BBI Pariaman Raup Rp63 Juta dari Penjualan Benih Lele, Target PAD Belum Tercapai
Balai Benih Ikan (BBI) Pariaman berhasil memasarkan 503 kg calon indukan lele dan 115.000 benih lele pada 2024, menghasilkan pendapatan asli daerah (PAD) sebesar Rp63.230.000, meskipun masih di bawah target.
Balai Benih Ikan (BBI) Kota Pariaman, Sumatera Barat, berhasil memasarkan 503 kilogram calon indukan lele mutiara kepada berbagai daerah di Sumatera sepanjang tahun 2024. Penjualan ini menghasilkan pendapatan asli daerah (PAD) dan memberikan kontribusi pada peningkatan perekonomian masyarakat. Usaha ini dilakukan dengan kerja sama Balai Riset Pembudidayaan Ikan Kementerian Kelautan dan Perikanan, memastikan akses benih berkualitas dengan harga terjangkau.
Kepala BBI Kota Pariaman, Bahagia Fitri, menjelaskan bahwa ukuran indukan lele yang dipasarkan bervariasi, mulai dari 400 gram hingga 15.000 gram per ekor. Harga jual ditetapkan sebesar Rp70.000 per kilogram, mengalami kenaikan Rp10.000 dari tahun sebelumnya karena peningkatan biaya operasional. Pembeli berasal dari berbagai daerah di Sumatera Barat, seperti Padang, Agam, Payakumbuh, Limapuluh Kota, dan Pesisir Selatan, serta beberapa provinsi lain seperti Jambi, Sumatera Utara, dan Aceh.
Dari penjualan calon indukan lele tersebut, BBI Pariaman berhasil menyumbangkan PAD sebesar Rp39.780.000 pada tahun 2024. Namun, BBI tidak hanya fokus pada pendapatan, melainkan juga pada peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui penyediaan benih ikan berkualitas. Hal ini sejalan dengan komitmen BBI untuk mendukung sektor perikanan di daerah.
Produksi Benih dan Ikan Konsumsi BBI Pariaman
Selain memasarkan calon indukan lele, BBI Pariaman juga menjual benih lele dengan jumlah produksi mencapai 115.000 ekor pada tahun 2024. Harga jual benih lele bervariasi, berkisar antara Rp100 hingga Rp150 per ekor, bergantung pada ukurannya (3-12 cm). BBI juga memproduksi ikan lele siap konsumsi dengan total berat 800 kilogram dan harga jual Rp12.000 per kilogram.
Total PAD yang diperoleh BBI Pariaman pada tahun 2024 mencapai Rp63.230.000, angka ini masih di bawah target yang ditetapkan sebesar Rp142 juta, dan lebih rendah dibandingkan capaian pada tahun 2022 dan 2023 yang melebihi Rp120 juta. Penurunan ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk penurunan kualitas dan kuantitas sumber daya air.
Untuk mengatasi kendala tersebut, BBI Pariaman berencana untuk membangun sumber air mandiri dan independen, serta memasang jaringan pipanisasi untuk kolam pemeliharaan ikan. Selain itu, peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) melalui pelatihan dan kunjungan kerja juga menjadi prioritas, mengingat mayoritas staf BBI Pariaman masih tergolong baru.
Tantangan dan Langkah ke Depan BBI Pariaman
Meskipun menghadapi tantangan, BBI Pariaman tetap berkomitmen untuk meningkatkan produksi calon indukan dan benih lele guna meningkatkan PAD dan perekonomian masyarakat. Mereka menyadari pentingnya peran BBI dalam mendukung budidaya lele, salah satu komoditas perikanan yang cukup diminati. Ke depan, upaya peningkatan kualitas dan kuantitas produksi, serta pengembangan sumber daya manusia akan menjadi fokus utama BBI Pariaman.
Bahagia Fitri menambahkan, "Meskipun PAD tahun ini di bawah target, yang terpenting adalah BBI dapat berkontribusi dalam meningkatkan perekonomian masyarakat dengan menyediakan calon indukan lele yang berkualitas." Ia juga menekankan pentingnya pengembangan sumber daya air dan peningkatan kapasitas SDM untuk mencapai target PAD di tahun-tahun mendatang. BBI Pariaman berharap dapat terus berperan aktif dalam memajukan sektor perikanan di Kota Pariaman dan sekitarnya.
Keberhasilan BBI Pariaman dalam memasarkan benih lele menunjukkan potensi besar sektor perikanan di Sumatera Barat. Dengan dukungan pemerintah dan inovasi berkelanjutan, diharapkan sektor ini dapat semakin berkembang dan memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian daerah.