Menekraf dan Menko PM Bahas DTSEN untuk Atasi Kemiskinan Ekstrem
Menteri Ekonomi Kreatif dan Menko PM membahas pemanfaatan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) untuk mengatasi kemiskinan ekstrem di Indonesia, dengan fokus pada peningkatan kesejahteraan warga melalui berbagai program pemberdayaan.

Jakarta, 31 Januari 2024 - Menteri Ekonomi Kreatif (Menekraf), Teuku Riefky Harsya, dan Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Budaya (Menko PMK), Abdul Muhaimin Iskandar, baru-baru ini menggelar pertemuan membahas pemanfaatan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). Tujuannya? Mengatasi kemiskinan ekstrem dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Pertemuan ini menyoroti pentingnya kolaborasi antar kementerian dalam memanfaatkan data terpadu untuk program-program penanggulangan kemiskinan.
DTSEN, inilah kunci utamanya. Sistem ini mengintegrasikan data sosial ekonomi warga negara dari berbagai instansi pemerintah. Data terpadu ini akan menjadi landasan perencanaan, implementasi, dan evaluasi kebijakan penanggulangan kemiskinan yang lebih efektif. Menekraf menekankan pentingnya DTSEN sebagai konsep pengelolaan data terpadu yang akan fokus pada data sosial ekonomi setiap warga negara, termasuk klasifikasi tingkat kesejahteraan sosial.
Kementerian Ekonomi Kreatif berperan penting dalam upaya ini. Fokus utamanya adalah memfasilitasi penguatan usaha ekonomi kreatif. Ini diharapkan dapat membuka lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat, terutama mereka yang berada di garis kemiskinan. Dengan mengembangkan sektor ekonomi kreatif, diharapkan mampu mendorong peningkatan kesejahteraan dan mengurangi angka kemiskinan.
Menko PMK menambahkan bahwa DTSEN mencakup indikator kemiskinan yang komprehensif, meliputi kemiskinan kultural, struktural, relatif, absolut, dan ekstrem. Data ini memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang permasalahan kemiskinan di Indonesia. Angka kemiskinan ekstrem di Indonesia cukup memprihatinkan; sekitar 3,1 juta penduduk masuk dalam kategori ini.
Untuk mengatasi kemiskinan ekstrem, Menko PMK memaparkan strategi tiga tahap. Pertama, peningkatan bantuan khusus bagi mereka yang sangat membutuhkan. Kedua, peningkatan akses dan pengembangan kapasitas skill bagi mereka yang produktif secara usia. Ketiga, mendorong kemandirian agar mereka dapat lepas dari jeratan kemiskinan ekstrem.
Inisiatif ini menargetkan mereka yang kekurangan akses makanan, air bersih, dan layanan kesehatan. Dengan pendekatan terintegrasi dan memanfaatkan data DTSEN, diharapkan program-program penanggulangan kemiskinan akan lebih tepat sasaran dan efektif dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Kolaborasi antar kementerian menjadi kunci keberhasilan upaya ini.
Kesimpulannya, pemanfaatan DTSEN menandai langkah maju dalam penanggulangan kemiskinan di Indonesia. Dengan data yang terintegrasi dan strategi yang komprehensif, diharapkan upaya penanggulangan kemiskinan dapat lebih efektif dan berdampak signifikan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kolaborasi antar kementerian dan fokus pada pemberdayaan ekonomi kreatif menjadi kunci keberhasilan program ini.