BNPB Padamkan Karhutla di Sumsel dan Kalteng, Waspada Musim Kemarau!
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berhasil memadamkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumatera Selatan dan Kalimantan Tengah, namun kewaspadaan tetap diperlukan selama musim kemarau.
Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang melanda Sumatera Selatan dan Kalimantan Tengah telah berhasil dipadamkan oleh tim gabungan pemadam kebakaran. Peristiwa ini terjadi pada Rabu, 14 Mei 2025, sekitar pukul 16.08 WIB, di dua desa di Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, dan di Kabupaten Kotawaringin Barat serta Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah. Luas lahan yang terbakar mencapai 2,25 hektare di Sumatera Selatan dan 0,5 hektare di masing-masing kabupaten di Kalimantan Tengah. Beruntung, tidak ada korban jiwa dilaporkan dalam peristiwa ini.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, memberikan keterangan resmi terkait peristiwa tersebut. Ia menjelaskan bahwa titik api di Sumatera Selatan teridentifikasi di Desa Parit dan Desa Palem Raya. Meskipun lahan yang terbakar cukup luas, tim BPBD Ogan Ilir berhasil memadamkan seluruh titik api dengan cepat dan efektif. Hal serupa juga terjadi di Kalimantan Tengah, dimana seluruh titik api berhasil dipadamkan dan situasi dinyatakan terkendali.
Peristiwa ini menjadi pengingat penting akan bahaya karhutla dan perlunya kewaspadaan, terutama selama musim kemarau. BNPB menekankan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi potensi peningkatan risiko karhutla di berbagai daerah. Abdul Muhari juga mengingatkan pentingnya kewaspadaan menghadapi musim kemarau yang berpotensi meningkatkan risiko karhutla di berbagai daerah. "Kami mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan melaporkan segera jika melihat adanya titik api," katanya.
Penanganan Karhutla di Sumatera Selatan dan Kalimantan Tengah
Di Sumatera Selatan, karhutla terjadi di lahan mineral seluas 2,25 hektare di Desa Parit dan Desa Palem Raya, Kabupaten Ogan Ilir. Berkat respon cepat BPBD setempat, api berhasil dipadamkan tanpa menimbulkan korban jiwa. Proses pemadaman dilakukan secara terkoordinasi dan efektif, sehingga mencegah meluasnya kebakaran.
Sementara itu, di Kalimantan Tengah, karhutla terjadi di Kabupaten Kotawaringin Barat dan Kabupaten Gunung Mas, masing-masing dengan luas lahan terbakar 0,5 hektare. Tim pemadam kebakaran berhasil mengendalikan dan memadamkan api dengan cepat, sehingga mencegah kerusakan yang lebih besar. Situasi di kedua kabupaten tersebut kini telah terkendali.
BNPB mengapresiasi kerja keras tim gabungan yang berhasil memadamkan karhutla di kedua provinsi tersebut. Keberhasilan ini menunjukkan pentingnya koordinasi dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana. Kecepatan respon dan penanganan yang tepat menjadi kunci keberhasilan dalam meminimalisir dampak karhutla.
Antisipasi dan Pencegahan Karhutla
Meskipun karhutla di Sumatera Selatan dan Kalimantan Tengah telah berhasil dipadamkan, BNPB tetap mengingatkan pentingnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan menghadapi musim kemarau. Data dari Pusdalops BNPB mencatat 38 kejadian karhutla di Kalimantan Tengah dari Januari hingga pertengahan Mei 2025, dengan 180 titik panas dan total lahan terdampak 25,46 hektare.
Kabupaten Sukamara menjadi wilayah dengan lahan terbakar terluas (6,90 hektare), diikuti Kabupaten Barito Utara (4,01 hektare). Penyebab karhutla masih dalam penyelidikan. BNPB merekomendasikan pemerintah daerah untuk meningkatkan kesiapsiagaan dengan menyiapkan peralatan pemadaman, kendaraan operasional, personel, dan anggaran cadangan.
Enam provinsi prioritas rawan karhutla, yaitu Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan, Jambi, dan Riau, perlu memperkuat langkah kesiapsiagaan. Hal ini meliputi pelatihan bagi petugas pemadam kebakaran, sosialisasi kepada masyarakat, dan patroli rutin untuk mencegah terjadinya karhutla.
Pencegahan dini dan kesiapsiagaan menjadi kunci utama dalam meminimalisir dampak karhutla. Dengan meningkatkan koordinasi dan kerja sama antar instansi, diharapkan kejadian serupa dapat dihindari di masa mendatang. Masyarakat juga diimbau untuk berperan aktif dalam mencegah karhutla dengan tidak membakar lahan sembarangan.
Kejadian karhutla ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak. Pentingnya kesiapsiagaan dan kolaborasi antar instansi dalam menghadapi bencana alam tidak dapat diabaikan. Dengan meningkatkan kewaspadaan dan melakukan langkah-langkah pencegahan yang tepat, diharapkan kejadian karhutla dapat diminimalisir di masa mendatang.