Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Artikel ini ditulis oleh
R
Reporter
  • Redaksi Merdeka
Disclaimer

Artikel ini ditulis ulang menggunakan artificial intelligence (AI). Jika ada kesalahan dalam konten, mohon laporkan ke redaksi.

Target Nol Persen Kemiskinan Ekstrem 2026: Realistis atau Sekadar Harapan?
Target Nol Persen Kemiskinan Ekstrem 2026: Realistis atau Sekadar Harapan?

Pemerintah menargetkan kemiskinan ekstrem nol persen pada 2026 dan kemiskinan relatif 4,5-5 persen pada 2029; seberapa realistiskah target ambisius ini mengingat tren penurunan kemiskinan yang melambat?

BP Taskin dan Kemenko PMK Sinergi Percepat Pengentasan Kemiskinan di Indonesia
BP Taskin dan Kemenko PMK Sinergi Percepat Pengentasan Kemiskinan di Indonesia

BP Taskin dan Kemenko PMK berkolaborasi melalui Rancangan Inpres OPPKE untuk menurunkan angka kemiskinan hingga 4,5 persen pada 2029 dan menghilangkan kemiskinan ekstrem pada 2026.

Sinergi Antar Kementerian Kunci Percepatan Pengentasan Kemiskinan di Indonesia
Sinergi Antar Kementerian Kunci Percepatan Pengentasan Kemiskinan di Indonesia

Menko PMK Muhaimin Iskandar tekankan pentingnya sinergi antar kementerian dan lembaga dalam percepatan pengentasan kemiskinan ekstrem di Indonesia, dengan memanfaatkan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).

Indonesia Bertekad Eliminasi Kemiskinan Ekstrem pada 2026
Indonesia Bertekad Eliminasi Kemiskinan Ekstrem pada 2026

Pemerintah Indonesia menargetkan angka kemiskinan ekstrem menjadi nol persen pada tahun 2026 melalui berbagai upaya percepatan dan pemanfaatan data terintegrasi.

Target Nol Persen Kemiskinan Ekstrem di 2026: Menko Muhaimin Optimistis
Target Nol Persen Kemiskinan Ekstrem di 2026: Menko Muhaimin Optimistis

Menko PMK Muhaimin Iskandar optimistis kemiskinan ekstrem di Indonesia akan mencapai nol persen pada tahun 2026 melalui berbagai strategi dan kolaborasi antar kementerian.

DTSEN: Harapan Baru Percepatan Pengentasan Kemiskinan Ekstrem di Indonesia
DTSEN: Harapan Baru Percepatan Pengentasan Kemiskinan Ekstrem di Indonesia

Penggunaan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) oleh lembaga filantropi dalam penyaluran bantuan diharapkan dapat mempercepat penurunan angka kemiskinan ekstrem di Indonesia.

Indonesia Cetak Sejarah: Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional Resmi Diluncurkan
Indonesia Cetak Sejarah: Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional Resmi Diluncurkan

Pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto meluncurkan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN), menandai tonggak sejarah baru dalam penyaluran bansos dan program pemberdayaan.

DTSEN: Awal Baru Penuntasan Kemiskinan di Indonesia?
DTSEN: Awal Baru Penuntasan Kemiskinan di Indonesia?

Menteri Koordinator PMK menerima Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) dari BPS, diharapkan menjadi solusi akurasi data untuk penuntasan kemiskinan di Indonesia.

DTSEN: Harapan Baru Percepatan Penurunan Kemiskinan di Indonesia?
DTSEN: Harapan Baru Percepatan Penurunan Kemiskinan di Indonesia?

Menteri Sosial optimis Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) akan mempercepat penurunan angka kemiskinan di Indonesia dengan intervensi tepat sasaran berkat data terintegrasi.

Mensos Ajak Kolaborasi Daerah Akselerasi Penurunan Kemiskinan Lewat DTSEN
Mensos Ajak Kolaborasi Daerah Akselerasi Penurunan Kemiskinan Lewat DTSEN

Menteri Sosial Saifullah Yusuf mengajak pemerintah daerah berkolaborasi memanfaatkan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) untuk percepatan penurunan angka kemiskinan di Indonesia.

Inpres DTSEN: Kebijakan Konkret Pemerintah untuk Kesejahteraan Rakyat
Inpres DTSEN: Kebijakan Konkret Pemerintah untuk Kesejahteraan Rakyat

Wakil Ketua DPR RI mengapresiasi Inpres Nomor 4 Tahun 2025 tentang DTSEN sebagai kebijakan konkret untuk menyejahterakan masyarakat dan mendorong pengentasan kemiskinan ekstrem.

Kolaborasi Antar Kementerian Berantas Kemiskinan Ekstrem di Desa
Kolaborasi Antar Kementerian Berantas Kemiskinan Ekstrem di Desa

Kementerian Sosial dan Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal berkolaborasi untuk memberantas kemiskinan ekstrem di desa-desa di Indonesia, memanfaatkan data DTSEN dan anggaran Dana Desa.