Jakarta: Kesan Pertama Wisatawan terhadap Indonesia
Menteri Pariwisata menekankan peran penting Jakarta dalam membentuk kesan pertama wisatawan terhadap Indonesia, didukung revitalisasi Kota Tua dan infrastruktur seperti MRT.

Jakarta, Pentingnya Kesan Pertama
Menteri Pariwisata, Widiyanti Putri Wardhana, baru-baru ini menyatakan bahwa Jakarta memegang peranan krusial dalam membentuk opini awal wisatawan mancanegara terhadap Indonesia. Sebagai pintu gerbang utama, pengalaman di Jakarta sangat menentukan persepsi mereka terhadap seluruh negara. Hal ini disampaikan dalam konferensi pers "Wisdom in the Old Town: A Lunar Celebration" di Jakarta.
Revitalisasi Kota Tua dan Infrastruktur
Ibukota Jakarta, yang telah mengalami transformasi signifikan dari segi nama, status, hingga akses transportasi, kini tengah difokuskan untuk memberikan pengalaman wisata yang berkesan. Kementerian Pariwisata dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berkolaborasi untuk merevitalisasi Kota Tua, mengubahnya menjadi pusat seni, budaya, dan sejarah yang dinamis.
Salah satu upayanya adalah penyelenggaraan acara fesyen “Wisdom in the Old Town: A Lunar Celebration”. Acara ini memadukan tradisi Tahun Baru Imlek dengan sentuhan modern, menampilkan karya desainer ternama seperti Adrian Gan, Sebastian Gunawan, dan Rinaldy Yunardi. Desain mereka terinspirasi oleh budaya Tionghoa dan kekayaan warisan Nusantara.
Menpar Widiyanti optimistis kemitraan strategis ini akan berdampak positif bagi pariwisata, seni, dan budaya Indonesia. Pemilihan House of Tugu sebagai lokasi acara juga bukan tanpa alasan. Bangunan bersejarah ini, dulunya milik saudagar Tionghoa Oei Tiong Ham, menunjukkan keberagaman budaya Batavia dan kini menjadi daya tarik wisata tersendiri.
Warisan Budaya dan Keberagaman
House of Tugu menjadi bukti nyata kekayaan budaya Indonesia, termasuk pengaruh Tionghoa yang telah menyatu dalam sejarah dan masyarakat sejak masa Hindia Belanda. Menpar menekankan pentingnya melestarikan warisan budaya Tionghoa, bukan hanya untuk nilai sejarahnya, tetapi juga sebagai pengakuan atas perannya dalam membentuk identitas budaya Indonesia dan sektor pariwisata.
Selain revitalisasi Kota Tua, pemerintah juga berinvestasi dalam infrastruktur. Proyek pembangunan MRT Jakarta Fase 2A, yang menghubungkan Bundaran HI hingga Stasiun Kota, akan meningkatkan aksesibilitas ke kawasan Kota Tua. Proyek ini ditargetkan selesai pada 2027 dan 2029, bertepatan dengan perayaan 500 tahun usia Kota Jakarta.
Jakarta: Pusat Ekonomi dan Pariwisata
Pada tahun 2027, Jakarta akan merayakan 500 tahun usianya. Sebagai pusat ekonomi dan pariwisata, Jakarta terus berkembang pesat, terutama bagi masyarakat urban. Dengan berbagai upaya revitalisasi dan pembangunan infrastruktur, pemerintah berupaya menjadikan Jakarta sebagai destinasi wisata yang tak terlupakan, sekaligus meningkatkan citra Indonesia di mata dunia. Pemerintah berharap bahwa dengan memberikan kesan pertama yang positif, wisatawan akan terdorong untuk menjelajahi lebih banyak destinasi wisata di seluruh Indonesia.
Kesimpulannya, strategi pemerintah untuk meningkatkan daya tarik wisata Jakarta tidak hanya berfokus pada pembangunan infrastruktur, tetapi juga pada pelestarian dan promosi warisan budaya. Hal ini menunjukkan komitmen Indonesia untuk menampilkan kekayaan budaya dan keberagamannya kepada dunia.