Mengenali Pasangan: Kunci Sukses Pernikahan yang Harmonis
Psikolog Teresa Indira Andani menekankan pentingnya mengenal pasangan sebelum menikah untuk membangun hubungan jangka panjang yang sehat dan menghindari masalah seperti ghosting dan KDRT.

Jakarta, 18 Februari 2024 - Membangun rumah tangga yang harmonis membutuhkan lebih dari sekadar cinta. Menurut Psikolog klinis dewasa Teresa Indira Andani, M.Psi, dari Universitas Indonesia, mengenali pasangan secara mendalam merupakan fondasi penting sebelum menikah. Pernikahan, katanya, adalah kolaborasi jangka panjang yang menuntut pemahaman dan kesiapan dari kedua belah pihak.
Memahami Pentingnya Mengenal Pasangan
Dalam wawancara dengan ANTARA, Selasa lalu, Teresa menjelaskan bahwa interdependensi menjadi kunci keberhasilan sebuah pernikahan. Pasangan harus mampu bekerja sama, mengelola sumber daya bersama, dan menghadapi tantangan hidup secara berdampingan. Kegagalan dalam memahami karakter, nilai-nilai, dan cara pasangan menghadapi stres dan konflik dapat meningkatkan risiko ketidakcocokan, yang berpotensi berujung pada perilaku menyakitkan seperti ghosting atau bahkan KDRT.
Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa kurangnya intervensi psikologis bagi pelaku kekerasan, kontak yang masih terjalin dengan mantan pasangan (terkait anak), atau trauma bonding pada korban, turut meningkatkan risiko terjadinya KDRT. Trauma bonding sendiri menggambarkan keterikatan emosional yang kuat dengan pelaku kekerasan, meskipun korban mengalami kekerasan secara berulang.
Persiapan yang Matang: Bukan Sekadar Materi
Persiapan menuju pernikahan, menurut Teresa, bukan hanya sebatas mempersiapkan materi. Kesiapan psikologis dan emosional, serta keterampilan dalam membangun hubungan yang sehat, sama pentingnya. Pasangan perlu memahami cara berkomunikasi secara efektif, menyelesaikan konflik dengan konstruktif, dan menyepakati ekspektasi pernikahan melalui konseling pranikah atau diskusi terbuka.
Diskusi ini, idealnya, mencakup berbagai aspek penting kehidupan berumah tangga, seperti nilai-nilai yang dianut, peran masing-masing pasangan, pola asuh anak yang diinginkan, dan pengelolaan keuangan keluarga. Keterampilan dalam mengatur emosi juga krusial untuk mengelola stres dan perbedaan pendapat dengan cara yang sehat, sehingga dapat meminimalkan risiko ghosting dan KDRT.
Komunikasi dan Penyelesaian Konflik yang Sehat
Komunikasi yang efektif dan keterampilan dalam menyelesaikan konflik merupakan pilar utama pernikahan yang harmonis. Dengan kemampuan ini, pasangan dapat membangun relasi yang stabil, saling mendukung, dan mampu melewati berbagai fase kehidupan bersama. Kemampuan untuk mengelola emosi secara sehat juga sangat penting untuk menghadapi tekanan dan perbedaan pendapat tanpa merusak hubungan.
Dengan memahami pentingnya mengenal pasangan sebelum menikah, pasangan dapat membangun pondasi yang kuat untuk pernikahan yang langgeng dan bahagia. Persiapan yang matang, baik secara materi maupun psikologis, akan membantu pasangan menghadapi tantangan dan membangun hubungan yang saling mendukung dan minim konflik destruktif.
Kesimpulan
Kesimpulannya, mengenali pasangan sebelum menikah adalah langkah krusial untuk membangun hubungan yang sehat dan langgeng. Memahami karakter, nilai, dan cara pasangan menghadapi konflik merupakan kunci untuk meminimalisir risiko masalah seperti ghosting dan KDRT. Persiapan yang matang, baik secara materi maupun psikologis, serta kemampuan komunikasi dan penyelesaian konflik yang efektif, akan membantu pasangan membangun pernikahan yang harmonis dan penuh kebahagiaan.