Waspada! Radius Bahaya Gunung Soputan Diperluas, Masyarakat Diminta Jauhi Kawasan Ini
Gunung Soputan di Sulawesi Utara berstatus Waspada, Badan Geologi mengimbau masyarakat menjauhi radius bahaya demi keselamatan.

Gunung Soputan di Kabupaten Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara, kembali mengeluarkan peringatan bagi masyarakat sekitar. Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengimbau masyarakat untuk tidak beraktivitas di sekitar gunung api tersebut guna menghindari potensi bahaya erupsi.
Imbauan ini disampaikan langsung oleh Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid AN, di Manado pada Senin. "Masyarakat maupun pengunjung/wisatawan/pendaki tidak diharapkan beraktivitas di dalam radius 1,5 kilometer dari puncak Gunung Soputan dan area sektoral sejauh 2,5 kilometer dari puncak ke arah lereng barat hingga barat laut," tegas Wafid. Peringatan ini dikeluarkan menyusul laporan aktivitas Gunung Soputan periode 1-15 April 2025 yang menunjukkan potensi bahaya signifikan.
Laporan dari Kepala Balai Pemantauan Gunung Api dan Mitigasi Bencana Gerakan Tanah Sulawesi dan Maluku, Juliana DJ Rumambi, mengungkapkan potensi bahaya utama berupa lontaran dan aliran/guguran lava serta material piroklastik. Selain itu, ancaman bahaya sekunder berupa lahar juga perlu diwaspadai, terutama di sepanjang sungai yang berhulu dari Gunung Soputan, apabila terjadi erupsi.
Radius Bahaya dan Rekomendasi Keselamatan
Badan Geologi memberikan beberapa rekomendasi penting bagi masyarakat. Selain larangan beraktivitas dalam radius bahaya yang telah ditentukan, masyarakat di sekitar Gunung Soputan diimbau untuk selalu mempersiapkan masker guna mengantisipasi potensi hujan abu vulkanik. Kewaspadaan juga perlu ditingkatkan bagi mereka yang bermukim atau beraktivitas di sekitar bantaran sungai yang berhulu di lereng Gunung Soputan, seperti Sungai Ranowangko, Sungai Lawian, Sungai Popang, dan Londola Kelewahu, mengingat potensi ancaman lahar, terutama saat musim hujan.
Koordinasi antar instansi juga menjadi hal krusial. Pemerintah daerah, BPBD provinsi dan kabupaten/kota, diharapkan untuk terus berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Soputan atau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi di Bandung. Masyarakat juga dapat memantau perkembangan aktivitas dan rekomendasi Gunung Soputan melalui aplikasi MAGMA Indonesia.
Tingkat aktivitas Gunung Soputan saat ini masih berada pada Level II (Waspada). Namun, Badan Geologi akan terus mengevaluasi tingkat aktivitas secara berkala atau jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan. Rekomendasi yang diberikan disesuaikan dengan potensi ancaman bahaya terkini.
Pentingnya Kewaspadaan dan Kesiapsiagaan
Masyarakat diimbau untuk tetap tenang namun waspada. Penting untuk mengikuti arahan dan rekomendasi dari pihak berwenang. Dengan memahami potensi bahaya dan mengikuti imbauan yang diberikan, diharapkan masyarakat dapat meminimalisir risiko yang mungkin terjadi akibat aktivitas Gunung Soputan. Keselamatan dan kewaspadaan masyarakat menjadi prioritas utama dalam menghadapi potensi bencana alam ini.
Aplikasi MAGMA Indonesia dapat diunduh dan digunakan untuk memantau perkembangan aktivitas gunung berapi di Indonesia. Informasi terkini dan akurat sangat penting dalam upaya mitigasi bencana. Dengan mengikuti perkembangan informasi dan mengikuti arahan dari pihak berwenang, diharapkan masyarakat dapat selalu siap menghadapi potensi bahaya.
Pemerintah daerah juga memiliki peran penting dalam memberikan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat terkait potensi bahaya Gunung Soputan dan langkah-langkah mitigasi yang perlu dilakukan. Kerja sama yang baik antara pemerintah, lembaga terkait, dan masyarakat sangat penting untuk meminimalisir dampak negatif dari aktivitas gunung api ini.
Kesimpulannya, kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat menjadi kunci utama dalam menghadapi potensi bahaya erupsi Gunung Soputan. Dengan mengikuti imbauan dan rekomendasi dari Badan Geologi serta memantau perkembangan informasi melalui saluran resmi, diharapkan masyarakat dapat terhindar dari potensi bahaya dan tetap aman.