Yayasan MBG Kalibata Cari Mitra Dapur Baru, Akhiri Kerja Sama dengan Ira Mesra?
Yayasan MBG Kalibata berencana mencari mitra dapur baru setelah adanya laporan dugaan penggelapan dana Rp975.375.000 dari Ira Mesra, mitra dapur sebelumnya.

Yayasan Media Berkat Nusantara (MBN), mitra Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kalibata, Jakarta Selatan, tengah menghadapi permasalahan hukum. Mitra dapur mereka, Ira Mesra Destiawati (59), melaporkan yayasan tersebut ke polisi atas dugaan penggelapan dana sebesar Rp975.375.000. Laporan tersebut tercatat dengan nomor LP/B/1160/IV/2025/SPKT/POLRES METRO JAKSEL/POLDA METRO JAYA pada 10 April 2025. Sebagai respons, yayasan MBN memutuskan untuk mencari mitra dapur baru.
Kuasa hukum yayasan, Timoty Ezra Simanjuntak, menyatakan bahwa yayasan tidak akan melawan secara hukum. Namun, mereka berencana mengajukan konfrontir dalam pemeriksaan dan telah menyiapkan data untuk membantah tuduhan penggelapan dana. Timoty menekankan kesamaan data yayasan dengan data Kepala Satuan Pelaksana (Kasatpel) dan Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPG) sebagai bukti pendukung.
Perselisihan ini bermula dari kerja sama Ira Mesra dengan yayasan dan SPPG Kalibata sejak Februari hingga Maret 2025. Selama periode tersebut, Ira Mesra telah memasak kurang lebih 65.025 porsi makanan dalam dua tahap. Awalnya, harga per porsi disepakati sebesar Rp15.000, namun kemudian diubah menjadi Rp13.000. Perselisihan ini mengakibatkan laporan polisi dan rencana yayasan untuk mencari mitra baru.
Perselisihan dan Pencarian Mitra Baru
Timoty menjelaskan bahwa yayasan MBN membayar mitra dapur dengan sistem reimburse. Ia berharap Ira Mesra dapat menjelaskan rincian dana yang ditagihkan kepada polisi. Lebih lanjut, Timoty mengkritik kurangnya komunikasi dari Ira Mesra dan timnya melalui grup WhatsApp. Oleh karena itu, yayasan MBN berencana untuk segera mencari mitra dapur pengganti dalam waktu dua hingga tiga hari ke depan.
Proses pencarian mitra baru ini dilakukan untuk memastikan kelancaran Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kalibata. Yayasan MBN ingin menghindari dampak negatif dari perselisihan ini terhadap program nasional tersebut. Mereka berkomitmen untuk menyelesaikan masalah ini dengan cepat dan mencari solusi terbaik untuk semua pihak.
Langkah mencari mitra baru ini menunjukkan komitmen yayasan untuk memastikan keberlanjutan program MBG. Meskipun menghadapi tantangan hukum, yayasan tetap fokus pada tujuan utama program yaitu menyediakan makanan bergizi bagi masyarakat.
Sistem Pembayaran dan Kontrak Kerja
Yayasan MBN menegaskan bahwa pembayaran kepada mitra dapur dilakukan dengan sistem reimburse. Hal ini berarti mitra dapur akan dibayar setelah menyelesaikan pekerjaan dan menyerahkan bukti-bukti pengeluaran. Sistem ini bertujuan untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana program MBG.
Perubahan harga per porsi dari Rp15.000 menjadi Rp13.000 di tengah jalan menjadi salah satu poin penting dalam perselisihan ini. Detail mengenai perubahan tersebut dan alasan di baliknya perlu dikaji lebih lanjut untuk memahami sepenuhnya konteks permasalahan.
Kontrak kerja antara yayasan MBN dan Ira Mesra juga menjadi fokus perhatian. Isi kontrak, termasuk detail mengenai pembayaran, perlu diteliti untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai perselisihan yang terjadi.
Langkah Selanjutnya dan Harapan
Proses hukum yang sedang berjalan akan menentukan langkah selanjutnya. Baik yayasan MBN maupun Ira Mesra akan menghadirkan bukti dan keterangan untuk memperkuat posisinya. Hasil dari proses hukum ini akan memberikan kepastian hukum dan solusi yang adil bagi semua pihak.
Yayasan MBN berharap dapat menemukan mitra dapur baru yang handal dan berkomitmen untuk mendukung program MBG. Mereka juga berharap agar proses pencarian mitra baru dapat berjalan lancar dan tidak mengganggu operasional program.
Ke depannya, diharapkan adanya peningkatan transparansi dan komunikasi yang lebih baik antara yayasan dan mitra dapur untuk mencegah terjadinya perselisihan serupa. Hal ini penting untuk memastikan keberhasilan dan keberlanjutan Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Kesimpulannya, kasus ini menyoroti pentingnya komunikasi dan transparansi dalam kerjasama antar lembaga, khususnya dalam program sosial berskala besar. Proses hukum yang sedang berjalan dan pencarian mitra baru diharapkan dapat menghasilkan solusi terbaik untuk semua pihak dan menjaga kelangsungan Program Makan Bergizi Gratis (MBG).