Ipemi: Ekonomi Kreatif, Mesin Baru Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia (Ipemi) menilai pengembangan ekonomi kreatif sebagai mesin baru pertumbuhan ekonomi, siap berkolaborasi dengan Kemenekraf.

Jakarta, 3 Mei 2024 - Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia (Ipemi) memberikan apresiasi tinggi terhadap upaya pengembangan ekonomi kreatif (ekraf) yang digagas Menteri Ekonomi Kreatif (Menekraf) Teuku Riefky Harsya. Ipemi menilai inisiatif ini sebagai mesin penggerak baru bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini disampaikan Ketua Umum Ipemi, Ingrid Kansil, dalam pernyataan resmi yang diterima di Jakarta pada Sabtu.
Sebelumnya, Ingrid Kansil bersama Sekretaris Jenderal Ipemi, Nurwahidah Saleh, dan jajaran pengurus lainnya telah melakukan audiensi dengan Menekraf di Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) pada Jumat (2/5). Dalam pertemuan tersebut, Ipemi menyatakan kesiapannya untuk berkolaborasi dengan Kemenparekraf dalam mengembangkan sektor ekonomi kreatif di Indonesia.
Kolaborasi ini dinilai sangat penting mengingat sebagian besar anggota Ipemi bergerak di bidang ekonomi kreatif, seperti fesyen, kuliner, dan kriya. Ipemi optimistis bahwa gebrakan Menekraf akan memberikan dampak positif terhadap peningkatan perekonomian nasional, khususnya bagi para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Delapan Program Unggulan Kemenekraf dan Dukungan Ipemi
Ipemi menyambut baik delapan program unggulan Kemenekraf yang fokus pada penguatan data ekraf, regulasi, kebijakan dan kelembagaan, peningkatan pendapatan penggiat ekraf, pengembangan infrastruktur, sinergi hexahelix, peningkatan pangsa pasar, akses pendanaan, dan penguatan ekosistem kekayaan intelektual. Ipemi, dengan jaringan yang luas hingga ke tingkat desa, siap mendukung penuh implementasi program-program tersebut.
Ingrid Kansil menjelaskan, "Ipemi secara struktur sudah berada di 36 provinsi, 380 kabupaten/kota, dan 1.000 desa. Sehingga sumber daya yang ada di daerah bisa merealisasikan program-program Kemenekraf tersebut."
Salah satu program yang mendapat perhatian khusus dari Ipemi adalah program Desa Kreatif. Program ini dinilai sangat brilian karena menekankan pemanfaatan kreativitas, inovasi, dan kearifan lokal untuk mengembangkan ekonomi dan sosial masyarakat desa.
"Kami yakin konsep ini dapat mendorong masyarakat desa untuk mengembangkan produk, jasa, dan kegiatan komunitas berbasis budaya, seni, dan teknologi. Oleh karena itu, kami tidak ragu menjadikan program ini sebagai program nasional Ipemi," ujar Ingrid.
Kontribusi Ipemi terhadap Penciptaan Lapangan Kerja dan Pertumbuhan Ekonomi
Ipemi berkomitmen untuk berkontribusi terhadap penciptaan lapangan kerja baru dan pencapaian target pertumbuhan ekonomi nasional. Hal ini sejalan dengan visi Astacita yang diusung Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, khususnya poin ketiga: Penciptaan Lapangan Kerja Berkualitas dan Pengembangan Kewirausahaan.
Dalam audiensi tersebut, Ipemi juga memamerkan sejumlah produk unggulan, seperti kain dengan pewarna alami dan kriya eco product berbahan dasar tumbuhan dan daur ulang. Ipemi menekankan pentingnya aspek keberlanjutan lingkungan dalam menghasilkan produk-produk ekonomi kreatif.
Ingrid Kansil menambahkan, "Di tengah isu perubahan iklim dan krisis ekologi, sudah saatnya ekraf Indonesia melangkah ke arah ekonomi hijau. Menggunakan bahan baku ramah lingkungan, menerapkan proses produksi yang efisien energi, dan menumbuhkan kesadaran terhadap tanggung jawab lingkungan adalah bagian dari strategi jangka panjang untuk menjadikan sektor ini benar-benar berkelanjutan."
Dengan kolaborasi antara Ipemi dan Kemenekraf, diharapkan pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia dapat berjalan lebih efektif dan efisien, sehingga mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dan kesejahteraan masyarakat.