikutnya terkait kondisi cuaca dan perairan," ujar Sunarka. Meskipun penundaan terjadi, Sunarka memastikan bahwa jadwal keberangkatan kapal pada umumnya masih berjalan normal. Operator kapal dan kru juga diwajibkan untuk memberikan informasi terkini mengenai kondisi cuaca dan perairan selama pelayaran.
Pelabuhan Sanur merupakan salah satu pelabuhan tersibuk di Bali, melayani ribuan penumpang setiap harinya, terutama wisatawan asing yang menuju Pulau Nusa Penida. Data Satuan Kerja Pelabuhan Sanur mencatat rata-rata 4.000 penumpang per hari dilayani oleh 69 unit armada kapal cepat. Keputusan penundaan ini menunjukkan komitmen otoritas pelabuhan untuk memprioritaskan keselamatan di tengah potensi cuaca ekstrem.
Antisipasi Cuaca Buruk Akibat Bibit Siklon 92S
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar telah mengeluarkan peringatan dini terkait potensi cuaca ekstrem di Bali akibat bibit siklon 92S. Peringatan ini berlaku dari tanggal 22 hingga 25 Maret 2025. Kepala BBMKG Wilayah III Denpasar, Cahyo Nugroho, menjelaskan bahwa potensi cuaca ekstrem meliputi hujan lebat disertai petir dan angin kencang, serta gelombang laut setinggi tiga meter di perairan selatan Bali.
Selain bibit siklon 92S, faktor lain yang berkontribusi pada cuaca ekstrem adalah Madden Julian Oscillation (MJO) atau gelombang osilasi non-musiman yang berada di kuadran 5 (maritim continent). Kondisi ini mendukung pertumbuhan awan hujan di Bali. Ditambah lagi, konsentrasi massa udara basah dari permukaan hingga ketinggian 12.000 meter dan suhu permukaan laut yang hangat (29-30 derajat Celcius) semakin meningkatkan potensi hujan lebat.
BMKG mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem dan dampaknya, seperti genangan air, banjir, pohon tumbang, dan tanah longsor. Informasi cuaca terkini secara rutin disampaikan kepada operator kapal dan kru untuk memastikan keselamatan pelayaran.
KSOP Benoa juga memberikan informasi cuaca dari BMKG sehari sebelum keberangkatan kepada operator kapal dan kru. Hal ini dilakukan sebagai upaya pencegahan dan mitigasi risiko akibat cuaca buruk. Langkah proaktif ini diharapkan dapat meminimalisir dampak negatif dari cuaca ekstrem terhadap aktivitas pelayaran di Pelabuhan Sanur.
Langkah Keselamatan di Pelabuhan Sanur
Penundaan sementara keberangkatan kapal di Pelabuhan Sanur merupakan bagian dari prosedur keselamatan pelayaran. Langkah ini menunjukkan kesiapsiagaan otoritas pelabuhan dalam menghadapi potensi cuaca ekstrem. Dengan adanya koordinasi yang baik antara otoritas pelabuhan, BMKG, dan operator kapal, diharapkan keselamatan penumpang dan awak kapal dapat dijamin.
Informasi cuaca yang akurat dan tepat waktu sangat penting dalam pengambilan keputusan terkait pelayaran. BMKG terus memantau perkembangan cuaca dan memberikan peringatan dini kepada masyarakat dan pihak terkait. Operator kapal juga diwajibkan untuk mematuhi informasi dan peringatan yang dikeluarkan oleh otoritas terkait.
Selain penundaan, langkah-langkah keselamatan lainnya yang mungkin diterapkan di Pelabuhan Sanur termasuk pemeriksaan kondisi kapal sebelum keberangkatan, serta memastikan awak kapal memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai dalam menghadapi kondisi cuaca buruk. Semua upaya ini bertujuan untuk memastikan keselamatan dan keamanan para penumpang dan awak kapal yang menggunakan jasa Pelabuhan Sanur.
Dengan adanya antisipasi dan langkah-langkah proaktif yang dilakukan, diharapkan aktivitas pelayaran di Pelabuhan Sanur dapat tetap berjalan dengan aman dan lancar meskipun dihadapkan pada potensi cuaca ekstrem.
Masyarakat diimbau untuk selalu memantau informasi cuaca terkini dari BMKG dan mengikuti arahan dari otoritas terkait untuk menjaga keselamatan.