Wujudkan Kesetaraan Gender: Kemauan Politik yang Konsisten Jadi Kunci
Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat menekankan pentingnya kemauan politik yang konsisten dan kesiapan perempuan untuk mencapai kesetaraan gender, sesuai amanat UUD 1945.

Jakarta, 9 Maret 2024 (ANTARA) - Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, menekankan pentingnya kemauan politik yang kuat dan konsisten dari seluruh pemangku kepentingan untuk mewujudkan kesetaraan gender di Indonesia. Hal ini disampaikannya dalam rangka memperingati Hari Perempuan Internasional yang mengangkat tema 'Untuk Semua Perempuan dan Anak Perempuan: Hak, Kesetaraan, Pemberdayaan'. Beliau juga menyoroti pentingnya kesiapan perempuan sendiri untuk mengambil peran aktif dalam merealisasikan amanat konstitusi.
Menurut Lestari, atau yang akrab disapa Rerie, Pasal 27 UUD 1945 secara tegas mengamanatkan kesetaraan kedudukan setiap warga negara, termasuk perempuan, di mata hukum dan pemerintahan. Namun, realisasi amanat tersebut masih menghadapi berbagai tantangan. Ia menambahkan bahwa kemauan politik semata tidaklah cukup tanpa adanya kesiapan dari perempuan Indonesia sendiri untuk berperan aktif dalam berbagai sektor kehidupan.
Lebih lanjut, Rerie menjelaskan bahwa meskipun konstitusi telah menjamin kesetaraan, masih ada hambatan nyata di lapangan. Tekanan sosial dan budaya patriarki di beberapa daerah menjadi salah satu kendala utama dalam upaya mewujudkan kesetaraan gender. Oleh karena itu, diperlukan upaya bersama untuk mengatasi tantangan ini dan memastikan bahwa amanat konstitusi benar-benar terlaksana.
Mengatasi Hambatan Menuju Kesetaraan Gender
Rerie, yang juga anggota Komisi X DPR RI Dapil II Jawa Tengah, mengungkapkan bahwa sejumlah langkah pemberdayaan dan afirmasi sangat krusial untuk membantu perempuan menembus 'tembok kaca' yang selama ini membatasi partisipasi aktif mereka di ruang publik. 'Tembok kaca' ini merujuk pada berbagai hambatan tak kasat mata yang menghambat kemajuan perempuan, seperti bias gender dan diskriminasi.
Ia menambahkan bahwa dibutuhkan strategi yang komprehensif untuk mengatasi masalah ini. Hal ini mencakup pendidikan, pelatihan, dan akses pada sumber daya yang setara bagi perempuan. Selain itu, penting juga untuk menciptakan lingkungan yang inklusif dan suportif bagi perempuan untuk berkembang dan berkontribusi secara penuh dalam masyarakat.
Perempuan harus diberikan kesempatan yang sama dalam pendidikan, pekerjaan, dan kepemimpinan. Dengan demikian, mereka dapat berkontribusi secara maksimal dalam pembangunan bangsa. Partisipasi perempuan yang setara akan menghasilkan kebijakan dan program yang lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat secara keseluruhan.
Lebih jauh, Rerie menekankan pentingnya dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, swasta, dan masyarakat sipil, untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi kesetaraan gender. Kerjasama dan kolaborasi yang erat sangat penting untuk mencapai tujuan ini.
Pentingnya Kemauan Politik dan Kepercayaan Diri
Rerie menyampaikan harapannya agar kemauan politik dari para pemangku kepentingan terus tumbuh dan berkembang. Hal ini akan menjadi pendorong utama dalam mewujudkan kesetaraan gender. Selain itu, ia juga menekankan pentingnya kepercayaan diri perempuan dalam memperjuangkan hak-hak mereka dan mengambil peran yang lebih aktif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dengan kepercayaan diri yang tinggi, perempuan akan mampu mengatasi berbagai hambatan dan tantangan yang dihadapi. Mereka dapat menunjukkan potensi dan kemampuan mereka untuk berkontribusi secara signifikan dalam pembangunan nasional. Partisipasi aktif perempuan dalam berbagai bidang akan memperkaya perspektif dan solusi dalam berbagai permasalahan bangsa.
Kemauan politik yang konsisten dan kepercayaan diri perempuan merupakan dua pilar penting dalam mewujudkan kesetaraan gender. Keduanya harus berjalan beriringan untuk menciptakan Indonesia yang lebih adil dan setara bagi semua warganya.
Dengan demikian, perjuangan untuk kesetaraan gender bukanlah tanggung jawab perempuan semata, melainkan tanggung jawab bersama seluruh elemen bangsa. Perlu komitmen dan kerja keras dari semua pihak untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi perempuan dan anak perempuan di Indonesia.