500 Personel Bersihkan Sampah Pascabanjir Cililitan, Jaktim
Pemkot Jaktim kerahkan 500 personel gabungan untuk membersihkan sampah dan lumpur sisa banjir di Cililitan Kecil dan beberapa kelurahan lainnya setelah Kali Ciliwung meluap.
Banjir yang disebabkan meluapnya Kali Ciliwung di Cililitan Kecil, Kramat Jati, Jakarta Timur pada Selasa, 11 Maret 2024, telah meninggalkan tumpukan sampah dan lumpur yang signifikan. Pemerintah Kota Jakarta Timur (Pemkot Jaktim) langsung merespon dengan mengerahkan 500 personel gabungan untuk membersihkan area tersebut. Kegiatan bersih-bersih ini melibatkan berbagai unsur, termasuk petugas PPSU, Sumber Daya Air (SDA), Sudin Gulkarmat, Satpol PP, dan UKPD lainnya. Pembersihan besar-besaran ini difokuskan di enam kelurahan yang terdampak, termasuk Cililitan.
Menurut Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Jakarta Timur, Iin Mutmainnah, "Pascabanjir kan menyisakan sampah yang luar biasa khususnya dari enam area kelurahan. Kami langsung membersihkan melibatkan 500 personel gabungan khusus di Cililitan kecil atau Kelurahan Cililitan." Jumlah personel yang besar ini menunjukkan keseriusan Pemkot Jaktim dalam menangani dampak banjir tersebut. Pembersihan tidak hanya mencakup sampah, tetapi juga lumpur yang menempel di berbagai tempat, yang membutuhkan penanganan khusus.
Iin Mutmainnah menambahkan bahwa pembersihan di lima kelurahan lain yang terdampak, yaitu Bidara Cina, Kampung Melayu, Balekambang, Cawang, dan Gedong, sudah hampir selesai. Namun, Cililitan Kecil membutuhkan penanganan lebih intensif karena kondisi geografisnya yang sempit dan sulit dijangkau alat berat. "Kesulitannya ya jangkauan alat yang tidak bisa masuk, karena memang lingkungan di sini, Cililitan Kecil itu sempit," jelas Iin.
Penanganan Sampah dan Lumpur di Cililitan Kecil
Pembersihan di Cililitan Kecil menghadapi tantangan tersendiri karena akses yang terbatas. Alat-alat berat seperti mobil Gulkarmat dan mesin pembersih lainnya sulit untuk masuk ke gang-gang sempit. Oleh karena itu, petugas harus bekerja ekstra keras dengan menggunakan alat-alat yang lebih sederhana dan manual. Kondisi ini membutuhkan waktu dan tenaga yang lebih banyak dibandingkan dengan daerah yang lebih mudah diakses.
Kepala Suku Dinas (Kasudin) Lingkungan Hidup Kota Jakarta Timur, Eko Gumelar, menjelaskan strategi yang digunakan dalam pembersihan. Pihaknya mengerahkan berbagai armada, termasuk gerobak dorong, gerobak motor, truk sampah, dan mesin angkut (shovel loader). Selain itu, setiap satuan tugas (satgas) di kelurahan juga menggunakan truk organik untuk mengangkut sampah dan lumpur. Eko menyebutkan, "Armadanya hari ini sekitar 30 truk kyper (sampah), kemudian masing-masing kelurahan membawa gerobak motor, gerobak celeng, shovel loader ada dua, kemudian ekskavator mininya satu, lalu ekskavator spider ada satu."
Tidak hanya fokus di Cililitan Kecil, Sudin LH Jakarta Timur juga mengerahkan 100 personel untuk membantu pembersihan di Balekambang dan 100 personel lainnya di Cawang. Hal ini menunjukkan bahwa Pemkot Jaktim mendistribusikan sumber daya secara merata untuk memastikan pembersihan pascabanjir dilakukan secara efektif di seluruh wilayah yang terdampak.
Banjir di Jakarta Timur kali ini mencapai ketinggian tiga meter di beberapa titik. Pemkot Jaktim telah mengerahkan seluruh sumber daya manusia (SDM), tenaga operasional, dan kendaraan untuk mempercepat proses pembersihan. Kerja keras dan koordinasi yang baik antar instansi terkait menjadi kunci keberhasilan dalam mengatasi dampak banjir ini.
Pembersihan pascabanjir di Cililitan Kecil dan sekitarnya merupakan contoh nyata dari respon cepat dan efektif pemerintah daerah dalam menangani bencana alam. Dengan mengerahkan ratusan personel dan berbagai armada, Pemkot Jaktim berupaya untuk memulihkan kondisi lingkungan dan memberikan kenyamanan bagi warga yang terdampak.