Waspada DBD di Rejang Lebong: Dinkes Imbau Warga Tingkatkan Kewaspadaan
Dinas Kesehatan Rejang Lebong, Bengkulu, meminta warga meningkatkan kewaspadaan terhadap peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) setelah 24 kasus tercatat di Januari 2025, dan 435 kasus dengan 3 kematian di tahun 2024.
![Waspada DBD di Rejang Lebong: Dinkes Imbau Warga Tingkatkan Kewaspadaan](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/08/220043.073-waspada-dbd-di-rejang-lebong-dinkes-imbau-warga-tingkatkan-kewaspadaan-1.jpg)
Rejang Lebong, Bengkulu - Warga Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu diimbau mewaspadai peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Data terbaru dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Rejang Lebong menunjukkan lonjakan kasus yang mengkhawatirkan.
Lonjakan Kasus DBD di Rejang Lebong
Berdasarkan laporan dari 21 puskesmas di 15 kecamatan Kabupaten Rejang Lebong, tercatat 24 kasus DBD pada Januari 2025. Angka ini menjadi perhatian serius bagi Dinkes Rejang Lebong, mengingat angka ini berpotensi meningkat seiring dengan musim hujan.
"Warga Kabupaten Rejang Lebong diminta untuk mewaspadai penyebaran DBD" ungkap Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinkes Rejang Lebong, Titin Julita, dalam wawancara pada Sabtu lalu. "Pada Januari 2025 saja sudah ada 24 orang yang terjangkit DBD."
Titin menambahkan bahwa jumlah tersebut merupakan data sementara dan kemungkinan akan terus bertambah. Hal ini disebabkan oleh faktor cuaca dan kebiasaan masyarakat.
Penyebab dan Pencegahan DBD
Penyebaran DBD di Rejang Lebong disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti yang berkembang biak di tempat-tempat penampungan air, baik yang bersih maupun yang tergenang. Genangan air di tempat-tempat seperti bak mandi, vas bunga, atau bahkan di pakaian yang digantung pun dapat menjadi sarang nyamuk ini.
Untuk mencegah penyebaran DBD, Dinkes Rejang Lebong mengimbau masyarakat untuk aktif melakukan Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan Gerakan 3M Plus. Gerakan 3M Plus meliputi:
- Menguras bak mandi dan tempat penampungan air secara rutin.
- Menutup rapat tempat penampungan air.
- Mengubur barang bekas yang berpotensi menampung air.
- Plus: memanfaatkan bubuk abate, menanam tanaman pengusir nyamuk, dan menjaga kebersihan lingkungan.
Selain itu, Dinkes Rejang Lebong juga gencar melakukan penyuluhan dan pemantauan berkala di tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.
Gejala dan Dampak DBD
Penting bagi masyarakat untuk mengenali gejala DBD sejak dini. Gejala umum DBD antara lain demam tinggi, lemas, sakit kepala hebat, nyeri di belakang mata, nyeri otot dan sendi, hilang nafsu makan, mual dan muntah, serta munculnya bintik-bintik atau ruam pada kulit. Jika mengalami gejala-gejala tersebut, segera periksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat.
Sebagai gambaran, sepanjang tahun 2024, Kabupaten Rejang Lebong mencatat 435 kasus DBD, dengan tiga kasus berujung kematian. Angka ini menunjukkan urgensi upaya pencegahan dan pengendalian DBD di wilayah tersebut.
Langkah-Langkah Ke Depan
Dinkes Rejang Lebong berkomitmen untuk terus meningkatkan upaya pencegahan dan pengendalian DBD. Kerja sama antara pemerintah dan masyarakat sangat penting dalam memutus mata rantai penyebaran penyakit ini. Masyarakat diharapkan aktif berpartisipasi dalam PSN dan Gerakan 3M Plus untuk melindungi diri dan keluarga dari ancaman DBD.
Pemantauan dan penyuluhan akan terus ditingkatkan untuk memastikan informasi mengenai pencegahan DBD sampai kepada seluruh lapisan masyarakat. Harapannya, dengan upaya bersama, kasus DBD di Rejang Lebong dapat ditekan dan angka kematian akibat DBD dapat dihindari.