PABSI Bersyukur Dapat Anggaran Pelatnas Rp15,9 Miliar dari Kemenpora untuk Olimpiade 2024 dan 2028
Pengurus Besar PABSI bersyukur menerima anggaran Rp15,9 miliar dari Kemenpora untuk pelatnas, hingga akhir 2025, demi mempertahankan prestasi di Olimpiade Paris 2024 dan Los Angeles 2028.

Jakarta, 23 April 2024 - Pengurus Besar Perkumpulan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABSI) menyampaikan rasa syukur atas diterimanya anggaran pelatihan nasional (pelatnas) dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Anggaran tersebut akan mendukung persiapan atlet angkat besi Indonesia menghadapi Olimpiade Paris 2024 dan Olimpiade Los Angeles 2028.
Sekretaris Jenderal PB PABSI, Djoko Pramono, menyatakan bahwa anggaran yang diajukan sesuai kebutuhan. "Memang yang PB PABSI ajukan sesuai kebutuhan saja. Dapat sebesar itu sudah kami syukuri karena pelatnas PB PABSI bisa berjalan sampai dengan 31 Desember 2025," ujar Djoko kepada ANTARA di Jakarta.
Kemenpora mengalokasikan anggaran pelatnas jangka panjang kepada 13 cabang olahraga yang lolos kualifikasi Olimpiade Paris 2024, kecuali sepak bola. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam mendukung prestasi olahraga Indonesia di kancah internasional.
Raihan Medali dan Alokasi Anggaran
PB PABSI, yang telah menyumbangkan satu medali emas Olimpiade Paris 2024 melalui Rizki Juniansyah, menerima anggaran sebesar Rp15,9 miliar. Besaran anggaran ini berbeda dengan cabang olahraga lain, misalnya panjat tebing yang juga meraih emas Olimpiade 2024, namun menerima anggaran Rp24,9 miliar. Perbedaan ini perlu dikaji lebih lanjut untuk memastikan keadilan distribusi anggaran.
Dari total anggaran Kemenpora sebesar Rp420,2 miliar, cabang olahraga sepak bola menerima porsi terbesar, yaitu hampir sepertiganya (Rp199,780 miliar). Cabang olahraga lain yang menerima anggaran signifikan antara lain bulu tangkis (Rp37,6 miliar), panahan (Rp20,3 miliar), atletik (Rp19,9 miliar), dayung (Rp19,2 miliar), menembak (Rp18 miliar), balap sepeda (Rp13,4 miliar), judo (Rp10,6 miliar), renang (Rp9,8 miliar), surfing (Rp8,9 miliar), dan senam (Rp8,8 miliar).
Angkat besi telah menjadi salah satu penyumbang medali Olimpiade bagi Indonesia. Prestasi gemilang ini telah ditorehkan oleh para atlet sepanjang sejarah keikutsertaan Indonesia di Olimpiade.
Jejak Prestasi Angkat Besi Indonesia di Olimpiade
- Olimpiade 2000: Raema Lisa Rumbewas (perak), Sri Indriyani dan Winarni (perunggu).
- Olimpiade 2004: Raema Lisa Rumbewas (perak).
- Olimpiade Beijing 2008: Eko Yuli Irawan, Triyatno, dan Raema Lisa Rumbewas (masing-masing perunggu).
- Olimpiade London 2012: Triyatno dan Citra Febriyanti (masing-masing perak), Eko Yuli Irawan (perunggu).
- Olimpiade Rio 2016: Eko Yuli Irawan dan Sri Wahyuni Agustiani (masing-masing perak).
- Olimpiade Tokyo 2020: Eko Yuli Irawan (perak), Lalu Rahmat Erwin Abdullah dan Windy Cantika Aisah (masing-masing perunggu).
Dengan dukungan anggaran yang ada, PB PABSI akan mengikuti berbagai event internasional sesuai kebutuhan dan penyesuaian anggaran, seperti yang dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya. "Seperti biasanya kami pilih (event internasional) yang perlu saja," jelas Djoko.
Komitmen Menuju Olimpiade 2028
PB PABSI berkomitmen untuk terus menjalankan pelatnas secara intensif. Tujuannya adalah untuk mempertahankan prestasi dan bahkan meningkatkannya pada Olimpiade Los Angeles 2028. Dengan dukungan pemerintah dan kerja keras para atlet, diharapkan Indonesia dapat kembali mengharumkan nama bangsa di kancah internasional.
Anggaran yang diberikan akan digunakan secara efektif dan efisien untuk mendukung program pelatihan, pembinaan atlet, serta partisipasi dalam berbagai kejuaraan internasional sebagai bagian dari persiapan menuju Olimpiade 2028. PB PABSI berharap dapat memberikan yang terbaik bagi Indonesia.