Menpora Fokuskan Pelatnas 2025: Efisiensi Anggaran dan Prioritas Cabor
Menpora Dito Ariotedjo memfokuskan program pelatnas hanya untuk kejuaraan di tahun 2025 karena kebijakan efisiensi anggaran pemerintah, dengan prioritas pada SEA Games 2025.

Jakarta, 14 Februari 2024 - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Dito Ariotedjo, mengumumkan kebijakan baru dalam program pemusatan latihan nasional (pelatnas). Akibat kebijakan efisiensi anggaran pemerintah, pelatnas tahun ini akan difokuskan hanya untuk ajang kejuaraan yang berlangsung di tahun 2025. Pengumuman ini disampaikan langsung oleh Menpora Dito saat meninjau pembangunan Cibubur Youth Elite Sport Center di Jakarta Timur.
Efisiensi Anggaran dan Perubahan Fokus Pelatnas
Keputusan ini diambil sebagai respons terhadap pemangkasan anggaran Kemenpora sebesar Rp1,2 triliun. Anggaran semula sebesar Rp2,3 triliun kini menjadi Rp1,03 triliun setelah dilakukan rekonstruksi anggaran. Dengan anggaran yang lebih terbatas, Menpora Dito menjelaskan bahwa fokus pelatnas akan dialihkan pada cabang olahraga (cabor) prioritas yang akan berlaga di SEA Games 2025. Sebelumnya, Kemenpora telah merencanakan pelatnas jangka panjang yang lebih komprehensif, termasuk persiapan menuju Olimpiade 2028, dengan anggaran yang lebih besar.
"Sekarang kita akan fokus bagaimana pelatnas yang kita prioritaskan adalah agenda tahun ini (2025)," ujar Menpora Dito kepada awak media. Hal ini menunjukkan adanya perubahan strategi dalam pembinaan atlet nasional, yang kini lebih terkonsentrasi pada target jangka pendek.
Alokasi Anggaran Pasca Rekonstruksi
Setelah pemangkasan anggaran, alokasi dana untuk berbagai bidang di Kemenpora mengalami penyesuaian. Deputi Bidang Pelayanan Umum menerima Rp23,7 miliar, Deputi Bidang Pembudayaan Olahraga mendapat Rp80 miliar, sementara Deputi Bidang Peningkatan Prestasi mendapatkan alokasi terbesar yaitu Rp473,5 miliar. Deputi Bidang Pengembangan Industri Olahraga mendapat Rp20 miliar, Kesekretariatan Rp422 miliar, dan Lembaga Pengelola Dana Usaha Keolahragaan (LPDUK) mendapat Rp15 miliar.
Meskipun anggaran berkurang, Menpora Dito tetap optimis. "Jadi kami optimis, kami yakin dengan adanya efisiensi ini nanti akan terlihat program-program mana yang menjadi prioritas," tambahnya. Pernyataan ini menekankan komitmen Kemenpora untuk tetap menjalankan program pembinaan atlet, meskipun dengan sumber daya yang lebih terbatas.
SEA Games 2025 sebagai Prioritas Utama
SEA Games 2025 menjadi fokus utama pelatnas tahun ini. Dengan adanya pembatasan anggaran, Kemenpora akan memprioritaskan cabor yang berpotensi meraih medali di ajang tersebut. Seleksi atlet dan program latihan akan dirancang secara spesifik untuk mencapai target prestasi optimal di SEA Games 2025. Setelah SEA Games 2025, pelatnas akan berlanjut untuk persiapan ASEAN Games, ASEAN Para Games, dan SEA Para Games pada tahun 2026.
Kebijakan ini menunjukkan adanya perubahan strategi dalam pengelolaan anggaran dan program pembinaan olahraga di Indonesia. Fokus pada efisiensi dan prioritas pada ajang terdekat diharapkan dapat menghasilkan prestasi maksimal dengan sumber daya yang tersedia. Langkah ini juga menunjukkan adaptasi Kemenpora terhadap kondisi ekonomi terkini dan komitmen untuk tetap mendukung kemajuan olahraga nasional.
Kesimpulan
Pemangkasan anggaran memaksa Kemenpora untuk melakukan refocusing program, dengan prioritas utama pada SEA Games 2025. Meskipun anggaran berkurang, Kemenpora tetap optimis dan berkomitmen untuk mencapai prestasi terbaik di ajang tersebut dan selanjutnya. Langkah ini menandai perubahan strategi dalam pembinaan atlet dan pengelolaan anggaran di lingkungan Kemenpora.