36 Biksu Thudong Tiba di Candi Borobudur, Jalani Ritual Suci Waisak
Perjalanan ribuan kilometer berakhir: 36 Biksu Thudong dari Thailand tiba di Candi Borobudur untuk memperingati Waisak 2569 BE, disambut hangat oleh Wakil Menteri Ekonomi Kreatif.
Sebanyak 36 Biksu Thudong asal Thailand telah menyelesaikan perjalanan panjang mereka, tiba di Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, pada Sabtu, 10 Mei 2024. Kedatangan mereka disambut meriah, menandai puncak perjalanan spiritual ribuan kilometer yang telah mereka tempuh. Perjalanan ini bukan hanya perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan spiritual menuju Candi Borobudur, salah satu situs warisan dunia UNESCO, untuk memperingati Hari Raya Waisak 2569 BE.
Wakil Menteri Ekonomi Kreatif, Irene Umar, turut hadir menyambut kedatangan para Biksu Thudong. Beliau memberikan rangkaian bunga sedap malam sebagai simbol penghormatan dan penyambutan hangat bagi para peziarah yang telah menempuh perjalanan panjang dan melelahkan. Kehadiran beliau juga menunjukkan apresiasi pemerintah Indonesia atas perjalanan spiritual yang dilakukan para biksu tersebut.
Kedatangan para Biksu Thudong di Candi Borobudur disambut oleh pejabat terkait lainnya. Para biksu langsung menuju pelataran Candi Borobudur dan disambut dengan penuh penghormatan. Momen kedatangan ini menjadi bukti nyata pentingnya Candi Borobudur, tidak hanya bagi Indonesia, tetapi juga bagi dunia internasional, sebagai destinasi spiritual yang dihormati.
Perjalanan Spiritual Menuju Candi Borobudur
Perjalanan Thudong yang dilakukan para biksu ini merupakan tradisi spiritual yang telah berlangsung lama. Mereka berjalan kaki ribuan kilometer, melewati berbagai rintangan dan tantangan, sebagai bentuk persembahan dan dedikasi spiritual mereka. Perjalanan ini juga menjadi bukti tekad dan keuletan para biksu dalam menjalankan ajaran agama Buddha.
Kedatangan mereka di Candi Borobudur untuk memperingati Waisak 2569 BE memiliki makna yang sangat mendalam. Waisak merupakan hari raya suci bagi umat Buddha yang diperingati setiap tahunnya. Perjalanan panjang para Biksu Thudong ini menjadi bagian dari perayaan Waisak yang sakral dan penuh makna.
Wakil Menteri Irene Umar menyampaikan, "Kita ada di sini untuk menyambut mereka. Ini menunjukkan pentingnya Candi Borobudur di mata warga Indonesia bahkan seluruh dunia." Pernyataan ini menekankan nilai Candi Borobudur sebagai situs bersejarah dan spiritual yang dihormati baik di tingkat nasional maupun internasional.
Ritual Pradaksina di Candi Borobudur
Setibanya di Candi Borobudur, para Biksu Thudong langsung melakukan ritual pradaksina, yaitu berjalan mengelilingi stupa induk Candi Borobudur. Ritual ini merupakan bagian penting dari ibadah mereka, sebagai bentuk penghormatan dan permohonan berkah.
Pradaksina dilakukan dengan penuh khusyuk dan ketenangan, mencerminkan kedalaman spiritual para Biksu Thudong. Mereka berjalan dengan langkah perlahan, sembari memanjatkan doa dan permohonan. Ritual ini menjadi momen sakral yang menyatukan para biksu dengan Candi Borobudur, tempat suci yang penuh dengan sejarah dan nilai spiritual.
Kegiatan ritual ini juga menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung Candi Borobudur. Kehadiran para Biksu Thudong dan pelaksanaan ritual pradaksina menambah kekayaan spiritual dan budaya di kawasan Candi Borobudur.
Kedatangan para Biksu Thudong di Candi Borobudur merupakan peristiwa penting yang memperkuat nilai spiritual dan budaya Candi Borobudur sebagai situs warisan dunia. Perjalanan panjang dan ritual suci yang mereka lakukan menjadi inspirasi bagi kita semua untuk selalu mengejar nilai-nilai spiritual dan kebijaksanaan dalam kehidupan.