Menekraf Sebut PHRI Mitra Strategis Ekonomi Kreatif Indonesia
Menteri Ekonomi Kreatif (Menekraf) menyebut PHRI sebagai mitra strategis dalam pengembangan ekonomi kreatif Indonesia, menghadapi tantangan global, dan mendorong kolaborasi untuk menciptakan lapangan kerja.

Jakarta, 12 April 2024 - Menteri Ekonomi Kreatif (Menekraf), Teuku Riefky Harsya, secara resmi menyatakan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) sebagai mitra strategis Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf) dalam upaya pengembangan ekosistem ekonomi kreatif di Indonesia. Pernyataan ini disampaikan dalam acara Pengukuhan Pengurus Badan Pimpinan Pusat (BPP) PHRI periode 2025-2030 di Jakarta pada Jumat, 11 April 2024. Kerja sama ini diharapkan dapat mengatasi berbagai tantangan ekonomi global dan menciptakan lapangan kerja baru, khususnya bagi generasi muda.
Dalam keterangan persnya, Menekraf Riefky menjelaskan bahwa rantai nilai ekonomi kreatif sangat berkaitan erat dengan sektor perhotelan dan restoran. Nota kesepahaman yang telah ditandatangani pada 11 Februari lalu akan segera diimplementasikan, meskipun ada keterbatasan yang perlu diatasi. Ia menekankan pentingnya kolaborasi dengan PHRI dan berbagai pemangku kepentingan lainnya untuk menghadapi dinamika ekonomi global yang penuh tantangan.
Menekraf Riefky juga menyoroti tantangan efisiensi dan ketegangan geopolitik global yang berdampak pada berbagai sektor, termasuk perhotelan dan restoran. Sebagai respons, Kemenekraf aktif mensosialisasikan pentingnya ekonomi kreatif kepada pemerintah daerah. Hal ini telah dilakukan di hadapan 514 kepala daerah terpilih di Akmil, Malang, dengan harapan kepala daerah dapat memahami peran ekonomi kreatif sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi daerah dan membantu menyelesaikan permasalahan secara konkret.
PHRI Hadapi Tantangan Penurunan Penjualan
Ketua Umum PHRI, Hariyadi B. S. Sukamdani, mengungkapkan bahwa industri hotel dan restoran menghadapi tantangan penurunan penjualan yang signifikan di berbagai wilayah. Pasar pemerintah yang selama ini menyumbang sekitar 40 persen pendapatan sektor ini dianggap belum cukup solid. Oleh karena itu, PHRI mendorong pelaku usaha untuk mencari pasar baru dan meningkatkan kolaborasi dengan pemerintah.
Hariyadi juga memaparkan data BPS yang menunjukkan jumlah kamar hotel di Indonesia mencapai 800 ribu unit, dengan proporsi seimbang antara hotel berbintang dan non-berbintang. Namun, potensi fasilitas ruang pertemuan yang dimiliki belum dimaksimalkan secara optimal. Ia menekankan bahwa industri ini memiliki potensi besar dalam menciptakan lapangan kerja.
Ia menambahkan bahwa kerjasama dengan pemerintah sangat penting untuk menghadapi tantangan ekonomi saat ini. Dengan kolaborasi yang baik, diharapkan industri perhotelan dan restoran dapat bangkit dan berkontribusi lebih besar bagi perekonomian nasional.
Kerjasama antara Kemenekraf dan PHRI diharapkan dapat memberikan solusi konkret bagi tantangan yang dihadapi kedua sektor tersebut.
Kemenekraf Dorong Lapangan Kerja di Sektor Ekonomi Kreatif
Dalam kunjungan tersebut, Menekraf Riefky didampingi oleh Deputi Bidang Pengembangan Strategis Ekonomi Kreatif, Cecep Rukendi; Direktur Pengembangan Sistem Pemasaran dan Hubungan Kelembagaan, Radi Manggala; serta Direktur Kuliner, Andi Ruswar. Kemenekraf menargetkan penciptaan 27 juta lapangan kerja dalam 5 tahun ke depan, khususnya bagi generasi muda, dengan fokus pada lapangan kerja yang berkualitas.
Kemenekraf juga mendorong 17 subsektor ekonomi kreatif untuk mewujudkan visi misi Prabowo-Gibran, khususnya Asta Cita nomor 3, yaitu meningkatkan lapangan kerja yang berkualitas, mendorong kewirausahaan, dan mengembangkan industri kreatif. Penguatan ekosistem secara hexahelix diharapkan dapat menjadikan ekonomi kreatif sebagai mesin baru pertumbuhan ekonomi nasional.
Dengan kolaborasi yang kuat antara Kemenekraf dan PHRI, diharapkan sektor ekonomi kreatif Indonesia dapat semakin berkembang dan berkontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional. Kemitraan strategis ini menjadi langkah penting dalam menghadapi tantangan global dan menciptakan lapangan kerja yang berkualitas bagi masyarakat Indonesia.
Kerja sama ini juga diharapkan dapat meningkatkan daya saing Indonesia di kancah internasional dan memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional.